
‘Sleeping Prince’, Al-Waleed Wafat Setelah 20 Tahun Koma, Apa yang Terjadi Selama Itu?
Al-Waleed, putra sulung Pangeran Saudi Arabia, Khaled, meninggal dunia pada 19 Juli 2025 di usia 36 tahun.
Selama hampir dua dekade, ia menjalani kehidupan dalam kondisi koma setelah mengalami kecelakaan mobil serius pada 2005 di London, saat masih berusia 15 tahun.
Cedera otak yang dialaminya membuatnya mengalami kondisi vegetatif persisten hingga akhirnya menjalani perawatan intensif di King Abdulaziz Medical City.
Sementara itu, jenazah Al-Waleed sendiri dishalatkan di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadh, pada Minggu (20/7), dan pemakaman berlangsung selama tiga hari hingga Selasa (22/7).
Kepergiannya kembali mengundang rasa penasaran banyak orang, seperti apa rasanya hidup dalam koma selama hampir 20 tahun?
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Sering Mimpi Buruk Menurut Medis, Tak Selalu Soal Mistis!
Apa yang Terjadi Selama Koma?
Saat seseorang berada dalam kondisi koma, mereka terlihat seperti sedang tidur sangat dalam, tapi tanpa kesadaran dan tanpa respons terhadap dunia luar.
Menurut Health Digest, hal ini terjadi karena kerusakan pada bagian otak bernama reticular activating system (RAS), yaitu kumpulan saraf di batang otak yang mengatur siklus tidur dan bangun.
Ketika bagian ini terganggu, kesadaran seseorang bisa “mati total”, meskipun fungsi tubuh seperti bernafas masih berjalan.
Namun, meski terlihat sepenuhnya enggak sadar, beberapa studi menunjukkan bahwa otak dalam kondisi koma bukan berarti sepenuhnya “diam”.
Sebuah penelitian tahun 2013 yang dimuat di jurnal PLoS ONE menemukan aktivitas di hippocampus otak seorang pasien koma epilepsi. Ini memberi petunjuk bahwa otak mungkin sedang menjalani proses pemulihan atau perlindungan diri.
Mengalami Keadaan Seperti Mimpi
Menurut Tradition Health, koma sering disebut mirip seperti mimpi panjang, seseorang masih hidup, tapi enggak sadar.
Aktivitas otak sangat minim, dan pasien umumnya enggak bisa merespons suara, sentuhan, atau rangsangan lain.
Meski begitu, beberapa pasien tetap bisa bernapas sendiri, sementara lainnya butuh alat bantu.
Menariknya, menurut sejumlah studi, otak pasien koma mungkin masih bisa menangkap suara orang terdekat.
Bahkan, ada yang mengaku bisa mengingat suara atau kejadian tertentu setelah sadar. Namun, tiap pengalaman koma berbeda, banyak juga yang enggak mengingat apa pun.
Baca juga: 5 Tips Persiapan Sebelum ke Psikolog Pertama Kali, Apa Saja?
Koma Mirip Seperti di Bawah Pengaruh Anestesi
Meski sering disamakan dengan tidur, kondisi otak saat koma ternyata lebih mirip dengan saat seseorang berada di bawah pengaruh anestesi umum.
Dilansir dari The New England Journal of Medicine, sebuah studi pada 2010 menemukan bahwa anestesi memengaruhi area otak yang sama dengan kondisi koma, yaitu thalamus (pusat kesadaran), korteks (pengatur memori), serta bagian batang otak yang mengatur pernapasan dan detak jantung.
Penelitian lain juga menyebut bahwa pola aktivitas otak pasien koma sangat menyerupai orang yang sedang dibius total.
Bahkan, para ahli menyebut anestesi sebagai bentuk koma buatan yang bisa dibalikkan.
Kondisi Koma Al-Waleed
Kondisi yang dialami Al-Waleed dikenal sebagai vegetative state, di mana seseorang bisa tetap bernapas, menelan, atau terkejut saat mendengar suara keras, tapi kehilangan fungsi kesadaran dan kepribadian.
Menurut Better Health, jika kondisi ini berlangsung lebih dari sebulan, disebut sebagai persistent vegetative state, jadi bukan mati otak, dan inilah yang dialami Al-Waleed selama hampir 20 tahun.
Sayangnya, semakin lama seseorang berada dalam kondisi ini, semakin kecil kemungkinan mereka untuk pulih sepenuhnya.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa otak dalam kondisi ini masih bisa “merespons” rangsangan seperti rasa sakit, walaupun bagian otak yang mengolah kesadaran tetap enggak aktif.
Dengan kata lain, tubuh mungkin “merasakan”, tapi enggak benar-benar “mengerti” apa yang sedang terjadi.
Sama seperti yang dialami Al-Waleed, berikut adalah tanda-tanda koma dalam keadaan vegetatif:
- Orang itu terlihat seperti sedang tertidur
- Mereka enggak bisa bangun, berbicara, atau menanggapi perintah
- Mata mungkin terbuka sebagai respons terhadap rangsangan
- Orang tersebut mampu menggerakkan tubuhnya
- Denyut jantung, tekanan darah dan pernapasan terus berlanjut
- Orang tersebut dapat tertawa, menangis, atau membuat ekspresi wajah secara acak.
Itu dia penjelasan mengenai koma dan apa yang dialami oleh Al-Waleed. Rest in peace!
Baca juga: Mengenal Aritmia Jantung: Risiko dan Pencegahannya
Mau tahu informasi ter-update lainnya? Jangan lupa gabung discord Girls Beyond Circle.
Cover: @allah_cure_dede
Comments
(0 comments)