Efek Daddy Issue yang Dirasakan Saat Dewasa, Adakah Padamu?
Efek daddy issue ternyata nyata adanya dan dapat dilihat saat dewasa. Meski tidak jelas dari mana istilahnya, namun gagasan Sigmund Freud tentang daddy issue ini menggambarkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh ayah yang tidak hadir secara fisik atau emosional terhadap kehidupan seseorang, baik laki-laki maupun perempuan.
Mau tahu lebih banyak terkait daddy issue? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Mengenal Anxious Attachment Style yang Bikin Kamu Haus Validasi Pasangan
Apa itu Daddy Issue?
Daddy issue adalah istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada dampak psikologis yang muncul dari hubungan yang rumit atau kurang harmonis dengan figur ayah dalam kehidupan seseorang.
Istilah ini seringkali menyiratkan adanya konflik emosional atau ketidakamanan yang mungkin mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, memandang diri sendiri, atau bahkan memilih pasangan hidup saat dewasa.
Fenomena ini tidak hanya terbatas pada perempuan atau hubungan dengan ayah kandungnya, tetapi juga pada laki-laki.
“Perempuan yang tidak memiliki ‘figur ayah’ secara fisik maupun emosional, dapat mengalami kesulitan dalam hubungan mereka saat dewasa, hal ini dapat membuat perempuan tersebut tampak sangat ‘kasihan’, padahal perilaku sebenarnya bukan salahnya,” kata Hannah Guy, pemilih Revive Therapy Service melalui Health Center.
Baca juga: Suka Sama Cowok yang Lebih Tua karena Daddy Issues? Mengenal Daddy Issues dan Pertandanya
Apakah Daddy Issue Adalah Masalah Psikologis?
Efek daddy issue tidak diakui sebagai diagnosis psikologis resmi dalam ilmu psikologi. Secara psikologis, kondisi yang lebih terkait dengan dinamika ini adalah gangguan keterikatan (attachment disorder).
Attachment disorder merupakan konsep dalam psikologi yang menyoroti pentingnya hubungan emosional yang “secure” dan konsisten dengan orang tua atau pengasuh di masa kanak-kanak.
Kurangnya kasih sayang yang konsisten atau kehilangan figura pengasuh dapat mengakibatkan keterikatan yang tidak aman.
Hal ini bisa mempengaruhi cara seseorang membentuk hubungan interpersonal di masa dewasa.
Baca juga: Pengen Pacaran Tapi Takut Berkomitmen? Bisa Jadi Kamu Punya Fearful-Avoidant Attachment Style
Apa Saja Penyebab Daddy Issue?
Terdapat banyak faktor yang mendorong seseorang memiliki daddy issue, di antaranya adalah:
- Ayah yang tidak hadir secara fisik: Ayah yang tidak ada dalam kehidupan anak dalam jangka waktu yang lama atau secara konsisten.
- Perilaku abusif: Kekerasan fisik, seksual, atau verbal dari ayah dapat merusak hubungan emosional dan memengaruhi cara seseorang memahami cinta dan kepercayaan sosok lelaki.
- Masalah kesehatan mental atau ketergantungan: Ayah yang menderita gangguan kesehatan mental atau kecanduan “zat” dapat menjadi tidak dapat diandalkan atau tidak dapat dipercaya dalam peran sebagai pengasuh.
- Sering merendahkan: Perlakuan yang kritis, merendahkan, atau acuh tak acuh dari ayah dapat merusak harga diri anak dan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain di masa dewasa.
- Tidak dapat diandalkan atau tidak dapat dipercaya: Ketidakstabilan atau ketidakamanan dari ayah dalam mengasuh anak dapat menyebabkan anak merasa tidak aman dan sulit mempercayai orang lain (terutama lelaki) di masa dewasa.
Baca juga: Merasa Emotionally Unavailable? Bisa Jadi Kamu Punya Avoidant Attachment Style!
6 Efek Daddy Issue saat Dewasa yang Sering Terjadi
Terdapat beberapa efek daddy issue yang dapat terlihat dari dalam diri seseorang karena memunculkan tanda-tanda, seperti:
Kesulitan dalam Menjalin Hubungan Interpersonal
Seseorang mungkin mengalami kesulitan membangun hubungan yang sehat dan stabil dengan orang lain, terutama dalam hubungan yang lebih intim dan kepercayaan diri.
“Seorang gadis muda dengan ayah yang tidak ada secara emosional atau fisik mungkin tidak belajar bagaimana berinteraksi dengan cara yang sehat dengan laki-laki. Dia mungkin tidak melihat seperti apa hubungan pria-wanita yang sehat antara orang dewasa,” kata Melendez, melalui Health Care.
Pola Keterikatan yang Tidak Sehat Seperti Cemburuan atau Meremehkan dalam Hubungan
Ada kecenderungan untuk mengembangkan pola attachment yang cemas dan cemburu, atau sebaliknya, menghindar dan meremehkan dalam hubungan.
Menurut Very Well Mind, mereka yang memiliki pola attachment seperti kecemasan, biasanya menunjukkan sikap overthinking terhadap pasangannya, seperti khawatir ada yang menggoda pasangannya, atau khawatir mereka melirik perempuan/laki-laki lain.
Harga Diri Rendah dan Merasa Tidak Pantas untuk Siapapun
Pengalaman kurangnya dukungan atau ketidakhadiran emosional dari figur ayah dapat memengaruhi harga diri seseorang, membuat mereka merasa tidak pantas atau tidak berharga.
Hal ini seringkali dipicu saat mereka merasa sedih atau gagal, banyak dari mereka yang langsung merasa tidak pantas untuk siapa pun, yang pada akhirnya membuat mereka tidak mudah menjalin hubungan dengan orang lain atau khawatir memulai sesuatu.
Kesulitan Mengelola Emosi dalam Berbagai Situasi
Efek daddy issue lainnya adalah, mereka akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengatur emosi yang membuat stabilitas emosional dan kesejahteraan psikologis mereka terganggu.
Misalnya, saat menghadapi situasi stres atau konflik di tempat kerja, mereka mungkin cenderung merespons dengan emosi yang berlebihan seperti marah atau frustrasi yang sulit untuk dikendalikan, bahkan bisa berdampak pada orang lain yang tidak salah.
Tantangan Dalam Membangun Keluarga dan Berefek pada Anak
Efek daddy issue bagi laki-laki, saat berkeluarga, mereka mungkin dapat kesulitan dalam menjadi figur ayah yang hadir dan mendukung secara emosional bagi anak-anak mereka, mengulang pola yang diterima dalam masa kecil yang diterima.
Peran ayah sebagaimana mestinya kepada anak adalah menjadi pelindung, mendidik, dan mendukung anaknya. Ketika mereka memiliki daddy issue, hal tersebut kemungkinan tidak bisa dirasakan sang anak.
Sering Memilih Pasangan yang Tidak Sehat dan Toksik
Seseorang mungkin mengalami kecenderungan untuk memilih pasangan yang tidak sesuai atau mengulangi pola yang tidak sehat dalam hubungan karena pandangan yang terdistorsi tentang cinta dan hubungan.
Perilaku ini didasari karena mereka sudah terbiasa dengan hubungan yang tidak “berfungsi” sehingga mereka mengulanginya seiring waktu karena menurutnya hal itu tidak asing bagi mereka.
Baca juga: Sulit Lepas Dari Toxic Relationship, Bisa Jadi Kamu Terjebak Trauma Bonding
Seberapa Penting Figur Ayah dalam Hidup Kita?
Penting diingat, bahwa figur ayah bukan hanya “kehadiran” mereka atau seberapa banyak mereka menghabiskan waktu dengan anaknya, namun lebih ke “waktu berkualitas” dengan ayah yang lebih penting.
Beberapa penelitian menemukan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayah mereka, cenderung menunjukkan perilaku yang lebih baik secara umum.
Ayah yang terlibat aktif dalam kehidupan anak-anak mereka menjadi contoh yang penting dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai yang positif bagi anak-anak.
Selain itu, kehadiran ayah yang mendukung membantu menciptakan keseimbangan dalam dinamika keluarga, yang penting untuk stabilitas dan kesejahteraan anggota keluarga lainnya.
Sebaliknya, kekerasan fisik dari ayah dapat menyebabkan trauma dan berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak-anak, yang pada akhirnya menimbulkan masalah seperti kecemasan dan depresi.
Baca juga: 5 Buku Tentang Inner Child untuk Bantu Pulihkan Luka Masa Lalu
Bisakah Efek Daddy Issue Dipulihkan?
Jawaban singkatnya, ya, tentu saja bisa. Kamu dapat pergi ke terapis untuk menyelesaikan masalah ini.
Terapis berkualifikasi, dapat membantu korban daddy issue untuk menemukan cara baru agar pasien memiliki hubungan yang lebih sehat untuk diri sendiri dan orang lain, terutama pasangan di masa mendatang.
Beberapa cara mengatasi daddy issues yang dilakukan antara lain:
- Konsultasi dengan terapis: Penting untuk mencari bantuan dari terapis untuk membantu memproses dan mengubah pola pikir serta emosi terkait masa lalu.
- Terapi berbasis keterikatan: Terapi ini membantu membangun ikatan kepercayaan dengan terapis, mereka membantu pasien untuk menghadapi dan memproses trauma atau pengalaman emosional yang menyakitkan.
- Teknik terapi spesifik: Penggunaan teknik seperti terapi somatik dan EMDR dapat membantu mengelola dan melepaskan perasaan negatif yang terkait dengan trauma.
- Merubah narasi dan penerimaan diri: Melalui terapi, pasien dapat membangun kembali cara mereka memandang diri sendiri dengan penerimaan dan cinta yang mungkin kurang selama masa kanak-kanak.
- Belajar untuk membangun hubungan yang sehat: Terapis akan membantu pasien memahami dan mengubah pola perilaku yang mungkin menghambat kemampuan mereka dalam membangun hubungan yang sehat dan intim dengan orang lain.
Dari ulasan di atas, kita bisa tahu bahwa efek daddy issue begitu besar dirasakan saat dewasa. Namun, tidak hanya “ayah”, mommy issue juga kian kali terjadi, apakah kamu mau membahasnya? Yuk, diskusi tentang kedua topil tersebut di komunitas Girls Beyond Circle!
Baca juga: Susah Dekat dengan Ibu, Kenali Mommy Issues dan Tanda-tandanya pada Perempuan
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)