Anger Issues Adalah Emosi yang Tak Boleh Diabaikan, Ini Penyebab & Cara Kelolanya!
Anger issues adalah masalah emosional yang mungkin dialami beberapa orang. Manusia diciptakan dengan berbagai macam emosi, dan tak masalah apabila menunjukkan emosi tersebut.
Namun, ketika emosi tidak dikelola dengan baik, seperti kemarahan, ini bisa menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya, rasa amarah ini akan mereda melalui kompromi atau kemampuan untuk mengendalikan diri. Lalu, bagaimana dengan mereka yang memiliki anger issues?
Baca juga: Efek Daddy Issue yang Dirasakan Saat Dewasa, Adakah Padamu?
Anger Issues Adalah Amarah yang Tak Bisa Dikendalikan
Marah adalah suatu emosi negatif yang muncul dari dalam diri manusia, ditandai dengan respons yang bervariasi mulai dari kejengkelan hingga permusuhan terhadap seseorang atau sesuatu yang diyakini telah menyebabkan kerugian.
Menurut Study.com, kemarahan tidak selalu dianggap negatif. Emosi ini dapat bermanfaat bahkan positif, karena berkaitan dengan respons psikologis yang produktif terhadap ancaman.
Sebaliknya, memendam amarah justru dapat menimbulkan masalah. Seseorang yang terus menahan kemarahan berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti meningkatnya risiko penyakit kronis dan melemahnya sistem imun.
Kemarahan menjadi masalah ketika seseorang kesulitan mengontrolnya, sehingga dapat menyebabkan perilaku atau ucapan yang mungkin akan disesali di kemudian hari.
Jadi, anger issues adalah kondisi di mana kemarahan tidak bisa dikendalikan dengan baik dan memengaruhi kualitas hidup serta hubungan dengan orang lain.
Jenis-jenis Anger Issues
Anger issues adalah kebiasaan buruk yang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu outward, inward, dan passive. Berikut penjelasannya:
1. Outward Anger
Outward anger atau kemarahan yang ditujukan ke luar adalah jenis kemarahan yang ditunjukkan dengan cara yang terlihat.
Seseorang yang mengalami outward anger cenderung meluapkan emosinya secara langsung, seperti berteriak, memukul, atau berdebat.
Tindakan ini dapat menyebabkan konflik dengan orang lain dan berpotensi merusak hubungan sosial.
2. Inward Anger
Inward anger adalah jenis kemarahan yang dialami secara internal dan tidak diekspresikan ke luar.
Mereka yang mengalami inward anger cenderung menyimpan kemarahan kepada diri mereka sendiri, yang bisa berujung pada perasaan frustasi, depresi, atau rendah diri.
Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental dan fisik karena emosi negatif tersebut tidak diungkapkan dengan cara yang sehat.
3. Passive Anger
Passive anger atau kemarahan pasif merupakan jenis kemarahan yang tidak ditunjukkan secara langsung, tetapi tersimpan dalam perilaku yang manipulatif.
Seseorang dengan passive anger mungkin menunjukkan sikap dingin, sindiran, atau memberikan perlakuan diam sebagai bentuk protes.
Meskipun terlihat tenang, emosi kemarahan mereka tetap ada dan dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan jika terus-menerus.
Baca juga: Trauma Bisa Turun-temurun, Ini Arti Generational Trauma, Penyebab, dan Tandanya
Penyebab Anger Issues
Anger issues adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh beragam hal, setiap orang memiliki pemicu berbeda. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Gangguan Bipolar
Bipolar merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat cepat dan drastis. Seseorang dengan gangguan ini bisa merasa sangat senang atau bersemangat, namun dalam hitungan menit atau jam, suasana hati mereka bisa berubah menjadi sangat terpuruk.
Pada fase mania, orang dengan bipolar mungkin merasa penuh energi, sangat optimis, dan bahkan berperilaku impulsif. Namun, ketika fase ini berbalik menjadi episode depresi, mereka bisa merasakan kesedihan yang mendalam, menangis tanpa alasan yang jelas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka nikmati, dan bahkan muncul keinginan untuk mengakhiri hidup.
2. Kesedihan Mendalam Akibat Kehilangan/Ditinggalkan
Kemarahan adalah salah satu tahap dari proses kesedihan. Seseorang yang memiliki anger issues mungkin sedang mengalami kesedihan mendalam yang diekspresikan dalam bentuk kemarahan, bahkan kepada orang-orang yang tidak bersalah.
Kesedihan ini biasanya begitu mendalam, terutama jika disebabkan oleh kehilangan orang yang dicintai (keluarga, anak, pasangan), habis putus cinta, perceraian, atau kehilangan pekerjaan.
Pada awalnya, mereka mungkin merasa syok, takut, atau dipenuhi rasa bersalah, yang kemudian diikuti oleh kesedihan yang mendalam hingga merasa mati rasa.
Emosi ini bisa sangat sulit dihadapi dan seringkali membuat seseorang kesulitan untuk berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari.
3. Trauma Masa Lalu
Anger issues adalah hal yang bisa disebabkan trauma masa lalu. Pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu, seperti pelecehan, trauma, rasisme, atau perundungan, bisa meninggalkan luka emosional yang belum sembuh.
Rasa marah yang tidak tersalurkan dengan baik saat kejadian tersebut dapat terus membekas dan memengaruhi cara seseorang merespons situasi di masa kini.
Contohnya, seseorang yang pernah mengalami perundungan di masa lalu mungkin akan marah berlebihan saat merasa diabaikan, meskipun bagi orang lain hal tersebut dianggap sepele.
4. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat, seperti obat-obatan terlarang atau konsumsi alkohol yang berlebihan, dapat menjadi pemicu utama kemarahan yang tidak terkendali.
Ketika seseorang menggunakan zat-zat ini, kemampuan mereka untuk berpikir jernih dan membuat keputusan rasional terganggu. Akibatnya, emosi mereka menjadi sulit untuk dikendalikan.
Bagi orang yang terjebak dalam siklus penyalahgunaan zat, situasi ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap ledakan kemarahan, bahkan terhadap hal-hal sepele.
Ketidakmampuan untuk mengelola emosi ini seringkali menyebabkan dampak negatif, baik bagi diri mereka sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
5. Faktor Eksternal
Faktor eksternal, seperti masalah ekonomi, bisa memicu munculnya anger issues. Ketika seseorang menghadapi masalah keuangan, rasa cemas tentang kondisi finansial dapat membuat mereka lebih mudah marah.
Dalam situasi ini, masalah kecil di sekitarnya dapat terasa sangat mengganggu, dan reaksi marah bisa muncul dengan cepat.
Tak hanya itu, faktor lainnya seperti masalah dalam keluarga atau di tempat kerja juga dapat menjadi pemicu kemarahan.
Ketegangan dalam hubungan interpersonal atau tekanan dari tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan seseorang merasa frustasi dan kehilangan kontrol atas emosinya.
Gejala Anger Issues
Anger issues dapat memengaruhi baik fisik maupun emosional seseorang. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul:
- Gejala Fisik: Kemarahan dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk jantung, otak, dan otot. Tanda fisik yang umum terjadi meliputi peningkatan tekanan darah, peningkatan detak jantung, sensasi kesemutan, dan ketegangan otot.
- Gejala Emosional: Selain dampak fisik, kemarahan juga disertai dengan berbagai emosi yang mungkin dirasakan seseorang. Gejala emosional ini dapat mencakup mudah tersinggung, frustasi, kecemasan, kemarahan, stres, merasa kewalahan, dan rasa bersalah.
Baca juga: 5 Jenis Gangguan Bipolar, Kenali Perbedaan dan Penyebabnya!
Cara Mengatasi Anger Issues
Mengatasi anger issues adalah tidak mudah, tetapi ada banyak strategi yang bisa dicoba, baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang terdekat atau profesional.
Berikut beberapa cara yang bisa membantumu mengelola kemarahan dengan lebih baik:
- Rutin melakukan meditasi.
- Lakukan aktivitas fisik seperti olahraga, ke gym, ini akan melepaskan hormon endorfin.
- Berpikir sebelum bertindak.
- Alihkan perhatian dari masalah ke solusi.
- Mulai dari kata “saya.” Contoh “saya kesal kamu tidak tidak menjawab chat saja” alih-alih “kamu selalu lupa deh balas chat saya.”
- Konsultasi dengan profesional, mereka mungkin akan menyarankan terapi perilaku, atau memberikan perawatan depresi, anxiety, atau ADHD (jika didiagnosa mengalami kondisi tersebut).
Baca juga: 7 Jenis Terapi Psikologis dan Rekomendasi Tempatnya di Jabodetabek
Anger issues adalah suatu kebiasaan yang perlu dikelola dengan baik. Meskipun tidak tergolong gangguan mental, kemarahan yang tidak terkontrol dapat merugikan dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Oleh karena itu, penting untuk mulai mengelola emosi ini agar hidup lebih sejahtera!
—
Yuk, join Girls Beyond Circle untuk dapatkan insight seputar masalah kesehatan lainnya!