
5 Jenis Investasi: Saham, Obligasi sampai Reksadana, Intip Perbedaan & Plus-Minusnya!
Enggak bisa dipungkiri, investasi sekarang udah jadi topik yang makin sering dibicarakan, apalagi di kalangan anak muda.
Enggak cuma soal menabung, tapi lebih ke gimana caranya uang yang kita punya bisa berkembang. Karena, siapa sih yang enggak mau punya penghasilan lebih dari sekadar gaji bulanan?
Nah, sebelum terjun langsung, penting banget untuk ngerti dulu jenis-jenis investasi yang ada, beserta kelebihan dan kekurangannya.
Jadi, kamu bisa nentuin mana yang paling cocok buatmu, tanpa bingung lagi! Yuk, simak jenis-jenis investasi yang wajib kamu ketahui!
Baca juga: 5 Buku Investasi Pemula Agar Langsung Paham Strateginya!
5 Jenis Investasi yang Cocok untuk Anak Muda
Kalau kamu mau mulai berinvestasi, ada beberapa jenis yang cocok untuk anak muda, antara lain, saham, obligasi, reksadana, kripto, hingga peer to peer lending. Berikut adalah penjelasan serta kelebihan dan kekurangannya:
1. Saham
Investasi saham itu singkatnya: kamu membeli sebagian kecil kepemilikan dari sebuah perusahaan. Jadi, saat kamu beli saham, artinya kamu ikut “punya” perusahaan itu, meski cuma selembar dua lembar.
Nah, dari situ, kamu bisa dapat keuntungan, baik dari naiknya harga saham atau dari pembagian dividen kalau perusahaannya untung.
Kelebihan Investasi Saham:
- Potensi keuntungan besar dalam jangka panjang.
- Memberikan hak suara dalam perusahaan.
- Mudah dicairkan kapan saja di pasar.
- Bisa mengimbangi laju inflasi.
- Banyak pilihan sesuai profil risiko dan tujuan.
Kekurangan Investasi Saham:
- Harga saham bisa sangat fluktuatif.
- Berisiko kehilangan sebagian atau seluruh modal.
- Membutuhkan pengetahuan dan analisis pasar.
- Tidak punya kendali atas keputusan perusahaan.
2. Obligasi
Investasi obligasi adalah ketika kamu “meminjamkan” uang ke pemerintah, perusahaan, atau lembaga lain, dan sebagai gantinya, kamu akan menerima pembayaran bunga secara rutin serta pengembalian uang pokok saat jatuh tempo.
Jadi, kalau saham itu kamu punya sebagian kecil dari perusahaan, obligasi itu lebih ke arah kamu jadi “kreditur”-nya.
Kelebihan obligasi:
- Memberikan pendapatan tetap melalui bunga rutin.
- Risiko lebih rendah dibanding saham.
- Membantu diversifikasi portofolio investasi.
- Bisa memberikan keuntungan pajak tertentu.
- Modal awal biasanya kembali saat jatuh tempo.
- Dapat dijual sebelum jatuh tempo jika dibutuhkan.
Kekurangan obligasi:
- Potensi keuntungan lebih kecil dari saham.
- Harga obligasi bisa turun saat suku bunga naik.
- Terkena risiko inflasi yang menggerus nilai bunga.
- Ada kemungkinan gagal bayar dari penerbit.
- Tidak semua obligasi mudah dijual.
- Keuntungan dari kenaikan harga sangat terbatas.
- Bisa ditebus lebih awal oleh penerbit.
- Membutuhkan analisis yang cukup kompleks sebelum membeli.
3. Reksadana
Kalau kamu ingin mulai investasi tapi enggak ngerti harus beli saham apa atau gimana cara bacanya, reksadana bisa jadi jalan ninja kamu.
Singkatnya, reksadana itu seperti patungan bareng investor lain, lalu duit itu dikelola sama manajer investasi buat dibelikan saham, obligasi, atau produk pasar uang. Kamu tinggal setor dana, dan tim profesional yang akan mengurus semuanya.
Setiap investor bakal dapet porsi sesuai jumlah yang ditanamkan. Jadi kamu punya “saham” di seluruh aset yang dibeli si manajer reksadana itu.
Kelebihan Reksadana
- Dikelola profesional, jadi kamu enggak perlu pusing mikirin strategi.
- Risiko tersebar karena dananya dibagi ke banyak aset (diversifikasi).
- Bisa mulai dengan modal kecil banget.
- Mudah dicairkan kapan aja (kalau reksadana terbuka).
- Biayanya relatif lebih murah daripada ngurus portofolio sendiri.
- Diawasi otoritas resmi, jadi lebih aman dan transparan.
- Beberapa jenis reksadana punya keuntungan pajak tertentu.
- Keuntungan bisa makin besar kalau rutin reinvest hasilnya (efek compounding).
Kekurangan Reksadana
- Tetap ada biaya pengelolaan dan potongan lain.
- Nilai investasinya bisa turun kalau pasar lagi jelek.
- Kamu enggak punya kendali langsung atas apa aja yang dibeli.
- Bisa kena pajak walau kamu belum jual unitnya.
- Kinerja masa lalu enggak jamin hasil di masa depan.
- Beberapa jenis reksadana bisa susah dicairkan cepat.
- Kalau banyak investor narik dana sekaligus, performa bisa terganggu.
- Kualitas reksadana sangat tergantung pada kemampuan manajernya.
4. Kripto
Investasi yang satu ini memang enggak cocok untuk pemula karena dianggap lebih beresiko seperti saham, bisa untuk jangka pendek atau panjang.
Jadi, kripto itu ketika kamu beli aset digital kayak Bitcoin, Ethereum, atau koin-koin lain, lalu disimpan di dompet digital dan dicatat di teknologi blockchain.
Tujuannya, ada yang ingin uang dari naik-turunnya harga, ada juga yang ikutan ekosistem blockchain biar dapet manfaat lebih.
Enggak ada bank, enggak ada negara yang ngatur. Semua serba desentralisasi dan bisa diakses siapa saja yang punya internet.
Kelebihan Investasi Kripto
- Bebas dari campur tangan pemerintah atau bank sentral.
- Bisa bantu mengurangi risiko kalau dipakai buat diversifikasi portofolio.
- Potensi keuntungannya bisa luar biasa kalau timing-nya pas.
- Bisa diakses 24 jam nonstop dari mana aja, bahkan tanpa rekening bank.
- Transfer uang bisa lebih cepat dan murah dibanding cara konvensional.
Kekurangan Investasi Kripto
- Harga kripto bisa naik-turun ekstrem dalam waktu singkat.
- Risiko keamanan tinggi karena rawan hack dan penipuan.
- Minim regulasi, jadi rawan manipulasi pasar dan ketidakpastian hukum.
- Penambangan kripto bisa boros energi dan berdampak ke lingkungan.
- Cara kerjanya lumayan ribet buat pemula yang baru terjun.
- Kalau lupa password atau kehilangan private key, asetmu bisa hilang selamanya.
5. Peer to Peer Lending (P2P Lending)
Peer to peer lending atau P2P adalah cara investasi yang mempertemukan langsung antara orang yang butuh pinjaman dengan investor yang siap meminjamkan uangnya lewat platform online tanpa lewat bank.
Sistemnya cukup sederhana: kamu sebagai investor kasih dana ke peminjam lewat aplikasi atau situs P2P lending, lalu kamu dapat bunga dari cicilan yang dibayar peminjam.
Banyak yang melirik P2P karena bunga yang ditawarkan bisa lebih tinggi daripada deposito atau tabungan biasa.
Kelebihan Investasi P2P Lending
- Imbal hasilnya bisa lebih tinggi dibanding produk bank tradisional.
- Prosesnya gampang dan bisa dimulai dengan modal kecil lewat platform online.
- Pencairan dana ke peminjam biasanya lebih cepat dari pinjaman bank.
- Bisa disesuaikan sesuai kebutuhan, mulai dari tenor sampai bunga.
- Membantu peminjam yang kesulitan dapat pinjaman dari bank.
- Kadang bisa jadi ajang bangun relasi antar pelaku usaha dan investor.
Kekurangan Investasi P2P Lending
- Risiko gagal bayar cukup tinggi karena peminjam belum tentu bisa lunasi.
- Enggak ada jaminan dari pemerintah kalau uangmu hilang.
- Platform biasanya ambil biaya layanan yang bisa potong keuntungan.
- Dana yang diinvestasikan enggak mudah dicairkan sebelum jatuh tempo.
- Regulasi masih beda-beda tiap negara dan belum sekuat industri perbankan.
- Kalau platformnya bangkrut, bisa repot narik dana yang sudah diinvestasikan.
Baca juga: Baru Mau Coba Investasi? Ini 5 Aplikasi Investasi Terbaik untuk Pemula Biar Gak Salah Langkah!
Mana Jenis Investasi yang Cocok Untukmu?
Setiap jenis investasi punya karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Supaya kamu bisa milih yang paling pas, berikut ringkasan perbedaannya:
- Saham: Cocok buat kamu yang berani ambil risiko demi potensi cuan tinggi dalam jangka panjang. Tapi, siap-siap mental karena harganya bisa naik-turun drastis.
- Obligasi: Lebih aman dibanding saham, cocok buat yang ingin pendapatan rutin dari bunga. Tapi, keuntungannya enggak sebesar saham dan bisa tergerus inflasi.
- Reksadana: Pas banget buat pemula karena dikelola profesional dan bisa mulai dari modal kecil. Tapi, kamu enggak bisa kendalikan langsung aset yang dibeli.
- Kripto: Cocok buat yang suka tantangan dan paham teknologi, karena potensi untungnya besar tapi risikonya juga gila-gilaan. Belum lagi regulasinya yang masih abu-abu.
- P2P Lending: Menarik karena bisa kasih bunga tinggi dan bantu UMKM, tapi risikonya juga tinggi, terutama kalau peminjam gagal bayar dan platformnya bermasalah.
Kalau kamu masih bingung mulai dari mana, kenali dulu tujuan dan profil risiko kamu. Baru deh pilih investasi yang paling sesuai! Mau dibantu pilih jenis investasi yang paling cocok buat kamu?
Baca juga: Cara Investasi Emas Digital yang Aman untuk Pemula dan Aplikasinya
Mau diskusi dan belajar investasi lebih banyak? Jangan lupa gabung Girls Beyond Circle!
Comments
(0 comments)