
5 Dampak Buruk Memakai Pakaian Ketat Bagi Kesehatan Tubuh Kamu, Bisa Kanker?
Pakaian ketat biasa dijadikan sebagai pilihan fashion dari ekspresi diri, apalagi bagi kamu, para perempuan Gen Z yang suka tampil stylish dan percaya diri. Tetapi tanpa disadari, beberapa tren seperti pakaian super ketat bisa membawa dampak yang kurang baik untuk kesehatan jika dipakai terus-menerus.
Mulai dari masalah kulit, gangguan pernapasan, hingga risiko infeksi, semuanya bisa terjadi hanya karena pilihan pakaian yang enggak memberi ruang untuk bernapas.
Berikut pembahasan lebih detail mengenai jenis-jenis pakaian ketat mana saja yang perlu dihindari dan sebenarnya apa aja sih dampak buruknya bagi kesehatan tubuh kamu!
Baca juga: Gratis! Skrining BPJS Kesehatan 2025 Bisa Cek 14 Penyakit Kronis Cuma 5 Menit
Jenis Pakaian Ketat yang Sebaiknya Enggak Digunakan Terlalu Sering

Kamu perlu mengetahui dengan jelas, jenis pakaian ketat yang perlu dihindari dipakai terlalu sering dan dalam waktu yang lama saat kamu beraktivitas sehari-hari. Dikutip dari Healthline, kategori “ketat” yang dimaksud adalah saat pakaian kamu sudah terasa enggak nyaman saat dikenakan. Beberapa tanda, pakaian terasa terlalu ketat, diantaranya:
- Terdapat bekas merah di kulit
- Ada bekas tekanan iritasi di kulit
- Kulit kebas atau kesemutan
- Kesulitan bernapas
- Gerakan terbatas
Apa kamu pernah lihat tanda-tanda itu di kulit kamu saat memakai pakaian tertentu? Bisa jadi jangan memakainya terlalu sering Girls! Secara umum, ada beberapa tipe pakaian ketat wanita yang bisa menimbulkan bekas kemerahan atau tanda “terlalu ketat” di tubuh kamu. Contohnya seperti:
- Celana ketat atau jeans, termasuk legging olahraga atau skinny jeans
- Ikat pinggang
- Bra (model biasa atau model olahraga)
- Pakaian dalam pembentuk tubuh (shapewear)
- Kaus kaki dan stoking yang ketat
- Atasan bergaya korset.
Baca juga: 7+ Tips Manajemen Penyakit Gerd Saat Puasa Ramadan Agar Ibadah Efektif
Dampak Buruk Pakaian Ketat Bagi Kesehatan Tubuh

Dilansir dari Healthline, pakaian ketat disebut menjadi penyebab adanya penyakit yang cukup serius. Enggak hanya sekadar iritasi atau bekas kemerahan saja. Yuk, kita simak informasi lebih detailnya berikut ini!
1. Masalah Pencernaan
Menurut ahli gizi Michelle Rauch menyatakan bahwa pakaian ketat, termasuk dasi, dapat memperburuk gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Dia mengatakan pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan tambahan pada lambung dan usus. Hal ini bisa memperburuk gejala, seperti refluks asam dan heartburn-sensasi perih atau panas seperti terbakar di dalam dada. Dalam jangka panjang, refluks asam yang berulang dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti esofagitis, yang dapat menyebabkan “menelan” menjadi sakit dan sulit.
Jika kamu memiliki kondisi yang menyebabkan kembung, seperti IBS (Irritable Bowel Syndrome-gangguan pencernaan kronis), pakaian ketat dapat berdampak negatif pada pencernaan kamu dan memperburuk gejala.
Enggak hanya itu, dikutip dari Alodokter, penggunaan celana ketat bisa memberi tekanan di perut. Ini bisa meningkatkan asam lambung dan mengurangi keleluasaan lambung. Akibatnya, kamu bisa mengalami nyeri ulu hati.
Baca juga: 7 Kebiasaan Penyebab GERD Kambuh, Gen Z Wajib Waspada!
3. Infeksi Jamur
Untuk kamu para perempuan, harus lebih hati-hati dengan penggunaan pakaian yang terlalu ketat dalam kegiatan sehari-hari. Kalian bisa saja memakainya seharian dan terlalu sering sehingga enggak sadar kalau jamur tumbuh di kulit kamu.
Mengenakan celana ketat, stoking, atau pakaian dalam pembentuk tubuh (shapewear) dapat menyebabkan infeksi jamur pada orang yang memiliki vulva (bagian luar dari organ intim wanita yang mencakup labia (bibir), klitoris, lubang uretra, dan lubang vagina).
Pakaian ketat seringkali kurang memiliki sirkulasi udara yang baik. Risiko infeksi meningkat jika kamu berkeringat dalam pakaian atau enggak segera mengganti pakaian olahraga atau pakaian renang yang basah.
Baca juga: Waspada Penyakit Leptospirosis! Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
3. Nyeri Punggung
Dilansir dari Alodokter, sebaiknya menghindari penggunaan celana ketat saat kamu mengalami nyeri punggung, karena bisa memperburuk kondisi ini. Selain itu, celana ketat dapat menghambat aktivitas sehari-hari, seperti membuat kamu sulit membungkuk, berjalan, atau bahkan duduk.
4. Saraf Kejepit
Berbagai penelitian dari sumber terpercaya juga menunjukkan bahwa pakaian yang ketat atau membatasi, termasuk ikat pinggang, dapat menyebabkan kompresi saraf tulang belakang yang disebut meralgia paresthetica. Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri di sisi paha kamu.
5. Kanker Payudara
Beberapa penelitian lama menyarankan adanya hubungan antara mengenakan bra yang ketat selama berjam-jam setiap hari dan risiko kanker payudara yang lebih tinggi. Namun, enggak pernah ditemukan hubungan sebab-akibat dari penggunaan bra dengan kanker payudara, dan penelitian terbaru kini menyatakan sebaliknya.
Pernyataan resmi dari American Cancer Society Trusted Source adalah bahwa bra enggak menyebabkan kanker atau mempengaruhi risiko kanker payudara kamu.
Kamu bisa memilih bra yang nyaman untuk kamu pakai seharian. Karena jenis bra yang terlalu ketat tetap dapat menyebabkan beberapa masalah untuk kesehatan tubuh seperti: gesekan, iritasi, nyeri leher, bahu, dan dada serta sakit kepala. Selain itu dapat menyebabkan infeksi dan diare atau sembelit kronis.
Baca juga: Rahasia Tetap Fit dan Enggak Mudah Flu Meski Hujan Tiap Hari
Nah, itu dia 5 dampak buruk memakai pakaian ketat bagi kesehatan tubuh kamu. Perlu diingat, mengenakan pakaian ketat sesekali enggak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Namun, kalau kamu secara berulang atau sering menggunakan pakaian ketat, hal ini dapat menghambat aliran darah, pencernaan atau menekan saraf kamu. Kemungkinan akan ada efek jangka panjang yang lebih serius.
Balik lagi Girls, semua perlu “balance” enggak hanya pertimbangan gaya fashion favorit kamu untuk mempercantik diri tetapi membutuhkan perhatian dari segi kesehatannya juga. “Beauty isn’t pain — beauty is well-being!”
Kalau kamu ingin safe place untuk belajar lebih banyak tentang kesehatan mental dan fisik, pengembangan diri dan karier, lifestyle, informasi seputar pendidikan, bisa gabung dengan Girls Beyond Circle! Di sana, kamu bisa menemukan tips bermanfaat, perspektif baru, dan komunitas perempuan Gen Z yang saling mendukung untuk tumbuh bersama.
——–
Hai, aku Oktavia, penulis artikel ini! Let’s connect with me on Linkedin!
Oktavia lutfiana – penulis kontributor YTTA Batch 5
Cover: Freepik
Comments
(0 comments)