Ramai Megathrust, Ini Top 6 Bencana Alam Terparah di Indonesia: Kerugian Capai 29 Triliun?
Bencana alam terparah di Indonesia menjadi topik yang menarik dan penting untuk dibahas, terutama mengingat peringatan BMKG mengenai potensi gempa megathrust baru-baru ini. Meski kapan terjadinya masih belum pasti, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.
Sebagai negara yang terletak di kawasan “Ring of Fire” dan berada di persimpangan tiga lempeng tektonik, Indonesia memang sangat rentan terhadap bencana. Dampaknya, tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tetapi juga seringkali mempengaruhi negara-negara tetangga.
Lalu, bencana alam terparah di Indonesia mana saja yang paling bersejarah dan merugikan? Berikut daftarnya!
Baca juga: Asal-Usul Lomba 17 Agustus di Indonesia dan Maknanya Menurut Sejarah
6. Erupsi Gunung Merapi (2010)
Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 adalah salah satu letusan gunung berapi terbesar dan terburuk di Indonesia abad ke-21. Letusan ini menjadi kisah kelam yang mempengaruhi wilayah Yogyakarta, Magelang, Klaten, dan Boyolali secara mendalam.
Aktivitas seismik Gunung Merapi ini dimulai pada akhir September 2010, dan letusan pertama terjadi pada 26 Oktober 2010. Letusan demi letusan terus berlangsung, dengan puncaknya terjadi antara 3 hingga 5 November 2010. Tragisnya, bencana ini merenggut nyawa 353 orang, termasuk juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Dampak tragedi bencana alam di Indonesia ini merembet ke berbagai sektor kehidupan, mulai dari pemukiman, infrastruktur, hingga sosial dan ekonomi. Aktivitas sehari-hari di sekitar gunung tersebut terganggu berat. Awan panas dari letusan meluncur sejauh 15 km dari puncak Merapi menuju Cangkringan, sementara hujan abu vulkanik mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, Purwokerto, dan Cilacap.
Kerusakan dan kerugian akibat erupsi ini mencapai angka yang sangat besar, yaitu sebesar Rp3,62 triliun. Letusan Gunung Merapi 2010 meninggalkan bekas mendalam yang hingga kini masih diingat sebagai salah satu bencana alam terparah di Indonesia.
5. Gempa Nusa Tenggara Barat (2018)
Gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) mungkin masih sangat diingat masyarakat, karena termasuk bencana alam terparah di Indonesia yang belum lama terjadi yakni di tahun 2018.
Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Utara pada pukul 18:46 WIB (19:46 WITA) tanggal 5 Agustus 2018. Pusat gempa ini terletak di lereng utara timur laut Gunung Rinjani, dengan kedalaman 15 km.
Gempa NTB ini termasuk gempa berpotensi tsunami, sehingga kala itu peringatan dini tsunami dikeluarkan untuk wilayah pantai Lombok Utara, Lombok Barat Utara, dan Lombok Timur Utara.
Tsunami kecil pun terdeteksi di pesisir Carik, Desa Anyar, Bayan, Lombok Utara, dengan tinggi 13,5 cm. Namun, bencana tidak berhenti di situ. Gempa susulan terus terjadi hingga 10 Agustus 2018, dengan total 447 gempa susulan tercatat.
Gempa susulan terbesar, berkekuatan 6,2 SR, terjadi pada 9 Agustus 2018. Guncangan dari gempa susulan tersebut dirasakan hingga ke Bali dan Jawa Timur.
Kerusakan akibat bencana ini sangat luas, mencapai kerugian total Rp18,2 triliun. Sementara, Lombok Utara mengalami kerusakan terbesar, mencapai Rp 3,1 triliun.
Tragisnya, gempa bumi ini menyebabkan 555 orang meninggal dunia di Lombok Utara dan sekitarnya.
Baca juga: Pekerja Jangan Sepelekan Dana Darurat, Segini Jumlah Idealnya!
4. Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah (2018)
Pada 28 September 2018, gempa dan tsunami melanda Sulawesi Tengah, tepatnya pukul 17.02 WIT. Pusat gempa terletak 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut Kota Palu, dengan kekuatan 7,7 SR dan kedalaman 10 km.
Guncangan gempa ini dirasakan luas, terutama di Kabupaten Donggala, Kota Palu, dan Kabupaten Sigi, bahkan hingga ke Kota Balikpapan dan Kota Makassar.
Kejadian bencana alam di Indonesia ini pun menyebabkan kerusakan infrastruktur yang besar, termasuk Jembatan Ponulele di Palu roboh, Kubah Masjid Baiturrahman, dan Hotel Roa-roa mengalami kerusakan parah.
Gempa dan tsunami ini memicu dampak yang sangat besar, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 2.073 orang. Selain itu, 10.679 orang mengalami cedera, 680 orang hilang, dan 82.775 menjadi pengungsi.
Hampir satu bulan setelah bencana, kehidupan ratusan ribu anak di Sulawesi Tengah masih jauh dari normal. Banyak anak-anak yang tetap tunawisma, putus sekolah, dan membutuhkan dukungan psikososial untuk membantu mereka mengatasi trauma yang mereka alami.
Gempa berkekuatan terparah ini melumpuhkan perekonomian Kota Palu dan sekitarnya, dengan total kerugian mencapai Rp 23,1 triliun.
3. Gempa Padang (2009)
Bencana alam terparah di Indonesia yang tak kalah besar adalah gempa di Padang pada 30 September 2009. Gempa dengan kekuatan 7,6 SR ini terjadi di lepas pantai Sumatera Barat, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.
Menurut data Satkorlak PB, selain di Padang, gempa ini menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah lainnya, seperti Kabupaten Kerinci (Jambi) dan bagian selatan Sumatera Utara.
Akibat bencana alam terbesar di Indonesia ini sebanyak 1.117 orang kehilangan nyawa, 1.214 orang mengalami luka berat, dan 1.688 orang luka ringan. Selain itu, terdapat 1 orang yang dilaporkan hilang.
Kerusakan fisik pun sangat luas, dengan 135.448 rumah mengalami rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, dan 78.604 rumah rusak ringan.
Gempa ini juga diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,8 SR pada 1 Oktober 2009, yang kembali menambah kerusakan di beberapa wilayah.
Total kerugian akibat bencana ini mencapai Rp28,5 triliun, menjadikannya sebagai salah satu bencana alam terparah yang pernah terjadi di Indonesia.
Baca juga: Masa Tua Jadi Santai, Pakai 5 Kalkulator Dana Pensiun Ini!
2. Gempa Yogyakarta (2006)
Gempa Yogyakarta pada tahun 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kerak dangkal yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Gempa yang terjadi pada 27 Mei 2026 pukul 05.53 ini, berkekuatan 6,4 SR di posisi episenter di koordinat 7,97° LS dan 110,44° BT, pada kedalaman 10 km.
Namun, perhitungan yang dilakukan oleh BMKG dan USGS menunjukkan perbedaan dalam koordinat dan kedalaman, yaitu sekitar 8,03° LS dan 110,32° BT pada kedalaman 11,3 km.
Gempa menyebabkan kerusakan parah, terutama di Kabupaten Bantul, di mana banyak rumah hancur dan infrastruktur rusak berat. Korban jiwa mencapai lebih dari 5.800 orang, sementara lebih dari 120 ribu bangunan mengalami kerusakan.
Saat itu, pemerintah segera merespons dengan penanganan pasca-gempa yang cepat, termasuk pemberian bantuan kemanusiaan dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun internasional, serta posko bantuan kemanusiaan dari universitas-universitas setempat.
Gempa Yogyakarta 2006 meninggalkan dampak yang mendalam, dengan total kerugian mencapai Rp29,1 triliun.
1. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)
Gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 adalah bencana alam terparah di Indonesia yang terkelam dan sulit dilupakan. Peristiwa ini menewaskan banyak orang dan dampaknya terasa hingga ke negara-negara tetangga.
Gempa ini dipicu oleh interaksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia, dengan kekuatan mencapai 9,1 hingga 9,3 SR dan berpusat di dasar laut pada kedalaman sekitar 10 meter, sehingga dikategorikan sebagai gempa dangkal.
Parahnya, gelombang tsunami yang dihasilkan mencapai 30 meter dan melaju dengan kecepatan 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam, selama sekitar 10 menit setelah gempa.
Bencana ini menewaskan sekitar 170 juta jiwa dengan total 227.898 jiwa di 14 negara, dengan korban terbanyak berada di Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Somalia, dan Maladewa.
Untuk mengenang bencana tersebut, Museum Tsunami Aceh dibangun di Kota Banda Aceh. Peristiwa ini tetap diingat sebagai salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia dan dunia, serta sebagai pengingat penting untuk meningkatkan kesigapan masyarakat terhadap fenomena alam.
Sementara itu, total kerugian akibat bencana ini mencapai Rp 51,4 triliun, menjadikannya sebagai total kerugian bencana alam terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Baca juga: Terjadi Lagi! Ini Fakta Wabah Pneumonia di China, Akankah Sampai ke Indonesia?
Itulah tujuh bencana alam terparah di Indonesia sepanjang sejarah. Mengetahui informasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana dan pentingnya persiapan, sehingga kita dapat lebih siap dan waspada menghadapi potensi bencana di masa depan.
—-
Dapatkan informasi menarik lainnya seputar sejarah di Indonesia dengan diskusi dan bergabung ke komunitas Girls Beyond Circle.