
GB Academy di Prasetiya Mulya Ajak Mahasiswa Gali Potensi Storytelling dan Public Speaking dengan Percaya Diri
Girls Beyond Academy Goes to Campus akhirnya sampai di titik ketiga! Kali ini hadir di Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul), BSD pada Kamis, (23/10/2025).
Dengan tema “Unlocking The Art of Storytelling in Public Speaking”, acara ini menghadirkan dua pembicara inspiratif, yakni Kushandari Arfanidewi dan Veronika Twins. Keduanya berbagi pengalaman tentang bagaimana cara berbicara di depan umum dengan cara yang lebih kuat, personal, dan berkesan.
Peserta GB Academy Goes to Campus juga enggak cuma duduk mendengarkan materi, tapi juga diajak ikut content challenge! Mereka ditantang untuk membuat konten selama acara berlangsung dan mengunggah story terbaik di media sosial.
Peserta dengan story paling menarik berkesempatan mendapatkan goodie bag berisi tumblr, tripod, dan greeting card, hadiah kecil yang bisa jadi semangat awal buat terus berkarya sebagai creator.
Penasaran gimana keseruan dan insight yang dibagikan kedua speaker GB Academy kali ini? Yuk, simak sampai habis!
Baca juga: Keseruan GB Academy di PNJ: Dapat Ilmu Baru, Bikin Konten, dan Bawa Pulang Hadiah!
Kushandari Arfanidewi: Rahasia Jadi Storyteller yang Autentik dan Lebih Menarik

Banyak orang ragu untuk memulai storytelling karena merasa harus menunggu “event besar atau gebrakan masif” dalam hidup mereka. Kak Kushandari yang juga dipanggil “Kak Kinci” menepis anggapan ini. Ia meyakini bahwa aktivitas sehari-hari yang kecil pun bisa menjadi konten yang menarik karena “Everyday is a moment.”
Melalui sesi kuis interaktif, terungkap bahwa hal-hal sederhana seperti cuci piring, menyiapkan sarapan, atau bangun tidur dapat menjadi menarik karena adanya sudut pandang (POV) yang berbeda dari setiap individu.
“Jadi teman-teman enggak usah takut ada seribu satu content creator di luar lainnya… karena kita akan selalu, kita diciptakan Tuhan, lahir dengan pribadi yang unik. Jadi akan selalu ada POV yang berbeda dari setiap orang.”
Kunci untuk mengembangkan cerita dari momen sehari-hari adalah dengan mengetahui “kenapa”-nya, kenapa aktivitas tersebut menarik bagi kamu, dan kemudian menggali serta menyampaikan alasannya kepada audiens. Ini membuktikan bahwa setiap orang adalah natural born storyteller.
Mencari Kata-kata yang Menarik (Catchy Words)
Mengingat rentang perhatian (attention span) audiens yang semakin pendek, khususnya di platform seperti TikTok, penting untuk memiliki kata-kata yang menarik (catchy words) agar audiens tetap bertahan. Kak Kinci membagikan empat poin yang membantunya dalam mencari kata-kata yang efektif:
- Relate (Berkaitan): Ketahui audiens kamu (ibu-ibu, Gen Z, dll.) dan gunakan bahasa yang akrab dengan mereka.
- Imaginary (Imajinatif): Asah imajinasi dengan mencari referensi baru agar narasi lebih hidup dan membekas.
- Positif: Usahakan kata-kata yang digunakan tetap memberikan energi positif.
- Clear (Jelas): Pesan yang ingin disampaikan harus jelas tertangkap oleh audiens. Hindari alur cerita yang berputar-putar hingga membuat audiens tersesat.

Kiat-Kiat untuk Membangun Kepercayaan Diri dalam Berbagi Cerita
Keraguan adalah hal yang wajar dirasakan saat memulai sharing di media sosial. Kak Kinci memandang confidence sebagai otot yang harus dilatih (muscle). Semakin sering digunakan, semakin kuat. Ia membagikan enam kiat (hack) untuk meningkatkan kepercayaan diri:
- Be Representative: Tentukan pakaian, makeup, atau gaya yang membuat kamu merasa nyaman dan keren. Nyaman dengan diri sendiri adalah awal dari segalanya.
- Consistency is Your Currency: Mulai dengan target yang realistis, misalnya satu konten per minggu. Dari konsistensi, kamu akan menemukan gaya dan preferensi audiens kamu.
- Acknowledge That Sucks is Normal: Sadari bahwa ada hari di mana confidence menurun. Keraguan adalah tanda kewaspadaan (aware); jangan dipendam, melainkan dibagikan dan didiskusikan dengan teman.
- Consume Less Content: Batasi konsumsi konten orang lain. Terlalu banyak menonton justru dapat membuat berkecil hati alih-alih membangun semangat. “Kita yang mesti bisa mengendalikannya.”
- Energy Flows When You Relax: Hilangkan ketakutan berlebihan terhadap netizen atau engagement yang rendah. Ekspektasi yang enggak realistis akan menghambat energi positif.
- Set Realistic Goals: Jangan menetapkan target yang memberatkan (misalnya 100 followers dalam waktu sangat singkat) karena hal ini akan membuat kamu enggak menikmati proses storytelling. Intinya, enjoy apa yang kamu suka dan ceritakan hal-hal tersebut.
Peserta juga diajak aktif bertanya dan berdiskusi. Salah satu mahasiswa, Loputo Meritus Nayani dari jurusan Akuntansi, bertanya tentang perbedaan strategi membuat konten di TikTok dan Instagram.
Kinci menjawab dengan menekankan pentingnya mengenal audiens dan menikmati prosesnya. “Jangan kejar dua-duanya kalau malah bikin kamu kelelahan. Fokus dulu di satu platform, nikmati prosesnya, dan biarkan kualitas kontenmu tumbuh alami,” ujarnya.
Dukungan untuk Generasi Muda yang Glowing dari Ever-E

Acara ini enggak hanya fokus pada pengembangan skill, tetapi juga kesehatan dan penampilan para peserta, berkat dukungan utama dari everE Calmia. Keseruan acara di Prasetiya Mulya semakin lengkap dengan sapaan hangat dari Kak Moses Elazar Santoso, Brand Manager dari Ever-E.
Dalam sesinya, Kak Moses memperkenalkan produk terbaru, Ever-E Calmia, dengan fokus utama untuk mengatasi masalah kulit berjerawat dari dalam.
“Tujuan kita adalah untuk calming your skin from inside.”

Ia menjelaskan bahwa jerawat timbul karena penyumbatan pori-pori akibat minyak kulit berlebihan (sebum), penumpukan sel kulit mati, serta infeksi bakteri dan hormonal. Ever-E Calmia hadir sebagai suplemen yang mengandung:
- Selenium: Membantu mengurangi peradangan dan kemerahan jerawat.
- Pomegranate Extract: Mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
- Vitamin E: Meregenerasi sel-sel kulit dan mencegah penyumbatan.
Ever-E Calmia fokus meredakan jerawat, sementara produk sebelumnya, Ever-E 250, yang memiliki dosis Vitamin E lebih tinggi (250 IU), fokus pada anti-aging dan kelembapan untuk kulit kering.
Dengan dosis satu kapsul lunak per hari, produk ini diklaim mampu menunjukkan hasil yang signifikan dalam satu hingga dua minggu pemakaian rutin.
Para peserta juga mendapatkan starter pack eksklusif berisi berbagai produk sponsor seperti Bringz Lumier Snacks, Hot Aburi Seasoning, Feminax, dan Indomilk Cokelat, yang mengajak peserta untuk “Belajar, ngonten, dan tetap fun bareng Girls Beyond.”
Veronika Twins: Menemukan Tujuan dan Kekuatan Retorika dalam Public Speaking

Setelah sesi inspiratif dari Kak Kinci, panggung dilanjutkan oleh Kak Veronika Twins, yang berbagi ilmu mengenai sejarah dan prinsip dasar public speaking yang ia tekuni sebagai seorang TV Host dan alumni Asia’s Next Top Model.
Kak Veronika mengajak peserta untuk menyadari bahwa energi dan posisi menentukan prestasi, dan mendorong peserta untuk maju ke depan agar dapat fokus dan berinteraksi lebih intensif.
Kisah Salah Jurusan dan Pentingnya Public Speaking
Kak Veronika memperkenalkan dirinya sebagai alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dari jurusan yang “paling nyeberang”: Mikrobiologi. Pengalaman “salah jurusan” ini membawanya pada sebuah kesimpulan penting:
“Saya yakin nanti kalian kerjanya akan enggak sesuai jurusan. Tapi yang penting apapun latar belakang kalian… Kalian akan butuh materi yang akan aku sampaikan. Yaitu public speaking.”
Ia menekankan bahwa public speaking adalah keterampilan yang dilakukan sehari-hari dan sangat dibutuhkan, terlepas dari latar belakang pendidikan.
Asal-Usul Public Speaking: Retorika Aristoteles
Kak Veronika kemudian membawa peserta menjelajahi akar public speaking yang dimulai dari kehidupan Yunani kuno, yang saat itu dikenal sebagai Retorika. Retorika awalnya digunakan untuk meyakinkan majelis atau hakim di pengadilan. Namun, Retorika sering digunakan tanpa etika.
Aristoteles, murid dari Plato, kemudian menyusun Tiga Alat Retorika agar ilmu ini digunakan untuk memenangkan kebenaran. Tiga unsur inilah yang menjadi asal-usul public speaking modern:
- Logos (Logika): Persuasi harus didukung oleh logika, data, dan fakta.
- Ethos (Kredibilitas): Integritas dan kredibilitas orang yang menyampaikan orasi sangat penting untuk dipercaya audiens.
- Pathos (Emosi): Prinsip yang menggunakan emosi untuk menggugah perasaan audiens (senang, sedih, malu, bahagia).
Ketika ketiga unsur ini disusun secara seimbang, ia menjadi retorika yang baik, atau yang kini dikenal sebagai public speaking.

Manfaat dan Kunci Utama Public Speaking
Mempelajari public speaking memiliki banyak manfaat, di antaranya: mengasah kritikalisme (critical thinking), mengembangkan leadership skill, dan memengaruhi dunia di sekitar kamu (influencing the world around you).
Kunci utama dalam public speaking adalah mengetahui Siapa Lawan Bicara Kita. Kak Veronika membagikan dua poin penting dalam mempersiapkan diri:
- Tentukan Target Market: Kita enggak bisa mentargetkan semua orang. Audiens harus ditentukan secara spesifik (misalnya, anak SMA yang bingung memilih jurusan kuliah) agar pesan lebih relevan dan efektif.
- Kuasai Topik (Purpose of Your Content): Pembicara harus menjadi orang yang paling tahu tentang topik yang dibicarakan. Hal ini harus datang dari hati (It has to come from the heart).
“Gak bisa dong kita ngomongin Kita mau empowering each other Tapi kamu sendiri adalah orang yang selalu Insecure or beating yourself up… How can you empower others Kalau kita sendiri Lacking of that At the first place.”
Kak Veronika menekankan bahwa di era content creator, para expert (akuntan, arsitek, dokter) harus menjadi pembuat konten. Tujuannya bukan “mau jadi content creator“, tetapi “Aku mau jadi akuntan dan aku akan bikin konten tentang itu.”
Menemukan Purpose Konten
Sama seperti kuliah tanpa tujuan akan terasa berat, membuat konten tanpa tujuan (purpose) juga akan berhenti di tengah jalan. Kak Veronika menyarankan untuk menggali kembali apa purpose yang paling sering kamu bagikan, yang datang dari passion kamu. Ia mencontohkan pengalamannya, yang meskipun salah jurusan, tetap memiliki purpose untuk menyuarakan isu-isu lingkungan hidup.
“Inilah yang bikin aku Tetap posting, walaupun yang views Cuman 5 Awalnya… Kenapa? Karena aku punya drifter sendiri, aku punya patient, aku punya purpose.”
Ia meyakinkan bahwa menemukan tujuan butuh waktu, tetapi tujuan itulah yang akan menjadi pendorong utama untuk konsisten.
GB Academy Prasetiya Mulya Berakhir Meriah dengan Hadiah untuk Para Pemenang!

Sebagai penutup yang seru, acara Girls Beyond Academy Goes to Campus di Prasmul ditutup dengan momen pembagian hadiah untuk para pemenang content challenge!
Setelah sesi materi dan kegiatan interaktif, peserta yang berhasil membuat story paling menarik diumumkan di depan seluruh audiens. Suasana pun langsung ramai dengan tepuk tangan dan sorak-sorai dari teman-teman mereka.
Para pemenang menerima goodie bag berisi tumblr, tripod, dan greeting card eksklusif dari Girls Beyond, hadiah simbolis yang diharapkan bisa memotivasi mereka untuk terus berkarya dan berani menunjukkan cerita versi terbaik mereka.
Acara pun ditutup dengan foto bersama dan suasana penuh tawa, menandai akhir yang hangat dari hari penuh inspirasi tentang dunia storytelling dan public speaking.
Baca juga: Kamu Introvert tapi Mau Jago Public Speaking? Rahasianya Ada di Sini!
Melalui GB Academy Goes to Campus 2025, Girls Beyond sekali lagi membuktikan bahwa berbicara di depan umum bukan sekadar kemampuan teknis, tapi seni menyampaikan cerita. Dari pengalaman pribadi hingga hal-hal kecil dalam keseharian, setiap orang punya potensi untuk menjadi storyteller yang kuat.
Seperti yang dikatakan Kak Kinci di akhir sesi, “Everyday is a moment. Tugas kita adalah menjadikannya bermakna.”
Dengan semangat itu, para peserta pulang bukan hanya membawa goodie bag seru dari Ever-E tapi juga bekal penting tentang bagaimana merangkai makna, percaya diri saat berbicara, dan berani menunjukkan keotentikan diri di tengah dunia digital yang serba cepat.
So, buat kamu yang enggak sabar dengan GB Academy Goes to Campus di titik selanjutnya, stay tuned terus di Instagram @girlsbeyond.id dan discord Girls Beyond Circle!
Comments
(0 comments)