
Kepribadian Ambivert Itu Tidak Ada? Ini Penjelasannya Teori Myers-Briggs!
Kepribadian ambivert adalah kombinasi dari ekstrovert dan introvert, memungkinkan seseorang untuk menikmati keramaian sekaligus merasa nyaman dalam kesendirian. Namun, apakah kepribadian ini benar-benar ada?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Sebenarnya, kepribadian ambivert tidak diakui secara resmi. Perusahaan MBTI, yang mengelola tipe kepribadian Myers-Briggs, menjelaskan hal ini secara jelas.
Jadi, bagaimana kita mengklasifikasikan seseorang yang merasa memiliki sifat introvert namun juga ekstrovert? Untuk menjawabnya, yuk simak teori berikut ini!
Baca juga: 4 Tipe kepribadian introvert Menurut Penelitian, Kenali Ciri-Cirinya!
Kenapa Kepribadian Ambivert Tidak Ada?
Mari kita bahas secara logika, mengapa kepribadian ambivert itu seharusnya tidak ada.
Kepribadian manusia seringkali ada dalam spektrum, maksudnya seseorang mungkin memiliki sifat introvert dalam beberapa situasi, seperti saat bekerja sendiri, tetapi bisa juga menunjukkan sifat ekstrovert saat bersosialisasi dengan teman-teman.
Ini menunjukkan bahwa perilaku kita sangat dipengaruhi oleh konteks. Mengategorikan seseorang kepribadian ambivert mungkin terlalu menyederhanakan kompleksitas kepribadian yang sebenarnya sangat beragam dan dinamis.
Istilah “ambivert” sebenarnya tidak didukung kuat oleh penelitian ilmiah, yang lebih fokus pada spektrum antara introversi dan ekstroversi daripada menciptakan kategori baru.
Label seperti “ambivert” mungkin hanya memudahkan kita dalam memahami perilaku tanpa memberikan pengetahuan tambahan yang lebih jelas.
Menurut sebagian orang, mungkin memahami kepribadian manusia sebagai spektrum yang fleksibel seringkali lebih mudah daripada menggunakan kategori yang mungkin terlalu sempit, seperti dua pilihan antara introvert atau ekstrovert.
Baca juga: Tipe MBTI Berubah? Bisa Jadi Ini Faktor Penyebabnya!
Kepribadian Ambivert Tidak Ada Menurut Teori Myers-Briggs
Dalam teori Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang berasal dari psikolog Carl Jung, Myers, dan Briggs, yang mempelopori penelitian tentang introversi dan ekstroversi, mereka semua sepakat bahwa ambivert tidak ada.
MBTI hanya mengategorikan orang dalam dua preferensi utama, yaitu Ekstroversi (E) atau Introversi (I).
Meski begitu, banyak orang menganggap diri mereka sebagai kepribadian ambivert, yakni seseorang yang bisa nyaman di situasi sosial maupun sendirian. Ini bukan tipe kepribadian baru, melainkan hasil dari fleksibilitas individu.
Orang yang dianggap ambivert sebenarnya menggunakan kombinasi dari kedua preferensi ini, tetapi mereka tetap memiliki kecenderungan dominan, entah itu ekstrovert atau introvert.
Jika kamu merasa nyaman sendiri, tetapi juga nyaman dalam situasi sosial, kamu mungkin seseorang yang telah mengembangkan keseimbangan dan fleksibilitas dengan melatih “kedua sisi” kepribadianmu.
Hal ini adalah bagian dari dinamika tipe kepribadian, di mana kita semua mungkin menggabungkan kedua sisi, tapi salah satunya tetap lebih dominan.
Jadi kesimpulannya, menjadi seorang ambivert bukanlah tentang memiliki kepribadian yang seimbang antara introvert dan ekstrovert.
Namun, ambivert sebenarnya merupakan salah satu tujuan dalam pengembangan pribadi. Ini berarti menguasai keterampilan untuk memilih bagaimana berperilaku dalam berbagai situasi yang berbeda.
Baca juga: 8 Tips Recharge Energi introvert yang Sibuk Bekerja dengan Banyak Orang
Bagaimana Menentukan Dominan Introvert atau Ekstrovert?
Jika kamu masih bingung tentang tipe kepribadianmu apakah lebih dominan introvert atau ekstrovert, sebenarnya hal ini dapat diidentifikasi dengan mudah melalui penjelasan berikut:
Sumber Energi
- Ekstrovert: Mendapat energi dari interaksi sosial dan rangsangan eksternal. Mereka cenderung aktif dan merasa terisi ulang setelah berada di sekitar orang.
- Introvert: Mendapat energi dari waktu sendirian dan refleksi pribadi. Mereka mungkin merasa kehabisan energi setelah berinteraksi sosial terlalu banyak.
Pola Perilaku
- Ekstrovert: Biasanya senang berada di sekitar orang, cepat membuat keputusan, dan sering menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi. Mereka lebih cenderung bertindak lebih dulu dan berpikir kemudian.
- Introvert: Lebih suka menyendiri, cenderung lebih pendiam dalam situasi sosial, dan mungkin memerlukan waktu untuk membuat keputusan. Mereka sering menganalisis dan lebih suka fokus pada satu aktivitas pada satu waktu.
Keterlibatan Sosial
- Ekstrovert: Berbicara dengan lancar dalam situasi sosial, merasa nyaman di tengah keramaian, dan sering menjadi pusat perhatian. Mereka menikmati kolaborasi dan networking.
- Introvert: Lebih suka suasana tenang, cenderung pendengar yang baik, dan mungkin lebih mandiri dalam pekerjaan mereka. Mereka seringkali mendapat manfaat dari aktivitas yang menyendiri dan konsentrasi mendalam.
Pengisian Ulang Energi
- Ekstrovert: Membutuhkan interaksi sosial untuk mengisi ulang tenaga dan mungkin merasa terkuras jika terisolasi terlalu lama.
- Introvert: Mengisi ulang energi dengan menghabiskan waktu sendirian dan mungkin merasa kewalahan dengan terlalu banyak interaksi sosial.
Gaya Komunikasi
- Ekstrovert: Berbicara dengan cepat, menggunakan banyak bahasa tubuh, dan sering berbagi pemikiran secara langsung.
- Introvert: Berbicara lebih lambat dan mungkin lebih suka berkomunikasi secara tertulis daripada verbal. Mereka cenderung memikirkan kata-kata mereka sebelum berbicara.
Dari penjelasan di atas, sebaiknya jangan sebut diri kamu sebagai kepribadian ambivert lagi. Karena penelitian sendiri pun menunjukkan bahwa manusia itu cenderung hanya ada di kategori introvert atau ekstrovert. Lalu, kamu termasuk yang mana?”
Gabung Girls Beyond Circle, yuk! Banyak insight dan informasi menarik lainnya yang bisa kamu dapatkan!
Baca juga: 7 Tes Kepribadian Online Ini Bantu Cari Jati Diri, Ke-7 Recommended!
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)
You need login/sign up to post comment
Login / Sign UpYuk, Jadi yang Pertama Berkomentar!
Bagikan pendapatmu!