
Hanya Butuh 3 Langkah! Ini Cara Bangun Personal Branding Lewat LinkedIn, Simpel Tapi Powerful
Zaman sekarang, siapa sih yang enggak pengen dikenal sebagai orang yang expert di bidangnya? Enggak cuma buat dapet kerjaan baru, tapi juga biar punya koneksi yang luas, dipercaya banyak orang, bahkan bisa jadi pintu rezeki lainnya. Nah, salah satu cara yang cukup ampuh adalah membangun personal branding lewat LinkedIn!
LinkedIn itu bukan sekadar tempat untuk mencari lowongan kerja saja. Sekarang, platform ini udah jadi arena yang seru banget buat kamu tampil sebagai sosok profesional yang punya nilai dan keunikan tersendiri.
Gimana caranya? Yuk kita bahas satu per satu.
Baca juga: Strategi Membangun Personal Branding untuk Introvert di Dunia Profesional
Mengapa Personal Branding Penting?
Sebelum bahas “bagaimana caranya” kita perlu paham dulu kenapa sih personal branding itu penting, khususnya di LinkedIn?
1. Bikin Nama Kamu Lebih Kredibel
Orang yang sering berbagi insight atau pengalaman kerja cenderung dianggap lebih bisa dipercaya, karena kelihatan punya pemahaman yang dalam di bidangnya.
2. Stand Out dari Ribuan Pesaing
Di tengah dunia profesional yang kompetitif banget, punya branding yang kuat bisa bikin kamu lebih menonjol di mata HRD atau rekan bisnis.
3. Mendatangkan Peluang Baru
Mulai dari undangan webinar, tawaran kerja, sampai kolaborasi brand bisa aja datang lewat LinkedIn kalau kamu punya citra yang kuat.
4. Monetisasi
Kalau kamu udah punya cukup follower dan dianggap sebagai thought leader, bukan enggak mungkin kamu bisa monetisasi lewat konten berbayar, newsletter, atau endorse.
3 Langkah Bangun Personal Branding di LinkedIn
Sekarang kita masuk ke bagian intinya, gimana sih caranya membangun personal brand yang kuat di LinkedIn? Tenang aja, prosesnya enggak sesulit kelihatannya. Ada tiga cara personal branding di LinkedIn yang bisa kamu ikuti:
1. Optimalkan Profil LinkedIn Kamu
Anggap profil kamu sebagai etalase. Begitu orang mampir ke profilmu, mereka harus langsung ngerti, kamu siapa, kerjanya apa, dan kenapa mereka harus terhubung sama kamu.
Dikutip dari Buffer.com, beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
- Foto Profil: Gunakan foto yang jelas, profesional, tapi enggak harus terlalu formal. Asal muka kamu kelihatan dan vibe-nya enak dipandang, itu sudah cukup. Hindari selfie atau foto blur!
- Cover Image: Ini seperti billboard di halaman kamu. Bisa pakai gambar yang menggambarkan passion kamu, moto hidup, atau bahkan hasil karya sendiri.
- Headline: Jangan cuma tulis “Marketing Specialist” aja. Coba ubah jadi lebih menarik, misalnya: “Helping brands tell better stories | Digital Marketing Enthusiast | Copywriting & Strategy”
- About Section: Di sini kamu bisa tampilkan sisi personal dan profesional kamu dalam satu paragraf. Ceritain siapa kamu, apa yang kamu kerjakan, dan nilai-nilai yang kamu bawa.
- Experience & Skills: Jelaskan peran kamu di tiap pekerjaan sebelumnya. Tambahkan skills utama dan endorse dari rekan kerja biar makin kredibel.
- Featured Section: Kalau kamu pernah nulis artikel, bikin podcast, atau tampil di media, masukin di sini. Ini semacam portofolio mini kamu.
- Custom URL: Ubah link profil kamu jadi lebih personal, misalnya dari linkedin.com/in/Andi129abc jadi linkedin.com/in/andihutama. Lebih rapi dan mudah diingat!
2. Bangun dan Libatkan Koneksi Kamu
LinkedIn tanpa koneksi itu kayak panggung tanpa penonton. Setelah profil kamu menurutmu sudah baik, saatnya kamu mulai membangun jaringan.
Tips membangun koneksi yang sehat dan strategis:
- Mulai dari Orang Terdekat: Connect dulu sama teman kuliah, rekan kerja lama, atasan, atau dosen.
- Personalize Undangan Connect: Jangan asal klik “Connect.” Tulis pesan singkat seperti: “Halo Kak Rina, saya tertarik dengan insight yang Kakak bagikan soal digital marketing. Boleh kita connect?“
- Gabung Grup LinkedIn: Grup berdasarkan minat atau profesi bisa jadi tempat bagus buat diskusi, belajar, dan kenalan.
- Ikut Event LinkedIn: Banyak acara virtual menarik yang bisa jadi sarana networking, kayak webinar atau audio room. Jangan malu buat aktif di sesi Q&A.
- Aktif di Komentar: Sering-sering kasih komentar bermakna di postingan orang lain. Ini cara yang elegan buat tampil tanpa harus selalu bikin postingan sendiri.
- Jangan Langsung Minta Tolong: Misalnya minta kerjaan atau endorse. Bangun hubungan dulu, setelah terhubung, fokus pada memberi kontribusi. Misalnya: berbagi insight lewat konten, bantu menjawab pertanyaan mereka, atau aktif berdiskusi. Setelah itu, barulah minta bantuan kalau sudah saatnya, seperti referensi kerja, kolaborasi, dan lain-lain.
3. Mulai Bikin dan Bagikan Konten
Nah, ini dia bagian yang kadang bikin banyak orang maju mundur. Tapi tenang, kamu enggak harus langsung bikin tulisan panjang atau video profesional kok. Yang penting adalah konsisten berbagi nilai.
Konten yang bisa kamu buat di LinkedIn misalnya:
- Pengalaman kerja kamu yang menarik
- Pelajaran dari kegagalan
- Rekomendasi tools atau buku
- Opini tentang tren di industri
- Ringkasan webinar yang kamu ikuti
- Cerita tentang hari pertamamu di tempat kerja baru
- Tips produktivitas versi kamu
Formatnya bisa bervariasi: carousel, teks biasa, video pendek, atau artikel panjang.
Kamu juga bisa repurpose konten dari platform lain, kayak X (sebelumnya Twitter) atau Instagram. Misalnya kamu pernah bikin thread tentang manajemen waktu, tinggal disesuaikan sedikit bahasanya, lalu posting di LinkedIn.
Yang penting, tulisan kamu itu relatable, berguna, dan jujur. Zaman sekarang, orang lebih suka konten yang manusiawi daripada yang terlalu kaku atau seperti brosur promosi diri.
Baca juga Serunya Acara Gen Z Connect! Dari Personal Branding, Face Yoga, hingga Buka Bersama
Tips Tambahan Agar Branding Kamu Makin Kuat
Selain cara bangun personal branding lewat LinkedIn di atas, perhatikan juga tips tambahan berikut:
- Jaga konsistensi visual & tone: Gunakan foto dan gaya penulisan yang konsisten biar lebih mudah dikenali.
- Engage, bukan cuma broadcast: Balas komentar, kasih reaksi, tanya pendapat orang lain. LinkedIn adalah platform sosial, bukan monolog.
- Jangan cuma share pencapaian: Kadang cerita gagal atau proses belajar kamu justru lebih menarik dan relatable.
- Bangun rutinitas: Misalnya seminggu sekali posting, dua kali komen, dan satu kali connect dengan orang baru.
- Gunakan hashtag yang relevan: Supaya kontenmu muncul di pencarian orang lain.
Cara Konsisten Membangun Personal Branding Lewat LinkedIn
Membangun personal branding LinkedIn memang bukan hal yang mudah, terutama saat aktivitas pekerjaan sudah padat. Tapi, konsistensi adalah kunci agar personal branding kamu tetap berkembang meski sibuk.
Berikut beberapa cara yang bisa membantu kamu tetap konsisten:
1. Menetapkan Tujuan yang Jelas untuk Personal Branding di LinkedIn
Sebelum terjun ke LinkedIn, penting untuk mengetahui tujuan utama dari personal branding kamu. Apakah untuk meningkatkan karier, memperluas jaringan, atau membangun otoritas di bidang tertentu?
Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu kamu lebih fokus dan enggak mudah kehilangan arah meskipun ada banyak tantangan.
2. Membuat Content Plan yang Realistis dan Terukur
Membangun personal branding di LinkedIn memang membutuhkan konsistensi, tetapi juga perlu perencanaan yang matang.
Mulailah dengan membuat content plan yang sesuai dengan waktu dan energi yang kamu miliki.
Kamu bisa memanfaatkan tools seperti Google Calendar atau aplikasi manajemen waktu lainnya untuk membantu merencanakan kapan dan apa yang akan kamu posting, seperti tips profesional, pengalaman kerja, atau insight industri.
3. Mengatur Waktu dengan Bijak: Sisihkan Waktu Khusus untuk LinkedIn
Mungkin rasanya sulit untuk menyisihkan waktu khusus di tengah aktivitas pekerjaan yang padat.
Cobalah untuk mengatur jadwal harian atau mingguan dengan menambahkan sesi pendek di waktu luangmu, misalnya 30 menit setiap pagi atau setelah jam kerja. Fokus pada kualitas postingan yang kamu buat, bukan kuantitas.
4. Manfaatkan Fitur LinkedIn untuk Otomatisasi
LinkedIn memiliki fitur seperti “Scheduled Posts” yang memungkinkan kamu untuk menjadwalkan konten lebih awal, sehingga kamu bisa tetap konsisten meskipun sibuk.
Gunakan fitur ini untuk mempersiapkan konten beberapa hari atau minggu sebelumnya dan biarkan postingan berjalan secara otomatis sesuai jadwal.
5. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Meskipun konsistensi penting, yang lebih utama adalah kualitas. Kamu enggak perlu memposting setiap hari jika enggak mampu, namun pastikan setiap postingan memberi nilai tambah bagi audiensmu.
Fokus pada konten yang relevan dan bermanfaat, seperti tips praktis, pengalaman profesional, atau cerita yang bisa menginspirasi orang lain.
6. Evaluasi dan Sesuaikan Strategi Secara Berkala
Seiring berjalannya waktu, penting untuk mengevaluasi perkembangan personal branding kamu. Apakah postinganmu mendapatkan perhatian? Apakah audiens merasa terhubung? Lakukan evaluasi bulanan atau mingguan untuk menyesuaikan strategi konten yang lebih efektif.
Baca juga: Cara Membuat & Contoh LinkedIn Mahasiswa Baru yang Terlihat Profesional
Membangun personal branding lewat LinkedIn itu bukan soal bikin citra palsu atau terlihat “hebat-hebat aja.” Justru sebaliknya, ini tentang menunjukkan siapa kamu sebenarnya, dengan keahlian, pengalaman, dan nilai-nilai yang kamu pegang.
So, selamat membangun versi terbaikmu di LinkedIn!
—
Gabung Girls Beyond Circle dan dapatkan insight lainya seputar personal branding!
Comments
(0 comments)
You need login/sign up to post comment
Login / Sign UpYuk, Jadi yang Pertama Berkomentar!
Bagikan pendapatmu!