
Apa itu Doxing? Ini Langkah yang Harus Dilakukan & Hukuman untuk Pelakunya!
Belakangan, istilah doxing sering muncul saat ada kasus viral di media sosial. Tapi, apa sih sebenarnya doxing itu? Tindakan ini bukan sekadar ribut-ribut di internet, doxing bisa berdampak serius dan bahkan berujung pada hukum.
Istilahnya sendiri berasal dari frasa “dropping dox,” yang artinya menyebarkan dokumen pribadi seseorang tanpa izin.
Kalau kamu penasaran soal apa itu doxing, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa bisa berbahaya, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Hati-Hati dalam Berkomentar: Kenali 5 Adab Menggunakan Media Sosial
Apa itu Doxing?
Doxing adalah tindakan membongkar dan menyebarkan informasi pribadi seseorang di internet tanpa izin, dengan tujuan merugikan atau mempermalukan korban.
Informasi yang dibagikan bisa macam-macam, mulai dari nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, foto pribadi, hingga data sensitif lain yang seharusnya bersifat rahasia.
Istilah doxing sendiri berasal dari kata “dropping documents” atau “dropping dox.” Menurut Britannica, awalnya, istilah ini populer di kalangan hacker pada era 1990-an, saat identitas anonim masih dianggap hal yang sakral di dunia maya.
Ketika terjadi konflik antar-hacker, salah satu cara untuk menyerang adalah dengan membocorkan identitas asli lawan, yang sebelumnya hanya dikenal lewat nama pengguna atau alias online.
Lama kelamaan, istilah “dox” mulai digunakan sebagai kata kerja, dan muncullah istilah doxing seperti yang kita kenal sekarang.
Mengapa Doxing Terjadi?
Ada alasan mengapa doxing terjadi. Motivasinya bisa bermacam-macam, tergantung dari niat si pelaku dan situasi yang sedang terjadi. Berikut beberapa alasan umum:
- Balas Dendam: Ini salah satu motif paling sering muncul. Pelaku merasa pernah disakiti, dipermalukan, atau dirugikan oleh seseorang, lalu memutuskan untuk membalas lewat penyebaran data pribadi.
- Merasa Membela Keadilan: Ada juga pelaku yang menganggap tindakannya sebagai “aksi bela kebenaran.” Misalnya, seseorang yang dianggap berperilaku buruk atau kontroversial di dunia maya, lalu identitasnya dibongkar ke publik sebagai bentuk “hukuman sosial.”
- Persaingan dan Ego: Di beberapa komunitas, seperti dunia hacker, doxing kadang dilakukan untuk menunjukkan dominasi atau kekuatan. Misalnya, membocorkan identitas lawan sebagai bentuk “unjuk gigi” bahwa dia bisa menembus batas privasi orang lain.
- Motif Politik: Enggak jarang, doxing dipakai sebagai senjata dalam konflik ideologi atau perbedaan pandangan politik. Seseorang bisa ditarget hanya karena mendukung kubu tertentu, menyuarakan opini yang enggak populer, atau aktif dalam gerakan yang bertentangan dengan pandangan pelaku.
- Korban Penipuan: Kadang, orang yang jadi korban penipuan malah bisa ikut melakukan doxing tanpa sadar. Misalnya, karena kesal, mereka membagikan informasi pribadi si penipu, seperti nama lengkap, alamat, atau foto ke media sosial.
Baca juga: Daftar Hukuman Pelaku Doxing di Media Sosial Akibat Bocorkan Data Privasi Orang
Cara Pelaku Doxing Bekerja
Doxing enggak terjadi secara tiba-tiba. Ada proses di balik yang seringkali mengerikan. Proses ini seringkali memanfaatkan jejak digital yang kita tinggalkan sendiri tanpa sadar
Pelaku doxing biasanya mengumpulkan potongan informasi kecil yang tersebar di internet korban, lalu menyusunnya hingga membentuk gambaran lengkap tentang identitas seseorang.
Nah, berikut beberapa cara umum yang sering dipakai dalam aksi doxing:
1. Melacak Username yang Sama
Banyak orang yang menggunakan nama pengguna (username) yang sama untuk media sosialnya agar mudah diingat. Di sisi lain, ini bisa menjadi kesempatan pelaku doxing saat ingin menelusuri privasi kamu, baik melalui Google atau di platform-nya langsung.
Dari satu username, pelau bisa menelusuri akun media sosial, forum, atau situs lainnya yang pernah kita pakai, lalu menyusun profil lengkap soal kebiasaan, minat, atau bahkan kehidupan pribadi.
2. Stalking Media Sosial
Akun media sosial yang terbuka bisa jadi tambang emas informasi. Dari foto, lokasi, daftar teman, sampai nama hewan peliharaan, semua bisa digunakan untuk menggali informasi lebih dalam.
Bahkan, informasi kecil seperti nama sekolah atau tanggal ulang tahun bisa membantu pelaku menjawab pertanyaan keamanan dan membobol akun lain.
3. Pencarian Nomor HP
Nomor HP termasuk privasi, bukan? Itulah mengapa, kamu harus berhati-hati memberikan nomor pribadi. Karena, jika sudah tersebar ini bisa menjadi celah bagi penjahat untuk “kepo” tentang diri kamu.
Sekali pelaku tahu nomor HP kamu, mereka bisa menggunakan layanan seperti reverse phone lookup untuk mencari tahu siapa pemilik nomor itu.
Ada situs yang bahkan menawarkan informasi tambahan jika pengguna bersedia membayar.
4. Melacak Alamat IP
Mungkin cara yang satu ini enggak bisa dilakukan oleh setiap orang, hanya orang-orang tertentu saja, terutama yang punya keahlian IT yang dapat melacak alamat IP calon korbannya.
Dengan mengetahui alamat IP, pelaku bisa melacak lokasi kasar seseorang. Kalau mereka cukup lihai, mereka bisa memakai trik social engineering untuk mengorek info lebih lanjut dari penyedia layanan internet, atau bahkan mencoba membobol jaringan korban.
5. Penyadapan Data
Buat pelaku doxing yang paham dunia jaringan dan teknologi, menyadap data bisa jadi salah satu cara paling efektif.
Mereka bisa menyusup ke jaringan internet yang kamu pakai, terutama kalau kamu terhubung ke WiFi publik.
Informasi yang mereka intip bisa macam-macam, mulai dari password akun, isi email, hingga data rekening. Yang bikin bahaya, korban biasanya enggak sadar kalau koneksi WiFi yang digunakan ternyata enggak aman.
Itulah kenapa penting banget untuk hati-hati saat terhubung ke jaringan publik dan sebisa mungkin pakai VPN untuk mengamankan koneksi.
Cara Mencegah Doxing di Media Sosial
Ada beberapa langkah sederhana tapi efektif yang bisa kamu lakukan untuk menjaga data pribadimu tetap aman:
1. Batasi Informasi Pribadi yang Kamu Bagikan
Positng momen di media sosial memang menyenangkan. Tapi, mulailah dengan menyaring informasi apa saja yang benar-benar perlu kamu unggah.
Hindari membagikan alamat rumah, nomor telepon, tempat kerja, atau detail keluarga secara terbuka di media sosial.
Kalau kamu belum sempat, coba edit ulang akun-akunmu dan atur privasinya, misalnya hanya teman dekat yang bisa melihat postingan tertentu.
2. Gunakan Keamanan Digital yang Kuat
Aktifkan verifikasi dua langkah (two-factor authentication) di semua akun penting seperti email dan media sosial.
Pastikan juga kamu pakai password yang berbeda-beda untuk setiap akun, dan hindari kombinasi yang mudah ditebak.
Ada juga layanan seperti Have I Been Pwned yang bisa bantu cek apakah emailmu pernah bocor dalam insiden keamanan.
3. Selalu Waspada Saat Posting
Kadang tanpa sadar kita membagikan terlalu banyak info dari satu postingan. Misalnya, tag lokasi saat kamu masih berada di tempat itu, atau memperlihatkan dokumen penting di latar belakang foto.
Sebisa mungkin hindari update lokasi secara real-time dan pastikan foto atau video yang kamu unggah enggak mengandung informasi sensitif.
4. Gunakan VPN Saat Menggunakan WiFi
VPN (Virtual Private Network) bisa membantu menyamarkan alamat IP kamu dan melindungi aktivitas onlinemu dari pelacakan.
Ini penting apalagi kalau kamu sering pakai jaringan WiFi publik, yang biasanya lebih rawan disusupi oleh hacker.
—
Selain pencegahan di atas, pastikan juga untuk membuat password yang kuat dan unik di media sosial, agar hacker kesulitan memasuki akun pribadimu.
Juga, jangan sembarangan membuka link dari orang asing, karena bisa jadi itu menjadi celah mereka untuk nge-hack HP atau laptop pribadimu!
Baca juga: Hati-Hati dalam Berkomentar: Kenali 5 Adab Menggunakan Media Sosial
Langkah yang Bisa Diambil Jika Terkena Doxing
Saat informasi pribadimu tersebar tanpa izin, wajar kalau kamu merasa panik atau bingung harus mulai dari mana. Tapi, penting untuk tetap tenang dan bertindak cepat.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk mengurangi risiko dan melindungi dirimu lebih lanjut:
1. Kumpulkan Bukti Secepatnya
Segera ambil screenshot dari unggahan, komentar, atau pesan yang menyebarkan data pribadimu.
Simpan juga email, pesan suara, atau bentuk komunikasi lain yang berkaitan dengan insiden tersebut. Bukti ini akan sangat berguna jika kamu ingin melapor secara hukum.
2. Laporkan ke Platform Terkait
Setiap media sosial biasanya punya fitur pelaporan untuk konten berbahaya atau pelanggaran privasi. Gunakan fitur ini untuk meminta penghapusan informasi yang dibagikan tanpa izin. Semakin cepat kamu melapor, semakin kecil kemungkinan datamu menyebar lebih luas.
3. Amankan Akun-Akunmu
Ubah semua password, mulai dari email, media sosial, hingga akun layanan online lainnya. Aktifkan two-factor authentication untuk menambah lapisan keamanan. Kalau perlu, kamu bisa menonaktifkan sementara akunmu agar pelaku enggak punya celah untuk menyusup lagi.
4. Jangan Hadapi Sendiri
Ceritakan kondisi ini ke orang terdekat, baik keluarga maupun teman. Mereka bisa membantu memantau akun-akunmu atau memberi dukungan moral.
Kalau kamu merasa overwhelmed, enggak ada salahnya konsultasi dengan pengacara yang paham soal kejahatan digital atau perlindungan privasi.
5. Laporkan ke Pihak Berwenang
Banyak yang masih mengira doxing cuma perkara sepele di internet. Padahal, tindakan menyebarkan data pribadi orang lain tanpa izin bisa masuk kategori kejahatan, dan pelakunya bisa dikenai sanksi pidana.
Jadi, kalau kamu jadi korban, jangan anggap remeh. Langkah terbaik adalah segera lapor ke polisi.
Karena doxing termasuk salah satu bentuk cyberbullying, penanganannya pun bisa dilakukan lewat jalur hukum. Apalagi kalau penyebaran data itu sampai menyebabkan ancaman, pencemaran nama baik, atau kerugian secara materiil.
Kamu bisa cek apa saja hukuman pelaku doxing di sini: Daftar Hukuman Pelaku Doxing di Media Sosial Akibat Bocorkan Data Privasi Orang
Baca juga: Umbar Cerita Sedih, Ini Penyebab Sadfishing Netizen di Media Sosial
Nah, itu dia beberapa informasi seputar doxing. Jadi, mulai sekarang, lebih hati-hati deh dalam membagikan informasi pribadi di media sosial.
Jangan sampai kita jadi korban hanya karena ceroboh. Selalu waspada dan jaga privasimu, ya!
Comments
(0 comments)
You need login/sign up to post comment
Login / Sign Up