Umbar Cerita Sedih, Ini Penyebab Sadfishing Netizen di Media Sosial
Media sosial kini bukan hanya sekedar tempat untuk berinteraksi dengan teman-teman online, tapi juga seringkali menjadi praktik fenomena sadfishing. Sadfishing adalah bentuk postingan yang dapat mengganggu banyak pihak, ini juga bisa menjadi indikator adanya masalah dalam kesehatan mental.
Penasaran tentang apa itu sadfishing, penyebab, dan apa dampaknya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini!
Baca juga: Hati-Hati dalam Berkomentar: Kenali 5 Adab Menggunakan Media Sosial
Sadfishing Adalah
Sadfishing adalah ketika seseorang membagikan kesedihan atau ketidakbahagiaan mereka di media sosial melalui foto, tweet, atau cerita sedih dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dan perhatian dari audiensnya.
Menurut Choosing Therapy, meskipun fenomena ini awalnya sering terjadi di kalangan selebritas atau public figure, kini semakin banyak remaja dan orang dewasa muda yang terlibat dalam perilaku ini di media sosial.
Contoh sadfishing bisa bervariasi tergantung platform yang digunakan, seperti X (sebelumnya Twitter), Instagram, atau TikTok.
Konten yang dibagikan bisa berupa cerita tentang perselingkuhan, kegagalan ujian, atau kesalahan yang menyebabkan rasa sakit hati. Semua ini merupakan bentuk dari sadfishing.
Apakah Sadfishing Adalah Gangguan Kesehatan Mental?
Menurut New Port Academy, sadfishing sendiri tidak secara langsung dianggap sebagai gangguan kesehatan mental, tetapi bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan mental yang lebih mendalam.
Seringkali, remaja yang terlibat dalam sadfishing adalah yang benar-benar mengalami emosi yang berat dan sulit.
Mereka mungkin melebih-lebihkan penderitaan mereka di media sosial, tetapi ini bukan berarti rasa sakit mereka tidak nyata.
Beberapa remaja yang melakukan sadfishing mungkin menderita kondisi kesehatan mental, seperti Histrionic Personality Disorder (HPD). Gejala HPD termasuk perilaku mencari perhatian, yang membuat mereka lebih cenderung melakukan sadfishing.
Namun, perilaku ini seringkali diabaikan atau dianggap tidak tulus oleh orang lain, sehingga menyulitkan mereka untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Penelitian menunjukkan bahwa tren sadfishing bisa memperburuk keadaan bagi mereka yang menghadapi tantangan kesehatan mental.
Survei oleh Digital Awareness UK menemukan bahwa remaja yang mengunggah tentang penderitaan emosional mereka sering kali mendapatkan tanggapan kritis atau bahkan ditindas.
Bahkan jika mereka tidak ditindas, banyak dari mereka merasa kecewa karena tidak mendapatkan dukungan yang diharapkan, yang membuat mereka merasa lebih buruk.
Dengan demikian, meskipun sadfishing adalah bukan nama gangguan kesehatan mental itu sendiri, perilaku ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental.
Baca juga: Narsistik Adalah: Pengertian, Ciri, dan Cara Menghadapi Orang Narsistik
Apa Penyebab Sadfishing?
Mungkin banyak yang bertanya, kenapa orang sadfishing? Dilansir dari Choosing Therapy, ada beberapa kemungkinan alasan seseorang melakukan sadfishing adalah:
1. Kesepian: Banyak orang yang merasa kesepian mencoba mencari dukungan dari teman atau kenalan di media sosial untuk mengatasi perasaan terisolasi mereka.
2. Depresi atau Kecemasan: Remaja yang menghadapi depresi atau kecemasan sering kali belum menemukan cara yang sehat untuk mengelola emosi mereka. Mereka mungkin menggunakan media sosial untuk mencari dukungan dari teman online-nya.
3. Gangguan Kepribadian: Individu dengan gangguan kepribadian, seperti HPD, mungkin lebih cenderung melakukan sadfishing untuk mendapatkan perhatian atau memenuhi kebutuhan mereka untuk diyakinkan.
4. Narsisme: Orang dengan narcissistic personality disorder (NPD) merasa bahwa mereka harus dihargai dan disukai oleh semua orang. Sadfishing bisa menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan narsistik mereka akan perhatian.
5. Harga Diri Rendah: Jika seseorang memiliki harga diri yang rendah, mereka mungkin melakukan sadfishing untuk mendapatkan dorongan harga diri sementara dari simpati yang diterima secara daring.
6. Dukungan Sosial yang Buruk: Bagi mereka yang tidak memiliki hubungan yang sehat di kehidupan nyata, media sosial sering kali menjadi tempat untuk mencari dukungan. Perhatian dari orang lain di media sosial bisa memberikan sedikit kenyamanan di saat-saat sulit.
7. Penggunaan Zat: Penggunaan zat dapat membuat seseorang tidak sadar, contohnya saat mabuk. Seseorang mungkin mengunggah konten di media sosial yang biasanya mereka hindari saat sadar.
8. Kebutuhan Dukungan Segera: Beberapa orang mencari dukungan instan ketika merasa sedih. Daripada menunggu dukungan dari teman melalui pesan atau telepon, mereka mungkin memilih untuk mengunggah cerita di media sosial untuk mendapatkan kenyamanan secara cepat.
Dampak Sadfishing yang Harus Diwaspadai
Sadfishing yang tidak ditangani dengan baik, terutama jika ada gangguan mental yang mendasarinya, dapat menimbulkan gejala depresi yang mungkin semakin parah.
Ketika seseorang tidak mendapatkan perhatian atau dukungan yang mereka harapkan dari unggahan mereka di media sosial, hal ini bisa memperburuk keadaan emosional mereka.
Menurut KlikDokter, dampak sadfishing adalah tidak hanya terbatas pada individu yang mengunggahnya. Mengumbar kesedihan di media sosial juga dapat memicu reaksi emosional dari orang lain. Mereka yang membaca postingan tersebut mungkin merasa sedih atau tertekan, terutama jika mereka pernah mengalami situasi serupa. Ini bisa memperburuk kondisi mental mereka, membuat mereka merasa lebih tertekan atau depresi.
Oleh karena itu, sadfishing dapat mengganggu banyak pihak. Tidak hanya individu yang memposting, tetapi juga mereka yang melihat dan membaca postingan tersebut.
Baca juga: Teori Tend and Befriend: Respons Stres yang Membedakan Perempuan dan Laki-laki
Cara Menanggapi Sadfishing
Sadfishing adalah hal yang bisa terjadi pada semua usia, jadi penting bagi siapa saja, apakah itu orang tua, sahabat, atau pasangan, untuk mendekati dan berbicara dengan lembut kepada mereka yang mungkin sedang mengalami hal ini.
Dr. Nissim-Matheis dari Parents.com menyarankan agar kamu tidak langsung menanggapi unggahan emosional secara gamblang, karena hal ini bisa menimbulkan kemarahan atau rasa malu.
Sebagai gantinya, mendekati mereka dengan keterbukaan dan kelembutan bisa menjadi cara terbaik untuk membantu mereka merasa nyaman membuka diri.
Kamu bisa mencoba mengatakan sesuatu seperti, “Saya melihat kamu sedang mengalami sesuatu. Saya di sini untuk mendengarkan jika kamu ingin berbicara.”
Selain itu, Dr. Patel juga menjelaskan bahwa membatasi waktu penggunaan smartphone dapat memberikan efek positif pada kesehatan mental, terutama pada remaja.
Mengurangi waktu di layar bisa membantu mereka merasa lebih terhubung dengan dunia nyata dan mengurangi stres.
Jika diperlukan, ajaklah mereka untuk berbicara dengan seorang psikiater atau ahli, baik yang religius maupun non-religius, yang mereka percayai.
Mencari dukungan dari profesional yang dapat dipercaya akan memberikan mereka ruang untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi dengan aman.
Baca juga: Daftar Hukuman Pelaku Doxing di Media Sosial Akibat Bocorkan Data Privasi Orang
Sadfishing adalah fenomena yang tidak boleh dianggap remeh, terutama oleh mereka yang berada di dekat si penderita. Dengan memahami dan menangani situasi ini dengan cara yang tepat, seperti yang telah dijelaskan, kita dapat membantu mereka merasa lebih baik dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
—
Gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan informasi seputar dunia kesehatan mental lainnya!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)