Cara Membedakan Macam Gula dalam Kemasan Makanan, Jangan Sampai Berlebihan!
Label Informasi Gizi pada kemasan makanan memberikan rincian tentang rata-rata jumlah energi, protein, lemak, lemak jenuh, karbohidrat, gula, dan natrium (komponen garam) dalam makanan.
Informasi ini ditampilkan dalam ukuran sajian serta per 100 ml (untuk cairan) atau 100 gram (untuk makanan padat).
Macam gula dalam kemasan yang tertera pada panel informasi gizi termasuk gula alami yang terdapat dalam buah-buahan serta gula tambahan yang dimasukkan selama proses pembuatan.
Oleh karena itu, ‘gula’ yang tercantum adalah total dari semua gula yang ada dalam makanan atau minuman tersebut.
Dalam daftar bahan, semua bahan disusun berdasarkan beratnya, mulai dari yang paling banyak digunakan hingga yang paling sedikit. Menemukan gula dalam daftar bahan bisa menjadi tantangan karena ada berbagai jenis gula yang digunakan.
Untuk itu, simak cara membedakan macam gula dalam kemasan agar kamu tidak mengonsumsi gula tambahan berlebih.
Baca juga: 4 Cara Menghitung Berat Badan Ideal, Bisa Coba di Kalkulator
Pengertian Gula Tambahan dalam Kemasan dan Perbedaannya dengan Gula Total
Gula Total
Gula total mencakup gula alami yang terdapat dalam makanan dan minuman bergizi, seperti susu dan buah-buahan, termasuk gula tambahan yang mungkin ada dalam produk tersebut.
Tidak ada Nilai Harian (Daily Value) untuk gula total karena tidak ada rekomendasi resmi mengenai jumlah total gula yang harus dikonsumsi setiap hari.
Gula Tambahan
Gula tambahan adalah gula yang ditambahkan selama pengolahan makanan (seperti sukrosa atau dekstrosa), gula dalam kemasan (seperti gula meja), gula dari sirup dan madu, serta gula dari jus buah atau sayuran yang dikonsentratkan.
Macam gula dalam kemasan ini tidak termasuk sebagai gula alami yang terdapat dalam susu, buah, dan sayuran. Nilai Harian untuk gula tambahan adalah 50 gram per hari berdasarkan diet 2.000 kalori.
Sumber utama gula tambahan adalah seoerti dalam minuman manis, kue, makanan penutup (dessert), dan permen.
Apa Itu Gula Tambahan?
Selama pemrosesan, gula ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan rasa, tekstur, umur simpan, atau sifat lainnya.
Gula tambahan merupakan campuran dari gula sederhana seperti sukrosa, glukosa, atau fruktosa. Jenis lain seperti galaktosa, laktosa, dan maltosa lebih jarang ditemui.
Food and Drug Administration (FDA) sekarang mengharuskan jumlah gula tambahan dalam makanan atau minuman dicantumkan pada label fakta gizi. Label tersebut juga harus mencantumkan persentase Nilai Harian (DV).
Sementara itu, gula dan sirup dengan satu bahan seperti gula meja dan sirup maple memiliki label fakta gizi yang sedikit berbeda.
Untuk produk-produk tersebut, label akan mencantumkan persentase Nilai Harian (DV) dari gula tambahan, yang mungkin juga muncul dalam catatan kaki di bagian bawah label bersama dengan jumlah gula tambahan.
Baca juga: Cara Diet Sehat ala Sabrina Carpenter, Gak Nyiksa dan Masih Bisa Cheating!
Jenis Gula dalam Makanan
Sukrosa
Sukrosa adalah macam gula dalam kemasan yang paling umum, sering disebut sebagai “gula meja”. Ini adalah karbohidrat alami yang ditemukan di banyak buah dan tanaman.
Sukrosa biasanya diekstraksi dari tebu atau bit gula dan terdiri dari 50% glukosa dan 50% fruktosa yang terikat bersama.
Sukrosa banyak ditemukan dalam makanan seperti es krim, permen, kue, soda, jus buah, buah kaleng, daging olahan, sereal sarapan, dan saus tomat.
Sirup Jagung Fruktosa Tinggi (HFCS)
HFCS adalah pemanis yang banyak digunakan, terutama di Amerika Serikat. Ini diproduksi dari pati jagung melalui proses industri dan terdiri dari fruktosa dan glukosa.
Ada beberapa jenis HFCS dengan kadar fruktosa yang bervariasi, namun yang paling umum adalah HFCS 55 (55% fruktosa, 45% glukosa, dan air) dan HFCS 42 (42% fruktosa, sisanya glukosa dan air).
HFCS memiliki komposisi yang mirip dengan sukrosa (50% fruktosa dan 50% glukosa). Macam gula dalam kemasan ini sering ditemukan dalam banyak makanan dan minuman seperti soda, roti, kue, permen, es krim, kue, dan bar sereal.
Nektar Agave
Nektar agave, juga dikenal sebagai sirup agave, adalah pemanis populer yang diproduksi dari tanaman agave.
Ini sering digunakan sebagai alternatif “sehat” untuk gula karena tidak menyebabkan lonjakan gula darah secepat jenis gula lainnya.
Namun, nektar agave mengandung sekitar 70-90% fruktosa dan 10-30% glukosa. Macam gula dalam kemasan ini digunakan dalam banyak “makanan sehat” seperti fruit bar, yogurt manis, dan cereal bar.
Baca juga: Apakah Prediabetes Berbahaya? Gejalanya Umum dan Sudah Banyak Dialami Anak Muda!
Macam-macam Gula dalam Kemasan Lainnya
- Gula dengan Glukosa dan Fruktosa:
Banyak gula tambahan dan pemanis mengandung campuran glukosa dan fruktosa, seperti gula bit, molase hitam, gula merah, sirup karamel, sirup carob, gula kastor, gula kelapa, gula bubuk, gula kurma, gula demerara, dan kristal Florida.
Termasuk juga jus buah, konsentrat jus buah, gula emas, sirup emas, gula anggur, madu, gula icing, gula invert, sirup maple, molase, gula muscovado, gula panela, rapadura, gula mentah, sirup rafinasi, sirup sorgum, sucanat, gula treacle, gula turbinado, gula kuning.
- Gula dengan Glukosa Saja:
Pemanis ini mengandung glukosa murni atau glukosa yang dikombinasikan dengan gula lain selain fruktosa, seperti malt barley, sirup beras coklat, sirup jagung, padatan sirup jagung, dekstrin, dextrosa, malt diastatic, etil maltol, glukosa, padatan glukosa, laktosa, sirup malt, maltodextrin, maltosa, sirup beras.
- Gula dengan Fruktosa Saja:
Pemanis ini hanya mengandung fruktosa, seperti fruktosa kristal dan fruktosa.
Perbedaan Gula Alami dan Gula Tambahan
Meskipun tubuh memproses semua jenis gula dengan cara yang sama, gula alami dan gula tambahan memiliki perbedaan dalam konteks nutrisi.
Gula alami terdapat dalam buah dan sayuran yang juga mengandung serat dan nutrisi sehat lainnya. Sebaliknya, gula tambahan biasanya ditemukan dalam makanan olahan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi.
Misalnya, sebuah apel memiliki 19 gram gula alami bersama dengan serat, vitamin, dan senyawa yang dapat membantu melindungi dari kanker dan penyakit jantung, sedangkan sebotol soda 20-ons mengandung 69 gram gula tanpa serat dan manfaat nutrisi.
Anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan tiap orang untuk tidak mengonsumsi gula lebih dari 50 gram gula atau setara dengan 4 sendok makan gula per hari atau 200kkal (10% dari total energi).
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda, Ada yang Kamu Rasakan?
Perbedaan Efek Glukosa dan Fruktosa pada Tubuh
Glukosa, Fruktosa, dan Galaktosa
Glukosa adalah monosakarida yang banyak ditemukan dalam berbagai makanan dan merupakan bentuk gula yang paling umum di tanaman.
Tubuh kita menggunakan glukosa sebagai bahan bakar, terlepas dari bentuk gula apa pun yang kita konsumsi, tubuh kita akan memecahnya menjadi glukosa.
Fruktosa juga merupakan monosakarida yang ditemukan dalam buah-buahan, madu, dan beberapa sayuran akar. Fruktosa adalah gula alami yang paling manis dan sebagian besar dimetabolisme di hati.
Galaktosa adalah monosakarida ketiga yang umum, yang strukturnya mirip dengan glukosa namun berbeda dalam tata letak atomnya. Galaktosa biasanya ditemukan sebagai monosakarida dalam kacang polong.
Meskipun macam gula dalam kemasan seperti glukosa dan fruktosa sangat umum dan sering ditemukan bersama, mereka memiliki efek yang berbeda pada tubuh kamu.
Glukosa dapat dimetabolisme oleh hampir setiap sel dalam tubuh kamu, sementara fruktosa sebagian besar dimetabolisme di hati.
Penelitian telah berulang kali menunjukkan efek berbahaya dari konsumsi gula yang tinggi. Ini termasuk resistensi insulin, sindrom metabolik, penyakit hati berlemak, dan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan harus dihindari.
Itulah penjelasan seputar macam-macam gula dalam kemasan untuk kamu ketahui.
Informasi menarik lainnya dapat kamu temukan di komunitas Girls Beyond Circle.
Baca juga: Gak Disadari, 10 Makanan Tinggi Gula Ini Bikin Diabetes Pada Anak Muda!