Stress Language: Mengenali Diri Sendiri Saat Menghadapi Stres
Setiap orang memiliki respons yang berbeda-beda saat menghadapi stres. Respons diri terhadap stres memiliki pengaruh langsung terhadap berbagai aspek di kehidupan kita seperti hubungan dan pekerjaan.
Mengenali diri sendiri saat berhadapan dengan stres penting untuk dilakukan untuk memahami reaksi emosional, menjaga keseimbangan mental, dan menemukan strategi yang efektif dalam mengelola tekanan yang dihadapi. Tidak mengenali diri sendiri ketika stres dapat berujung pada tindakan atau perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kecenderungan tindak perilaku seseorang saat merespons stres disebut sebagai stress language atau bahasa stres. Salah satu cara mengenali diri sendiri saat menghadapi stres adalah dengan mengetahui stress language.
Baca juga: Teori Tend and Befriend: Respons Stres yang Membedakan Perempuan dan Laki-laki
Manfaat Mengenali Diri Sendiri Ketika Stres
Sumber foto: Pexels
Mengenali dirimu sendiri saat stres dapat membantu kita dalam penanganan stres sehingga lebih terarah. Kita akan lebih tersadar dengan sikap dan tindakan kita saat dilanda stres. Dengan begitu, kamu dapat menjaga diri dari kemungkinan atau kejadian yang kurang menyenangkan.
Berikut jenis-jenis bahasa stres atau stress language yang perlu kamu ketahui agar kamu bisa mengenal diri sendiri ketika berada di bawah tekanan dengan lebih baik.
Baca juga: Kurangi Stres, Ini 4 Cara Mengatasi Overthinking pada Remaja
Jenis-jenis Stress Language
- The Exploder
Salah satu bentuk respons seseorang ketika menghadapi stres adalah dengan secara gamblang menampakkan atau menunjukkan tanda-tanda stres yang mereka miliki. Seseorang dengan tipe The Exploder akan cenderung cepat menyalurkan rasa stresnya dan dengan cara yang meluap-luap. Ini seperti mengungkapkannya secara terang-terangan, memaki, marah-marah, berteriak, atau dalam beberapa kasus ekstrem harus meluapkannya dengan aksi fisik seperti membanting barang.
Jika dirasa diri kamu adalah seorang dengan stress language ini, usahakan untuk menyalurkan rasa stres yang menggebu dengan hal yang positif dan jangan sampai menyakiti diri atau orang lain.
Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Musik yang Menenangkan, Bisa Meredakan Stres
- The Imploder
Seseorang dengan tipe The Imploder merupakan kebalikan dari The Exploder. Tipe ini akan cenderung untuk menyimpan dan menutupi emosi dan perasaan mereka. Bagi pemilik stress language ini biasanya akan memendam kekesalan, kerisauan, dan keberatan mereka sekaligus merasa pasrah dan tidak berdaya. Memendam masalah atau hal yang menyebabkan stres tanpa melakukan apapun, tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik dan mungkin justru memperparah kondisi yang sedang dilalui.
Kalau kamu sudah mengenali diri sendiri dan tahu kamu memiliki tipe bahasa stres ini, usahakan untuk bercerita dan berdiskusi dengan orang terpercaya mengenai keadaan kalian. Bercerita kepada orang lain dapat membantu kamu untuk menyalurkan tekanan sekaligus mendengar pendapat orang lain.
Baca juga: 10 Penyakit Timbul Akibat Stres, yang Terakhir Paling Sering Dialami!
- The Fixer
Tipe The Fixer adalah seseorang yang dengan cepat merespons rasa stres yang dimiliki dengan membetulkan atau memperbaiki “masalah” yang menjadi penyebab stres mereka. The Fixer cenderung tidak bisa lama-lama diam saja ketika ada suatu permasalahan dan akan cepat mengambil tindakan yang dirasa dapat menyelesaikan masalah. Tidak jarang juga, ketika sumber stres yang dialami tidak dapat langsung mereka atasi, orang dengan tipe ini justru sibuk memperbaiki hal yang sebenarnya tidak perlu diperbaiki.
Bagi para The Fixer usahakan untuk tidak gegabah dalam melakukan sesuatu, take time to think. Jangan sampai salah langkah dan atau malah mengurusi urusan lain yang sebenarnya tidak penting.
Baca juga: Stres dan Mudah Cemas? Hilangkan dengan Cara Meditasi yang Benar!
- The Denier
Berusaha melihat hal positif dari setiap kejadian adalah sebuah sikap yang baik. Akan tetapi, jangan sampai berlebihan dan membuat kamu malah menolak untuk mengakui perasaan dan hal negatif. Kecenderungan seseorang yang menolak mengakui rasa stres disebut sebagai The Denier. Tipe yang satu ini akan menganggap semua baik-baik saja dan mengubur rasa stres mereka dalam-dalam.
Jika terus menerus seperti itu, semua rasa stres yang dipendam dapat tiba-tiba saja meledak dan meluap karena tidak pernah diakui dan disalurkan dengan baik. Seseorang dengan tipe ini sangat amat perlu untuk mengenali diri sendiri dan sadar akan kecenderungan mereka ini. Jangan sampai justru terjebak dalam toxic positivity.
Baca juga: Waspadai Burnout Syndrome! Ini 3 Cara Mengatasi Stres di Tempat Kerja
- The Numb-er
The Numb-er adalah sebutan bagi seseorang dengan respons stres yang berusaha untuk mengabaikan dan membuat diri sendiri mati rasa terhadap rasa stres. Orang dengan tipe The Numb-er akan berusaha mengalihkan diri dengan melakukan dan mencoba berbagai hal. Sayangnya, terkadang seseorang yang berada dalam tekanan dan stres kehilangan penunjuk arah dan dapat terjebak dalam hal dan tindakan yang merugikan.
Jika kamu mengenali diri sendiri sebagai tipe yang satu ini, usahakan untuk bercerita dengan orang terpercaya dan meminta ditemani orang lain untuk menjaga diri agar tidak melakukan tindakan yang berbahaya.
Setelah mengenali dirimu sendiri saat menghadapi rasa stres dan mengetahui kelima stress language di atas, kamu kira-kira termasuk tipe yang mana nih? Apa pun itu, usahakan untuk selalu sadar atas perilaku dan respons kita saat stres, ya!
Baca juga: 10 Makanan Penghilang Stress, Bisa Tingkatkan Mood Kamu!
Halo, semua! Kenalin, aku Salsa Umar sebagai penulis YTTA Batch 2 sekaligus penulis artikel ini. Yuk, kenalan lebih jauh dengan connect di LinkedIn!
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)