gagal menampilkan data

Article

Ternyata Ini Alasan Sering Mimpi Buruk Menurut Medis, Tak Selalu Soal Mistis!

Written by Adila Putri Anisya

Tahukah kamu, pada tahun 1700-an, mimpi buruk dianggap sebagai penyakit? Yap, ini tercatat dalam sebuah karya populer, A Universal Etymological English Dictionary oleh Nathan Bailey. 

Ternyata, sering mimpi buruk bukan hanya sekedar gangguan tidur, tapi juga bisa dilihat dari sisi medis. 

Mimpi buruk yang sering terjadi bisa membuat kita terbangun dalam keadaan kurang nyaman, bahkan bisa menyebabkan stres jika terus berlanjut. Lalu, apa sebenarnya arti sering mimpi buruk ini? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Baca juga:  Arti Mimpi Pacar Selingkuh Menurut Psikolog, Benarkah Pertanda?

Apa Itu Mimpi Buruk?

sering mimpi buruk
Sumber foto: Pexels

Mimpi buruk adalah mimpi yang menakutkan atau mengganggu, seringkali terjadi saat tidur pada tahap rapid eye movement (REM). 

Tahap REM adalah fase tidur di mana mata bergerak cepat, detak jantung tidak teratur, dan pernapasan meningkat. Di sinilah mimpi yang jelas biasanya terjadi.

Saat tidur REM, otak kita berada dalam kondisi aktif, dan mimpi buruk biasanya muncul ketika interval REM semakin panjang, terutama di tengah malam atau menjelang kita bangun. 

Hal ini membuat mimpi buruk lebih mudah diingat dan terasa begitu nyata, bahkan bisa menimbulkan rasa takut atau stres seperti telah mengalami peristiwa nyata.

Banyak orang mengalami mimpi buruk dengan tema umum seperti dikejar sosok menakutkan, dan ketika terbangun, perasaan takut masih terasa seolah-olah baru saja mengalami peristiwa traumatis.

Penyebab Sering Mimpi Buruk Menurut Medis

penyebab sering mimpi buruk
Sumber foto: Pexels

Mimpi buruk bisa dialami oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, ketika mimpi buruk sering terjadi pada orang dewasa, ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. 

Lantas, kenapa sering mimpi buruk? Dalam pandangan medis, berikut beberapa penyebab yang diyakini berperan dalam munculnya mimpi buruk:

1. Kondisi Psikologis

Kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD) adalah beberapa kondisi psikologis yang menyebabkan sering mimpi buruk kronis dan berulang pada orang dewasa.

Jika kamu baru saja mengalami masa sulit seperti putus cinta, kehilangan pekerjaan, atau menghadapi stres karena tekanan ini dapat mempengaruhi cara otak beroperasi saat malam.

2. Gangguan Tidur

Gangguan tidur seperti sleep apnea dan restless legs syndrome seringkali dikaitkan pada mimpi buruk yang berulang. 

Menurut Cleveland Clinic, Dr. Tiani mengatakan, orang dengan sleep apnea pada dasarnya tidak mendapatkan cukup oksigen ke otak, akibat gangguan pernapasan di malam hari. 

Hal tersebut bisa mengakibatkan mimpi buruk yang berhubungan dengan pernapasan tercekik, mati lemas tercekik, atau terjebak diruang sempit. 

3. Alkohol dan Zat Lainnya

Alkohol dan zat lainnya bisa mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan mimpi buruk. Kafein, misalnya, ketika dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu tidur. 

Dr. Tiani mencatat bahwa beberapa orang mengalami peningkatan aktivitas mimpi buruk akibat kafein.

Alkohol juga berperan dalam gangguan tidur REM. Ia dapat mengganggu siklus REM dan menyebabkan fenomena “REM rebound” yang dikaitkan dengan peningkatan mimpi buruk. 

Selain itu, narkoba seperti kokain dan metamfetamin juga dapat menyebabkan mimpi buruk, terutama selama periode pemulihan.

4. Kurang Tidur Kronis

Jika kamu terbiasa tidur kurang dari waktu normal, yaitu 7-8 jam per malam, bisa jadi kamu mengalami kurang tidur kronis.

Kondisi ini ternyata memiliki dampak serius, yang bisa berkisar dari gangguan psikologis seperti depresi hingga risiko kesehatan yang lebih berat seperti serangan jantung. 

Kurang tidur tidak hanya membuatmu merasa lelah, tetapi juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan dan emosional yang memicu sering mimpi buruk.

5. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan mimpi buruk sebagai efek samping. Ini termasuk berbagai jenis antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin selektif, antidepresan trisiklik, serta obat antipsikotik seperti risperidone dan olanzapine

Beta-blocker yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kondisi jantung juga bisa berkontribusi pada mimpi buruk.

Selain itu, obat tidur yang dijual bebas seperti melatonin, terapi penggantian nikotin seperti koyo nikotin dan permen karet nikotin, serta obat Parkinson seperti levodopa, juga diketahui dapat memicu mimpi buruk. 

Bahkan suntikan semaglutide, yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2 dan obesitas, bisa menjadi penyebabnya.

Baca juga:  8 Jenis Gangguan Kecemasan yang Banyak Diderita Anak Muda, Pernah Mengalaminya?

Apakah Setelah Menonton FIlm Horor dapat Menyebabkan Mimpi Buruk?

sering mimpi buruk
Sumber foto: Pexels

Bagi kamu yang penakut dengan film horor, sebaiknya jangan paksakan menonton film horor jika ingin tidur nyenyak. Faktanya, ya setelah menonton film horor kita bisa mengalami mimpi buruk. 

Dr. Tiani menjelaskan bahwa menonton film horor bisa membuat kamu lebih waspada dan gelisah. Namun, film horor bukan satu-satunya pemicu. 

Berbagai aktivitas menjelang tidur yang menimbulkan stres atau kecemasan juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Misalnya, menonton berita dengan topik sedih, terjebak dalam doom scrolling di media sosial, atau terlibat dalam percakapan yang menegangkan dapat menimbulkan perasaan serupa dan meningkatkan kemungkinan mimpi buruk.

Seberapa Umum Sering Mimpi Buruk Menurut Psikologi?

sering mimpi buruk
Sumber foto: Pexels

Menurut Psychology Today, mimpi buruk adalah fenomena yang seringkali lebih terasa pada anak-anak dan remaja, namun frekuensinya cenderung menurun seiring bertambahnya usia

Data menunjukkan bahwa sekitar 4% anak prasekolah mengalami mimpi buruk secara teratur dan angka ini terus meningkat hingga masa remaja, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Saat memasuki usia dewasa, pola ini berubah. Di usia 29 tahun, dan perempuan cenderung mengalami mimpi buruk dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki. 

Meskipun prevalensi mimpi buruk menurun seiring bertambahnya usia, perempuan tetap melaporkan frekuensi mimpi buruk yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Secara umum, mimpi buruk sesekali dialami oleh sekitar setengah dari semua orang dewasa. Sekitar 6% dari mereka mengalami mimpi buruk setidaknya sebulan sekali, sementara antara 1 dan 2% mengalami mimpi buruk lebih sering. 

Hanya kurang dari 1% yang mengalami mimpi buruk sangat sering, hingga menjadi gangguan yang mempengaruhi kualitas tidur dan kehidupan sehari-hari mereka.

Baca juga:  Sleep Apnea Adalah Gangguan Pernapasan Saat Tidur, Ini Gejala dan Penyebabnya

Pengobatan Sering Mimpi Buruk 

pengobatan sering mimpi buruk
Sumber foto: Pexels

Mimpi buruk bisa mereda dengan sendirinya setelah faktor pemicunya diatasi. Jika mimpi burukmu disebabkan oleh gangguan psikologis, pengobatan harus difokuskan pada penanganan kondisi tersebut. 

Menurut WebMD, untuk mimpi buruk yang berulang atau yang disebabkan oleh PTSD, perawatan latihan imajinasi bisa menjadi terapi yang efektif. 

Teknik tersebut, yang merupakan bagian dari terapi perilaku kognitif, membantu penderita untuk membayangkan dan mengubah mimpi buruk mereka dengan cara yang diinginkan.

Jika kamu mengalami mimpi buruk akibat efek samping obat-obatan, bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan penyesuaian dosis atau penggantian resep. Mengubah obat atau dosisnya bisa mengurangi efek samping yang menyebabkan mimpi buruk.

Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga dapat membantu. Menjaga rutinitas tidur yang baik, berolahraga secara teratur, serta berlatih yoga atau meditasi dapat membantu meredakan kecemasan dan stres, yang pada gilirannya dapat mengurangi frekuensi mimpi buruk.

Baca juga:  7 Jenis Terapi Psikologis dan Rekomendasi Tempatnya di Jabodetabek

Jadi, jika kamu sering mimpi buruk jangan langsung khawatir akan terjadi hal buruk, ya! Yuk, gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan lebih banyak informasi seputar masalah kesehatan!

Cover: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond