
Perspektif Non-Muslim saat Bulan Ramadan di Kantor, dari War Takjil sampai Ikut Bukber, Intip Keseruan Sheila Odilia!
Saat Ramadan tiba, suasana di tempat kerja pasti mengalami perubahan. Mulai dari jam kerja yang lebih fleksibel hingga momen-momen kebersamaan yang semakin terasa.
Sheila Odilia, Girls Beyond Ambassador, berbagi cerita tentang pengalamannya menjalani Ramadan di kantor meskipun ia bukan Muslim. Bagaimana cara Sheila menyesuaikan diri, apa yang menurutnya unik, dan bagaimana ia tetap menghargai rekan-rekan yang berpuasa? Yuk, simak kisah serunya!
Baca juga: Puasa Ramadan Cuma 1 Jam? Ini Fakta Unik di Murmansk, Rusia!
Suasana Kantor Saat Ramadan di Mata Non-Muslim: “Sibuk, Tapi Tetap Seru!”
Setiap kantor punya cara masing-masing dalam menyambut Ramadan. Ada yang mendekorasi ruangan dengan nuansa Islami, ada juga yang tetap beraktivitas seperti biasa. Menurut Sheila, suasana di kantornya cenderung enggak terlalu berubah secara kasat mata. “Semua yang puasa tetap segar mukanya, enggak kelihatan lemas. Belum ada dekorasi heboh juga, jadi masih terasa sama,” ungkapnya.
Namun, dari sisi pekerjaan, justru sebaliknya. Ramadan menjadi salah satu momen tersibuk dalam setahun. “Campaign Ramadan itu salah satu peak campaign di kantor, jadi sibuk banget atur strategi,” katanya.
Hal ini bisa dimaklumi karena Ramadan adalah waktu di mana banyak brand mengadakan promosi besar-besaran. Untungnya, kantor Sheila punya kebijakan jam kerja yang bergeser agar karyawan bisa pulang lebih cepat dan berbuka puasa bersama keluarga. “Jadi, meskipun sibuk, tetap ada keseimbangan antara pekerjaan dan waktu bersama orang tersayang,” tambahnya.
Cara Sheila Menyesuaikan Diri Saat Ramadan di Lingkungan Kerja
Sebagai non-Muslim, Sheila tetap berusaha beradaptasi dan menghormati teman-temannya yang sedang berpuasa. Menurutnya, ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan agar suasana tetap nyaman bagi semua orang:
- Menghormati rekan Muslim – “Aku sebisa mungkin enggak makan atau minum di depan teman-teman yang puasa. Rasanya nggak enak aja kalau mereka lagi nahan lapar, sementara aku asyik makan di depan mereka,” ujarnya.
- Menjaga suasana kerja tetap kondusif – Sheila juga lebih fleksibel dalam komunikasi dan jadwal meeting. “Aku hindari meeting di jam 4-5 sore, karena biasanya mereka sudah mulai lelah menjelang berbuka,” tambahnya.
- Menghargai kegiatan Ramadan – Meski enggak berpuasa, Sheila tetap ikut meramaikan Ramadan dengan cara lain. “Ikut bukber itu salah satu cara aku ikut berbagi kebahagiaan. Buka puasa bareng tuh seru, karena jadi ajang ngobrol dan kumpul-kumpul dengan teman kantor,” ceritanya.
Baca juga: 5+ Menu Takjil Kekinian ala Anak Kost, Dari Manis Hingga Asin!
Buka Bersama Jadi Momen Menyenangkan bagi Non-Muslim
Bulan Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan haus bagi umat Muslim, tapi juga menghadirkan banyak hal menarik bagi semua orang, termasuk Sheila.
Salah satu yang paling ia tunggu adalah makanan khas Ramadan yang hanya muncul setahun sekali. “Seru banget buat jajan makanan yang cuma ada di bulan ini. Jadi kayak waktu spesial buat kulineran dan ngumpul bareng,” ungkapnya.
Bahkan, ia pernah mengadakan acara buka puasa bersama dengan timnya meskipun mayoritas mereka bukan Muslim. “Dari satu tim, cuma satu orang yang Muslim.” Ini menjadi bukti kalau Ramadan itu lebih dari sekadar ibadah, tapi juga tentang kebersamaan.
Tradisi Ramadan yang Paling Menarik Menurut Sheila
Setiap bulan Ramadan, ada beberapa tradisi yang selalu dinantikan oleh banyak orang. Sheila pun punya beberapa favoritnya:
- Berbuka puasa bersama – “Momen kebersamaan saat buka puasa itu nggak tergantikan. Makan bareng keluarga atau teman-teman bikin Ramadan makin hangat,” katanya.
- War Takjil – Salah satu bagian paling seru dari Ramadan menurut Sheila adalah berburu takjil. “Favoritku es cendol ala Bandung sama kolak pisang! Rasanya tuh khas banget dan nggak tergantikan,” ungkapnya.
- Ngabuburit – Biasanya orang ngabuburit dengan jalan-jalan sore atau berburu takjil, tapi Sheila punya cara lain. “Kalau di kantor, ngabuburitnya main board game bareng teman-teman. Jadi sambil nunggu bedug, kita tetap seru-seruan bareng!” ceritanya.
Tetap Menjaga Etika saat Makan di Hadapan Rekan yang Berpuasa
Banyak orang berpikir bahwa non-Muslim harus sangat berhati-hati saat makan atau minum di depan teman yang berpuasa. Tapi menurut pengalaman Sheila, teman-temannya justru enggak mempermasalahkan hal itu. “Ya udah biasa aja, jangan act berlebihan. Mereka juga nggak mau dispesialkan,” jelasnya.
Meskipun begitu, Sheila tetap berusaha menjaga etika. “Kalau makan, aku pilih di kantin. Kalau minum, tetap di ruang kerja tapi pakai tumbler biar nggak mencolok. Jadi tetap menghormati, tapi juga nggak berlebihan,” tambahnya.
Baca juga: 5 Spot Ngabuburit di Jakarta yang Harus Didatangi Selama Ramadan
Bagi Sheila, Ramadan bukan hanya soal ibadah, tapi juga tentang kebersamaan dan saling menghargai. Dari kesibukan kerja yang meningkat, berburu takjil, hingga berbuka bersama, semuanya menjadi pengalaman yang berkesan.
“Ramadan itu bukan cuma soal menahan lapar dan haus, tapi juga tentang berbagi kebahagiaan dan memahami satu sama lain,” tutupnya.
Ramadan memang selalu punya cara sendiri untuk menyatukan orang-orang, bahkan di lingkungan kerja sekalipun. Setuju?
Comments
(0 comments)