
PepsiCo Indonesia Mulai Gerakan Kelola Sampah Plastik: Bungkus Snack Jadi Barang Berguna
Kalau selama ini kamu cuma tahu Lay’s, Cheetos, atau Doritos sebagai teman ngemil, sekarang ada cerita baru di balik bungkusannya.
PepsiCo Indonesia, yang baru saja buka pabrik pertamanya di Cikarang tahun 2025 ini, mulai ambil langkah serius buat mengurus sampah plastik pascakonsumsi. Jadi, bukan cuma produksi cemilan enak saja, tapi juga mikirin dampaknya ke lingkungan.
Lewat kolaborasi dengan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dan Bali Waste Cycle (BWC), PepsiCo Indonesia ingin nunjukin kalau perusahaan besar juga bisa punya tanggung jawab dalam menjaga bumi.
Yuk, kita bedah bareng gerakan ini!
Baca juga: Junk Journal: Cara ‘Journaling’ Baru yang Manfaatkan Sampah, Ini Cara Membuatnya!
Kenapa Sampah Plastik Jadi PR Besar?
Plastik, terutama plastik berlapis alias multi-layered plastics (MLP), memang jadi salah satu masalah besar. Jenis plastik ini biasanya dipakai buat bungkus makanan ringan karena tahan lama dan bisa jaga rasa, tapi sayangnya sulit didaur ulang.
Sebagai gambaran, data dari IPRO menunjukkan, selama 2021–2024 ada lebih dari 19 ribu ton sampah kemasan yang berhasil dikumpulkan dan didaur ulang, dan 1.917 ton di antaranya adalah MLP. Jadi, kebayang kan, seberapa banyak bungkus snack yang bisa jadi limbah kalau enggak dikelola dengan baik?
Makanya, keberadaan program seperti ini penting banget. Bukan hanya mengurangi sampah saja, tapi juga membuka peluang baru untuk bikin produk daur ulang yang bermanfaat.
PepsiCo Positive (pep+): Bukan Sekadar Branding
PepsiCo Indonesia enggak cuma mau terlihat “hijau” di mata publik. Mereka punya strategi global bernama PepsiCo Positive (pep+). Intinya, pep+ ini adalah komitmen perusahaan buat menanamkan keberlanjutan ke seluruh lini operasional, mulai dari cara produksi, pengemasan, sampai distribusi.
“Sejak awal berdiri, aspek keberlanjutan sudah jadi nilai penting dalam operasi kami di Indonesia,” jelas Gabrielle Angriani Johny, Direktur Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia, dalam sesi media briefing (26/8/2025).
Di pabrik Cikarang misalnya, mereka sudah mulai pakai listrik terbarukan, mengelola air lebih efisien, sampai memilah berbagai jenis limbah, dari plastik, logam, kertas, sampai kaca. Jadi, bukan cuma janji manis, tapi ada aksi nyata.
Kolaborasi: Dari Pemerintah Sampai Startup Lokal
Salah satu hal seru dari inisiatif ini adalah cara PepsiCo Indonesia enggak jalan sendirian. Mereka gandeng:
- IPRO (Indonesia Packaging Recovery Organization) → organisasi nirlaba yang fokus menghubungkan industri dengan mitra pengumpul sampah dan pendaur ulang.
- Bali Waste Cycle (BWC) → startup asal Bali yang udah jadi finalis PepsiCo Greenhouse Accelerator APAC 2025. Mereka spesialis mengubah plastik bernilai rendah jadi produk baru.
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) → sebagai regulator dan pengawas kebijakan Extended Producer Responsibility (EPR).
Kolaborasi ini jadi contoh nyata konsep “multi-stakeholder collaboration” alias kerja bareng banyak pihak. Menurut Agus Rusly, Direktur Pengurangan Sampah KLHK, “Pemerintah enggak bisa jalan sendiri. Dukungan produsen seperti PepsiCo penting banget buat wujudkan ekonomi sirkular di Indonesia.”
Apa Itu EPR dan Kenapa Penting?
Buat kamu yang belum tahu, EPR alias Extended Producer Responsibility adalah kebijakan yang bikin produsen bertanggung jawab atas sampah dari produknya, bahkan setelah sampai di tangan konsumen.
Di Indonesia, aturan ini ada di UU No. 18 Tahun 2008 dan Permen LHK No. 75 Tahun 2019, dengan target ambisius: pengurangan sampah 30% pada tahun 2029.
Artinya, perusahaan kayak PepsiCo enggak bisa cuma jual produk lalu lepas tangan. Mereka wajib bikin sistem pengumpulan, daur ulang, sampai pemantauan alur sampah.
Dari Sampah Jadi Barang Berguna
Nah, bagian paling keren dari kolaborasi ini adalah transformasi sampah jadi produk baru.
IPRO udah mengolah sampah MLP jadi bahan baku kemasan deterjen, pallet warehouse, sampai karpet talang (roofing application).
Sementara, Bali Waste Cycle berhasil bikin furnitur, perabot rumah tangga, souvenir, bahkan kaki palsu untuk penyandang disabilitas dari plastik rendah nilai.
Olivia Anastasia Padang, Direktur BWC, bilang, “Solusi atas tantangan plastik rendah nilai cuma bisa dicapai lewat kerja sama lintas sektor, inovasi, dan upaya bareng untuk masa depan yang lebih bersih.”
Kebayang kan, bungkus snack yang biasa kamu buang bisa berubah jadi barang yang punya nilai sosial tinggi?
Tantangan ke Depan
Meski langkah ini patut diapresiasi, jalan menuju ekonomi sirkular masih panjang. Ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi:
- Kesadaran masyarakat → masih banyak orang yang buang sampah sembarangan atau belum terbiasa memilah sampah.
- Infrastruktur daur ulang → fasilitasnya belum merata, masih terkonsentrasi di kota-kota besar.
- Kolaborasi berkelanjutan → butuh komitmen jangka panjang, bukan sekadar project satu-dua tahun.
Namun, dengan inisiatif ini, setidaknya ada titik terang bahwa sektor swasta mulai ambil peran serius.
Kenapa Gen Z Perlu Ikut Peduli?
Sebagai generasi yang paling vokal soal isu lingkungan, Gen Z punya peran penting banget. Konsumsi snack mungkin kelihatan sepele, tapi setiap bungkus yang kamu buang bisa jadi bagian dari masalah atau solusi.
Kamu bisa mulai dengan hal kecil:
- Biasakan buang bungkus snack di tempatnya.
- Kalau bisa, pilah sampah plastik buat daur ulang.
- Dukung brand yang punya komitmen keberlanjutan.
Inisiatif seperti yang dilakukan PepsiCo Indonesia menunjukkan bahwa pilihan kita sebagai konsumen bisa mendorong perubahan. Kalau Gen Z konsisten bersuara, perusahaan pasti makin serius menjalankan program keberlanjutan.
Baca juga: 7 Kebiasaan Positif yang Bisa Dimulai di Tahun Baru 2025, Yuk Coba!
Langkah PepsiCo Indonesia dalam mengelola sampah plastik pascakonsumsi lewat kolaborasi dengan IPRO, BWC, dan KLHK adalah contoh nyata bahwa industri makanan ringan juga bisa ikut tanggung jawab atas jejak lingkungannya.
Buat kita, terutama Gen Z, ini jadi pengingat bahwa masa depan bumi ada di tangan kita. Jadi, next time habis ngemil Lay’s atau Cheetos, jangan lupa pikirin juga nasib bungkusnya. Karena setiap aksi kecil bisa bantu wujudkan perubahan besar!
—
Gabung discord Girls Beyond Circle dan dapatkan informasi menarik lainnya!
Comments
(0 comments)