gagal menampilkan data

Article

Sering Disepelekan, Pahami 5 Tahapan Berduka

Written by Minar Pakpahan

Kehilangan adalah titik terendah dalam hidup seseorang dan mampu membuat jati diri kehilangan arah. Terkadang, fase kehilangan jadi titik balik seseorang menemukan arti hidup, namun ada juga yang menjadikan seseorang tersebut kehilangan diri sendiri, bahkan merugikan orang lain. Hidup tentu tak akan berjalan beriringan selamanya, akan ada fase setiap manusia akan kembali kepada sang Pencipta.

Meskipun sulit menerima kenyataan akan kehilangan sosok kesayangan, ikhlas jadi kalimat yang akan sering diutarakan oleh orang sekitar sekedar basa-basi atau kalimat peneduh untuk memberi semangat. Buat kamu yang masih dalam fase kehilangan, berikut 5 fase berduka yang perlu kamu ketahui. 

Baca juga: 7 Tren Gaya Hidup Sehat 2024 Ala Gen Z, Mulai Terapkan dari Sekarang Yuk!

Denial (Penolakan)

denial penolakan
Sumber foto: Pexels/Photo By: Kaboompics

Fase awal tentu akan menjadi momen paling menyakitkan, proses awal ketika kita sadar bahwa orang yang paling kita kasihi sudah pergi menjauh dan tak akan bersama, seakan dunia runtuh dan penerimaan diri yang terkadang sulit. 

Menolak dan tidak menerima kenyataan jadi titik yang paling ‘menyenangkan’ untuk menghibur diri sendiri, berpura-pura bahwa menganggap semua baik-baik saja, bahkan merasa tidak ada hal sulit yang terjadi dalam hidup.

Fase menolak adalah proses awal diri untuk memproses hal pahit yang baru saja terjadi, namun berlarut-larut di tahapan ini akan menyulitkan diri sendiri, bahkan merugikan orang lain.

Baca juga: Manfaat Pola Hidup Sehat ala Orang Korea: Bikin Awet Muda, Yuk Tiru!

Anger (Marah)

anger marah
Sumber foto: Pexels/Engin Akyurt

Marah adalah fase kedua yang terjadi dalam 5 tahapahn berduka. Pada tahap ini, seseorang yang berduka akan merasa marah dan tidak terima akan peristiwa pahit yang sedang berlangsung. Kemarahan ini tentu akan membuat seseorang itu akan semakin sensitif, perubahan mood drastis, tidak sabaran, dan emosian. 

Proses ini akan sering memunculkan pertanyaan terarah kepada dirinya sendiri, seperti rasa ingin menemukan jawaban, “Kenapa harus dia? Kan, dia orang baik?” “Kenapa rasanya sakit sekali. Dunia ini akan berbeda jika dia tidak ada di sini?” 

Amarah yang meluap akan silih berganti dengan penerimaan diri yang terkadang memang sulit. Marah jadi alternatif emosi yang terkadang memberikan efek tenang sekaligus menyulitkan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Sedih Thailand Terbaik, Banyak Pelajaran Hidup!

Bargaining (Menawar)

bargaining menawar
Sumber foto: Pexels/Nikolaos Dimou

Seperti layaknya di pasar, proses tawar-menawar kepada takdir sering kali dirasakan oleh seseorang yang berduka, “Kenapa gak aku aja ya, padahal aku banyak salah.” Pernyataan seperti ini pasti sering kali diungkapkan mereka yang baru kehilangan sosok yang mereka cinta. Tentu momen kehilangan itu sangat menyakitkan, penerimaan diri memang terasa begitu berat.

Fase tawar-menawar menjadi tahap emosional seseorang sehingga mampu mengambil kendali atas takdir hidupnya. Meski dalam fase ini rasa bersalah menyelimuti setiap perasaannya, selalu merasa bahwa semua ini terjadi akibat kesalahannya. 

Fase menawar umumnya jadi fase titik balik dan pembelajaran penting agar kejadian yang sama tidak datang dua kali dalam hidup mereka, sehingga kejadian buruk tidak terjadi di kemudian hari. 

Baca juga: Anhedonia Adalah Kondisi Hilangnya Gairah Hidup, Beda dengan Depresi?

Depression (Depresi)

depression depresi
Sumber foto: Pexels/Andrew Neel

Setelah berupaya menahan amarah, proses menawar takdir maka tahap yang terjadi pada orang yang berduka adalah depresi. Fase ini akan semakin berat karena melibatkan perasaan yang begitu mendalam mulai dari merasa sedih, kecewa, merasa tidak pantas, merasa bersalah hingga putus asa.

Umumnya, fase depresi akan terasa sangat melelahkan karena dapat membuat kurang tidur dan selalu menangis. Bahkan, fase depresi bisa membuat seseorang kehilangan nafsu makan yang berujung menyiksa diri dengan menahan rasa lapar. 

Pada fase ini, kita harus selalu memperhatikan kondisi saudara atau teman yang baru saja berduka karena fase depresi begitu sangat menyakitkan. Orang-orang di sekitar harus lebih memperhatikan mereka yang baru kehilangan, karena di fase depresi inilah, yang ditinggalkan membutuhkan sosok yang bisa membantu mereka bangkit dan membantu keluar dari proses berduka yang begitu menyakitkan.

Baca juga: Anti-Kesepian, Ini 10 Cara Menikmati Hidup Tanpa Pacaran

Acceptance (Penerimaan)

acceptance penerimaan
Sumber foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Tahapan berduka terakhir adalah penerimaan, tentu tahapan ini sangat sulit terjadi dan tentunya akan menguras banyak waktu. Penerimaan jadi momen akhir dalam proses duka yang sedang dialami. Terkadang proses penerimaan akan lebih sulit terjadi jika mereka yang sedang berduka tidak mendapat dukungan dari orang sekitar.

Kendati begitu, proses penerimaan tidak berakhir mulus, terkadang perasaan sedih sewaktu-waktu akan sering muncul bersamaan dengan kesedihan yang semakin hari akan semakin berkurang. Proses ini mereka yang sedang berduka sudah bisa belajar dan menerima takdir yang begitu pahit terjadi dalam hidup mereka. 

Proses ini juga jadi momen pembelajaran penting agar pengalaman pahit yang mereka alami menjadi proses perubahan diri menjadi sosok yang lebih baik kedepannya.

Baca juga: 6 Buku yang Wajib Dibaca Sekali Seumur Hidup di Usia Muda

Bagaimana Cara Melewati Tahapan Berduka dan Kehilangan?

Sebenarnya, melewati tahapan berduka dan kehilangan bukan untuk melupakan sosoknya, namun berdamai dan menerima kenyataan. Memori kehilangan tentu masih tetap ada, namun proses penerimaan dan berdamai jadi solusi yang begitu mendamaikan hati untuk tetap melanjutkan proses hidup yang masih harus dilanjutkan.

Berserah dan menerima kehilangan itu sendiri tentu jadi bagian penting untuk melewati tahapan berduka dan kehilangan. Terkadang tahapan berduka menyadari diri bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi dan semua punya waktunya masing-masing yang sudah ditakdir untuk setiap manusia.

Itu dia tahapan berduka yang tentu akan sulit namun harus tetap dilanjutkan. Mau tahu informasi lainnya? Yuk, join Girls Beyond Circle!

Halo semuanya, kenalin aku Minar V. Pakpahan penulis artikel ini. Let’s connect on LinkedIn

Baca juga: 10 Cara Melatih Growth Mindset untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Sumber foto: Pexels/RDNE Stock project

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond