Strategi Membangun Personal Branding untuk Introvert di Dunia Profesional
Meskipun memiliki kepribadian introvert, bukan berarti sulit bangun personal branding di media sosial atau di depan umum. Justru, para introvert sering kali memiliki cara unik untuk menonjolkan diri. Lantas, bagaimana sih cara membangun personal branding untuk introvert?
Jika ditanya seberapa penting personal branding dalam konteks profesional, ini cukup penting apabila kamu ingin maju dalam karier, yang pada akhirnya membuka peluangmu untuk berpenghasilan besar.
Seperti yang diketahui, personal branding adalah proses menciptakan persepsi orang lain tentang diri kita. Salah satu cara mudah untuk melakukannya adalah melalui media sosial.
Bagi kamu yang introvert dan bingung harus mulai dari mana, yuk, simak beberapa tips berikut!
Baca juga: 4 Langkah Mudah untuk Membangun Personal Branding Agar Karier Berkembang
Tentukan Topik yang Potensial & Berdasarkan yang Kamu Sukai
Pilih topik yang tidak hanya punya potensi audiens, tapi juga yang bikin kamu merasa enjoy saat berbagi.
Kalau kamu merasa passion-nya mengalir, itu akan lebih mudah dan menyenangkan. Plus, audiens kamu juga bisa merasakan antusiasme kamu, yang bikin mereka semakin tertarik dengan kamu.
Biasanya topik ini ditentukan dengan jenis profesi yang kamu lakukan. Misalnya, kamu saat ini bekerja sebagai copywriter, maka bicarakanlah seputar copywriting, berbeda lagi jika kamu adalah seorang SEO Specialist, maka kamu berbagi ilmu tentang SEO.
Memanfaatkan Media Sosial dengan Pilih Platform yang Sesuai
Sebagai seorang introvert, media sosial bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun personal branding tanpa harus berada di keramaian.
Beberapa media sosial yang bisa kamu manfaatkan antara lain adalah LinkedIn, TikTok, Instagram, X, YouTube, Medium, Quora.
Carilah mana yang paling nyaman untukmu, bagi seorang Introvert, mungkin LinkedIn, Quora, Medium atau X sangat cocok karena hanya memberikan konten berupa tulisan.
Untuk di LinkedIn, pastikan profil kamu selalu terbarui dengan informasi tentang keterampilan dan prestasi kamu.
Bergabung dengan grup diskusi di LinkedIn atau X (seperti komunitas) memungkinkan kamu untuk berpartisipasi dalam percakapan yang relevan dengan bidang kamu tanpa perlu bertatap muka langsung.
Kamu juga bisa menulis dan menerbitkan artikel di platform seperti LinkedIn atau Medium untuk menunjukkan keahlian kamu. Ini adalah cara membangun personal branding untuk introvert yang efektif.
Belajar Jadi Storyteller
Salah satu contoh personal branding untuk introvert adalah dengan belajar jadi storyteller.
Menceritakan kisah atau pengalamanmu dalam konteks profesional adalah cara yang efektif untuk menghubungkan diri dengan audiens tanpa harus berubah menjadi seseorang yang sangat ekstrovert.
Storytelling memungkinkan kamu untuk berbicara dari hati dengan cara yang autentik, menyentuh, dan penuh makna. Kamu tidak perlu menjadi seorang pembicara besar untuk menceritakan kisah yang berharga.
Kamu bisa mulai dengan hal-hal sederhana seperti:
- Bagaimana kamu mengatasi ketakutan pertama kali untuk berbicara di depan publik.
- Cerita tentang bagaimana kamu menemukan jalan untuk menjadi lebih percaya diri dengan menjadi introvert di dunia kerja.
- Pengalaman atau pembelajaran yang kamu dapatkan saat menghadapi rasa cemas saat interview dan bagaimana kamu mengatasinya.
Setiap cerita yang kamu bagi tidak harus berakhir dengan hanya menghibur atau memotivasi. Kamu juga bisa menjadikannya pelajaran berharga bagi audiens.
Jika kamu berbicara tentang kesulitan atau tantangan, selalu sisipkan pesan atau wawasan yang bisa membantu orang lain belajar dari pengalamanmu.
Baca juga: Gini Lho Gestur Tubuh Public Speaking yang Bikin Audiens Betah & Perhatian!
Lakukan Riset dan Refleksi Diri Agar Tampil Beda
Sebagai introvert, kamu memiliki kemampuan luar biasa untuk mengamati dan merenung. Jadikan ini kekuatan dalam risetmu membuat konten.
Mulailah dengan mengamati sekitar, baik itu melalui media sosial, artikel, atau diskusi dengan orang lain. Apa yang sedang dibicarakan? Apa yang membuat orang merasa terhubung atau terinspirasi? Apa yang kekurangan di pasar atau di dunia digital yang bisa kamu isi?
Saat riset, bukan hanya dunia luar yang perlu kamu teliti, tapi juga diri kamu sendiri. Refleksikan apa yang membuat kamu berbeda dan apa yang bisa kamu tawarkan kepada dunia.
Setelah melakukan riset dan refleksi, mulailah dengan eksperimen kecil. Cobalah berbagai jenis konten, seperti postingan LinkedIn atau X. Perhatikan respon audiensmu. Apa yang mereka sukai dan apa yang mereka anggap bermanfaat? Cobalah beberapa pendekatan untuk melihat apa yang paling resonan denganmu dan audiens.
Selalu Upgrade Skill & Bangun Prestasi
Salah satu cara personal branding yang baik adalah dengan terus upgrade skill dan pengetahuan kamu.
Sebagai introvert, kamu mungkin senang dalam menikmati waktu tenang untuk belajar. Cobalah ikuti online course, baca buku, atau kejar sertifikasi yang relevan dengan bidang kamu.
Setelah menyelesaikan kegiatan tersebut, pastikan untuk memamerkan pencapaian kamu di LinkedIn atau platform lainnya. Ini akan meningkatkan kredibilitas kamu tanpa perlu mengeluarkan banyak energi sosial.
Asal kamu tahu, bahwa “pamer” di LinkedIn sangat penting, dalam arti apabila berkaitan dengan dunia profesional.
Dengan memamerkan skill, hasil, atau prestasimu kepada audiens, nantinya akan semakin banyak peluang baik dan orang yang mengikutimu.
Tetap Terhubung dengan Audiens & Minta Feedback Agar Terus Belajar & Berkembang
Tetaplah terhubung dan mau menerima masukan, dengan demikian, kamu akan lebih peka terhadap kebutuhan audiens sekaligus memperkaya pemahamanmu tentang apa yang bekerja dengan baik dan apa yang masih perlu diperbaiki.
Pastikan kamu menciptakan ruang di mana audiens merasa nyaman untuk berbicara dan memberikan pendapat.
Alih-alih hanya memposting konten, bangun percakapan dengan audiens melalui pertanyaan, polling, atau sesi tanya jawab.
Cara personal branding untuk introvert ini, tidak hanya memperlihatkan bahwa kamu peduli, tapi juga membuat audiens lebih terbuka untuk berinteraksi.
Misalnya, di akhir postingan, kamu bisa menambahkan pertanyaan sederhana seperti, “gimana pendapat kalian?” atau “kira-kira mau bahas apa lagi nih?” Hal-hal ini akan mengundang audiens untuk berbagi pikiran mereka dan merasa lebih terlibat.
Untuk masukkan atau feedback, beberapa audiens mungkin merasa lebih nyaman memberikan feedback secara pribadi.
Manfaatkan fitur direct message (DM) untuk berinteraksi dengan mereka, terutama jika ada yang ingin memberikan kritik atau saran secara lebih mendalam.
Berusaha untuk “Membunuh” Rasa Takutmu
Rasa takut, terutama bagi seorang introvert, seringkali datang dalam berbagai bentuk, takut untuk berbicara di depan umum, takut untuk mengungkapkan pendapat,dan lain sebagainya.
Namun, meskipun rasa takut itu wajar, kita tidak boleh membiarkannya menguasai diri kita, terutama dalam konteks profesional. Banyak lho, seorang introvert yang sukses dengan “pekerjaan ekstrovert.”
Misalnya, ketika namamu sudah mulai dikenal sebagai seseorang yang expert di bidang SEO Specialist, kamu ditawari untuk mengisi acara di webinar, namun kamu takut untuk mengambil kesempatan itu.
Jika kamu masih merasa takut dengan kesempatan yang ada, cobalah tanyakan pada dirimu sendiri:
- Apakah aku takut gagal?
- Apakah aku takut tidak cukup kompeten atau tidak mampu memenuhi ekspektasi orang lain?
Dengan mengenali sumber rasa takut, kamu bisa mulai merancang strategi untuk menghadapinya. Misalnya, kamu takut bahwa ilmu yang kamu sampaikan tidak memberikan impact kepada pendengar. Maka berusahalah untuk riset sebanyak mungkin dan pahami materi. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih siap saat mengisi webinar.
Baca juga: Hati-Hati dalam Berkomentar: Kenali 5 Adab Menggunakan Media Sosial
Itu dia beberapa cara membangun personal branding untuk introvert. Ingat, kepribadian bukanlah penghalang sukses, baik introvert maupun ekstrovert, personal branding tetap penting untuk semua. Semoga tips ini bermanfaat dan membantu kamu tampil lebih percaya diri!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)