
Apa Itu Coping Mechanism? Rahasia Jaga Mental Tetap ‘Waras’, Tapi Aman Enggak Sih?
Pernah enggak sih, kamu merasa cemas atau stres, lalu tiba-tiba mencari kesibukan lain buat mengalihkan perhatian? Ternyata, itu adalah salah satu bentuk coping mechanism, lho!
Konsep ini semakin sering kita dengar, apalagi di kalangan anak muda. Tapi, tahukah kamu, coping mechanism bisa memberi dampak positif atau negatif tergantung bagaimana kita mengelolanya.
Penasaran apa itu coping mechanism sebenarnya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Baca juga: Stres dan Mudah Cemas? Hilangkan dengan Cara Meditasi yang Benar!
Apa itu Coping Mechanisms?
Coping mechanisms adalah cara-cara yang biasanya digunakan orang untuk menghadapi stres atau trauma, dengan tujuan mengelola emosi yang sulit atau menyakitkan.
Mekanisme ini membantu seseorang menyesuaikan diri dengan situasi yang penuh tekanan sekaligus menjaga kesejahteraan emosional mereka.
Biasanya mereka melakukan ini ketika kehidupan sedang penuh dengan perubahan, baik itu yang positif maupun negatif, yang bisa menyebabkan stres psikologis.
Untuk bisa menghadapinya, banyak orang mengandalkan berbagai mekanisme yang melibatkan perilaku, pemikiran, hingga perasaan, tergantung dari situasi yang dihadapi.
Jenis Coping Mechanisms
Dikutip dari jurnal tahun 2023, cara orang menghadapi stres itu ternyata bermacam-macam, dan secara umum bisa dibagi ke dalam beberapa kategori.
Setiap orang punya caranya sendiri, dan yang satu belum tentu cocok buat yang lain. Yuk, kenalan sama jenis-jenis coping mechanism!
1. Problem-Focused Coping
Jenis ini fokus pada solusi. Kalau kamu tipe orang yang langsung mikir “oke, masalahnya apa, dan gimana cara beresinnya?”, berarti kamu termasuk dalam kelompok ini.
Contohnya, kamu bisa mulai bikin rencana atau menahan diri buat enggak terbawa emosi dulu supaya bisa berpikir jernih.
2. Emotion-Focused Coping
Kalau yang ini lebih ke cara mengelola perasaan. Kadang, kita enggak bisa langsung menyelesaikan masalahnya, tapi kita bisa mengatur emosi supaya enggak makin stres.
Misalnya dengan menerima keadaan, melihat sisi positif, curhat ke teman, atau bahkan menggunakan humor buat meringankan suasana hati.
3. Meaning-Focused Coping
Jenis ini lebih dalam lagi. Di sini, seseorang mencoba menemukan makna atau pelajaran dari situasi yang sulit. Bisa dibilang ini cara yang membantu kita tumbuh secara emosional.
Contohnya, saat menghadapi kegagalan, kita memilih melihatnya sebagai pengalaman buat berkembang.
4. Social Coping (Support-Seeking)
Kalau kamu tipe yang langsung cari teman cerita saat stres, berarti kamu termasuk pengguna coping sosial.
Dukungan dari orang terdekat, seperti keluarga, sahabat, atau komunitas, bisa jadi sumber kekuatan buat menghadapi tekanan.
Baca juga: Perilaku Self Sabotage Bisa Menghambat Kemajuanmu, Cek Contoh dan Cara Atasinya!
Coping Mechanism Enggak Selalu Baik
Meskipun coping mechanisms itu penting buat bantu kita melewati masa-masa sulit, ternyata enggak semuanya sehat, lho.
Ada juga jenis coping yang kelihatannya menenangkan, tapi justru bisa bikin masalah baru di kemudian hari. Nah, jenis yang kayak gini biasa disebut maladaptive coping.
Maladaptive coping itu semacam "pelarian" yang mungkin terasa melegakan sesaat, tapi kalau terus dilakukan, bisa berdampak negatif ke kesehatan mental dan fisik kita.
Menurut GoodTherapy, yuk, simak beberapa contohnya:
1. Menghindar atau Menarik Diri
Ketika stres, sebagian orang memilih untuk menjauh dari lingkungan sosial. Misalnya jadi lebih suka menyendiri, mengurung diri di kamar, atau tenggelam dalam dunia film, buku, atau scrolling media sosial berjam-jam. Sekilas terlihat harmless, tapi kalau berlarut-larut bisa bikin kita makin terisolasi.
2. Menenangkan Diri dengan Cara yang enggak Sehat
Punya kebiasaan cari "pelipur lara" saat stres itu wajar. Tapi kalau pelariannya ke makanan berlebihan, minum alkohol, atau main game nonstop sampai lupa waktu, itu bisa berubah jadi kebiasaan buruk. Apalagi kalau dilakukan setiap kali ada tekanan.
3. Numbing atau Membius Emosi
Ini terjadi saat seseorang secara sadar memilih untuk "mematikan" rasa sakit emosional. Misalnya dengan terus-menerus mengonsumsi junk food, alkohol, atau bahkan obat-obatan biar enggak merasa sedih, marah, atau cemas. Padahal, emosi itu perlu diproses, bukan diabaikan.
4. Tindakan Kompulsif dan Berisiko
Ada juga yang coping-nya lewat hal-hal ekstrem seperti berjudi, mengemudi ugal-ugalan, seks bebas tanpa pengaman, atau mencoba zat terlarang.
Biasanya ini dilakukan untuk mencari "sensasi" yang bisa mengalihkan rasa stres, tapi jelas berbahaya dan bisa berdampak besar.
5. Self-Harm
Ini termasuk coping yang paling serius. Beberapa orang yang mengalami stres atau trauma berat mungkin melukai diri mereka sendiri sebagai cara mengekspresikan rasa sakit emosional yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Contoh Coping Mechanisms yang Baik
Kalau sebelumnya kita bahas coping yang bisa berdampak negatif, sekarang saatnya kenalan sama berbagai coping mechanisms yang sehat dan bisa bantu kita tetap waras di tengah tekanan hidup.
Cara-cara ini bisa bantu kamu mengelola stres, menenangkan pikiran, bahkan menumbuhkan ketahanan mental. Yuk, intip contohnya!
1. Emotion-Focused Coping
Jenis coping ini lebih ke cara menghadapi dan meredakan emosi yang muncul akibat stres.
- Napas dalam dan teknik relaksasi: Pernah coba tarik napas pelan-pelan sambil menutup mata? Ini ampuh banget buat nenangin diri.
- Meditasi dan mindfulness: Latihan hadir di saat ini, tanpa mikirin masa lalu atau cemas sama masa depan.
- Nulis jurnal: Curhat lewat tulisan bisa bantu kamu memahami perasaan sendiri.
- Ekspresi kreatif: Gambar, main musik, nulis puisi, semuanya bisa jadi wadah pelepasan emosi.
- Nangis kalau perlu: Kadang, air mata bisa jadi obat paling jujur.
2. Problem-Focused Coping
Kalau jenis ini lebih ke nyari solusi atas masalah yang bikin stres.
- Bikin rencana kecil: Bagi masalah besar jadi langkah-langkah kecil yang bisa kamu kerjain satu per satu.
- Cari informasi: Makin ngerti situasi, makin siap buat ngadepin.
- Ngatur prioritas: Tentuin mana yang harus dikerjakan dulu biar enggak kewalahan.
- Pasang batasan: Misalnya, belajar bilang “enggak” saat merasa udah capek banget.
- Minta bantuan: Entah ke teman, keluarga, atau profesional, kamu enggak harus berjuang sendirian.
3. Social Coping
Dukungan sosial bisa jadi sumber kekuatan yang luar biasa, lho.
- Ngobrol sama orang terdekat: Kadang cuma butuh didengarkan buat merasa lebih ringan.
- Ikut komunitas atau support group: Ketemu orang yang ngalamin hal serupa bisa bikin kamu merasa dimengerti.
- Konseling atau terapi: Profesional bisa bantu kamu mengenali pola stres dan cara menanganinya.
- Bantu orang lain: Ternyata, membantu juga bisa jadi penyembuh.
4. Meaning-Focused Coping
Ini soal bagaimana kita memberi makna pada pengalaman yang kita hadapi.
- Melihat sisi positif: Cari hikmah atau pelajaran dari setiap kesulitan.
- Aktivitas spiritual atau religius: Bisa memberi rasa tenang dan harapan.
- Fokus ke nilai dan tujuan hidup: Mengingat lagi alasan kenapa kamu berjuang bisa jadi penguat.
Tambahan yang bikin mood naik:
- Dengerin lagu favorit
- Jalan sore keliling komplek
- Minum teh hangat sambil lihat langit
- Masak makanan kesukaan
- Beres-beres kamar atau spot yang berantakan
- Main puzzle atau game
- Ucapin hal-hal yang kamu syukuri setiap hari
Intinya, coping yang baik itu bukan soal lari dari masalah, tapi soal bagaimana kita merespons dengan bijak dan penuh kasih ke diri sendiri.
Baca juga: Deretan Ide Healing di Rumah yang Tak Bikin Bosan & Redakan Stres
Peran Profesional Kesehatan Mental
Penting untuk diingat bahwa jika kamu merasa kesulitan dalam mengelola stres atau emosi, seorang profesional kesehatan mental bisa sangat membantu.
Terapis atau konselor dapat memberikan dukungan untuk mengembangkan keterampilan coping yang lebih sehat dan efektif.
Mereka juga menyediakan ruang yang aman dan tanpa penilaian, di mana kamu bisa menjelajahi cara-cara coping yang kamu gunakan dan mengidentifikasi mana yang membantu dan mana yang justru merugikan.
Dengan bantuan mereka, kamu bisa belajar mengenali cara coping yang sesuai dengan kebutuhanmu, serta menghindari pola-pola yang bisa membahayakan kesehatan mental jangka panjang.
Pada akhirnya, kemampuan kita untuk mengelola stres dengan bijak sangat berpengaruh pada bagaimana kita menghadapi kehidupan sehari-hari dan menjaga kesejahteraan mental secara keseluruhan.
Baca juga: 10 Penyakit Timbul Akibat Stres, yang Terakhir Paling Sering Dialami!
Jadi, sudah tahu kan apa itu coping mechanisms? Buat kamu yang mau tahu lebih banyak info seputar kesehatan mental, jangan lupa gabung discord Girls Beyond Circle!
Comments
(0 comments)