Bulu Kucing Penyebab Toxoplasma? Jangan Salah Kaprah, Baca Faktanya!
Kucing memang seringkali menjadi hewan peliharaan favorit banyak orang karena kelucuannya yang tak terbantahkan. Namun, sayangnya masih banyak yang salah kaprah mengenai “kucing penyebab toxoplasma” benarkah demikian?
Banyak orang di luaran sana yang menganggap bulu kucing lah yang menyebabkan toxoplasma. Ditambah lagi, stigma yang melekat di masyarakat bahwa hewan menggemaskan ini seringkali menjadi penyebab kemandulan pada perempuan.
Padahal, tidak sepenuhnya demikian, sehingga stigma negatif ini perlu diluruskan dengan pembahasan yang akan Girls Beyond ulas kali ini. Yuk, simak!
Baca juga: 6 Manfaat Memelihara Kucing untuk Kesehatan Mental, Bisa Bantu Pulihkan PTSD!
Apa itu Toxoplasma dan Kaitannya dengan Kucing?
Toxoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang dikenal sebagai Toxoplasma gondii (T. gondii).
Penyakit ini merupakan infeksi parasit yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas, termasuk hewan peliharaan dan manusia.
Melansir dari Vet.cornell, siklus hidup parasit T. gondii cukup rumit dan melibatkan dua jenis inang, yaitu inang “definitif” dan inang “perantara.”
Inang definitif adalah tempat parasit berkembang biak dan membentuk telur (oosit), sementara inang perantara adalah tempat parasit memperbanyak diri dengan membuat klon yang berkumpul dalam kista.
Kucing, baik yang liar maupun yang peliharaan, adalah satu-satunya inang definitif bagi T. gondii.
Benarkah Bulu Kucing Penyebab Toxoplasma?
Sebenarnya, kucing tidak langsung menyebabkan toxoplasma pada manusia, tetapi mereka bisa menjadi salah satu sumber penyebaran parasit Toxoplasma gondii.
Toxoplasma menular lewat apa? Parasit ini bisa ditemukan dalam tinja kucing yang terinfeksi. Namun, bukan bulu atau keberadaan kucing itu sendiri yang menyebabkan infeksi, melainkan oosit (telur parasit) yang ada dalam kotorannya.
Oosit ini sangat kecil dan bisa bertahan lama di lingkungan. Manusia bisa terinfeksi jika mereka tidak sengaja menyentuh mulut setelah menangani tanah, pasir, atau benda lain yang terkontaminasi dengan oosit dari kotoran kucing.
Namun, penting untuk dicatat bahwa oosit tersebut perlu waktu beberapa hari untuk menjadi menular, jadi membersihkan kotoran kucing sesegera mungkin dapat mengurangi risiko terkena infeksi.
Jadi, mengenai apakah benar kucing penyebab toxoplasma? Bisa jadi, namun bukan dari bulunya, melainkan tinjanya.
Baca juga: 25 Bahasa Tubuh Kucing dan Artinya, Yuk Lebih Peka!
Apakah Toxoplasma Berbahaya?
Sebagaimana yang dituliskan dalam NHS UK, bahwa infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, biasanya tidak menimbulkan masalah besar dan seringkali sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan khusus.
Namun, infeksi ini bisa berbahaya dalam situasi tertentu, seperti:
- Sulit hamil, inilah yang mengembangkan stigma kucing adalah penyebab toxoplasma karena parasit toxoplasma dapat menyerang setiap sel berinti, termasuk sel gamet yang akan berujung pada kegagalan pembuahan.
- Jika seseorang terkena toksoplasma selama kehamilan, risiko komplikasi menjadi sangat tinggi. Parasit ini dapat menular ke janin, yang bisa menyebabkan keguguran atau masalah kesehatan serius pada bayi, termasuk gangguan perkembangan atau cacat lahir.
- Toxoplasma bisa sangat berbahaya bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya, mereka yang menderita HIV/AIDS atau sedang menjalani kemoterapi berisiko tinggi mengalami bentuk infeksi yang lebih parah. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, toxoplasma dapat menyebabkan masalah serius pada organ-organ penting seperti mata, otak, jantung, atau paru-paru.
Meskipun banyak orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala yang jelas, beberapa mungkin mengalami gejala mirip flu, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri tubuh
- Kelenjar bengkak
- Sering merasa lelah dan tidak nyaman
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Bicara tidak jelas
- Kesulitan berjalan
Oleh karena itu, meskipun toksoplasma seringkali tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, penting untuk memahami risiko yang ada, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok rentan.
Penyebab Toxoplasma Selain dari Kotoran Kucing Terinfeksi
Bukan hanya tinja kucing penyebab toxoplasma. Seseorang dapat terinfeksi toksoplasma melalui beberapa cara berikut:
- Makan atau minum makanan terkontaminasi. Mengonsumsi makanan, minuman, atau tanah yang telah terkontaminasi dengan kotoran kucing yang terinfeksi toxoplasma.
- Makan daging mentah atau setengah matang. Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi toksoplasma, seperti babi, domba, atau hewan buruan liar.
- Penularan dari ibu hamil ke bayi. Infeksi dapat menular langsung dari perempuan hamil ke janinnya yang belum lahir, jika ibu terinfeksi toxoplasma sebelum atau selama kehamilan.
Baca juga: 10 Makanan Penghilang Stress, Bisa Tingkatkan Mood Kamu!
Cara Mencegah Infeksi Toxoplasma pada Kucing Peliharaan
Untuk mencegah infeksi Toxoplasma gondii pada kucing peliharaan dan mengurangi risiko penularan ke manusia, ada beberapa langkah yang bisa diambil, yaitu:
- Ganti Kotak Pasir Kucing Setiap Hari
Toksoplasma membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk menular, jadi mengganti kotak pasir setiap hari dapat mengurangi risiko penyebaran. Jika kamu sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, mintalah orang lain untuk mengganti kotak pasir. Alternatifnya, kenakan sarung tangan sekali pakai dan cuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air setelahnya.
- Berikan Kucing Makanan yang Aman
Agar terhindar dari stigma kucing penyebab toxoplasma. Sebaiknya berilah kucing makan makanan yang disiapkan secara komersial dan dimasak. Tidak boleh dibiarkan memakan daging mentah atau inang perantara, seperti hewan pengerat (salah satunya tikus).
Mereka juga harus dilarang mengakses peternakan atau tempat penyimpanan makanan.
- Masak Daging Hingga Matang
Jangan makan daging yang kurang matang. Masak potongan daging utuh hingga mencapai suhu setidaknya 145°F (63°C) dengan istirahat 3 menit, dan daging giling serta hewan buruan liar hingga 160°F (71°C).
- Cuci Perlengkapan Dapur Setelah Mengolah Daging Mentah
Selalu cuci perlengkapan dapur seperti pisau dan talenan yang telah bersentuhan dengan daging mentah untuk mencegah kontaminasi silang.
- Konsultasikan dengan Penyedia Layanan Kesehatan
Jika sistem kekebalan tubuh kamu lemah, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang melakukan tes darah untuk memeriksa apakah kamu terinfeksi Toxoplasma.
Kesimpulan Mengenai Stigma “Bulu Kucing Penyebab Toxoplasma”
Dalam kesimpulannya, apakah bulu kucing bisa menyebabkan toxoplasma? Memelihara kucing tidak secara otomatis kamu akan terkena infeksi toxoplasma gondii.
Meskipun kucing bisa mengeluarkan parasit ini melalui feses mereka, oosit parasit memerlukan waktu minimal 24 jam untuk menjadi infektif.
Dengan mengganti feses kotak pasir secara rutin, menggunakan sarung tangan, dan mencuci tangan setelahnya, kamu bisa mengurangi risiko infeksi.
Selain itu, kucing yang tidak berburu atau makan daging mentah juga jarang terinfeksi, itulah mengapa lebih aman kucing peliharaan berada di indoor.
Di banyak tempat, risiko infeksi lebih tinggi dari konsumsi daging mentah atau makan buah dan sayuran yang tidak dicuci, dibandingkan dengan kontak langsung dengan kucing.
Bahkan, risiko infeksi dari berkebun di tanah yang terkontaminasi juga bisa dikendalikan dengan mengenakan sarung tangan dan mencuci tangan setelah berkebun.
Jadi, tidak perlu khawatir berlebihan tentang kucing sebagai sumber toksoplasma jika langkah-langkah pencegahan yang tepat diikuti.
Meski pada umumnya toxoplasma dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bagi mereka yang terinfeksi, terutama yang sedang hamil atau yang mengalami penglihatan kabur, ini bisa diobati secara medis sesuai prosedur dokter dan akan di cek secara berkala.
So, bagi kamu yang masih memiliki stigma kucing penyebab toxoplasma, semoga dengan penjelasan ini dapat lebih tenang dan waspada.
Jangan ketinggalan informasi menarik lainnya seputar dunia kesehatan dengan gabung komunitas Girls Beyond Circle.
Baca juga: Risiko Sedot Lemak dan Cara Mencegahnya, Penting Dibaca Sebelum Bertindak!
Sumber foto: Pexels