
Banyak Korban, Begini Modus dan Ciri-Ciri Lowongan Kerja Kamboja Palsu
Kamu sedang butuh pekerjaan. Tiba-tiba di media sosial muncul iklan lowongan kerja dengan gaji fantastis, fasilitas mewah, dan proses yang super mudah. Negara tujuannya adalah luar negeri atau Kamboja! Kedengarannya menarik, kan? Sayangnya, bagi ratusan, bahkan ribuan, Warga Negara Indonesia (WNI), mimpi indah itu bisa jadi mimpi buruk.
Kasus penipuan lowongan kerja palsu di Kamboja telah menjadi ancaman serius bagi generasi muda Indonesia bahkan dunia. Modusnya makin canggih, memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menjerat korban.
Laporan terbaru bahkan menunjukkan bahwa di balik janji gaji tinggi, tersembunyi praktik perdagangan manusia, kerja paksa, penyiksaan, hingga perbudakan. Kalau kamu enggak mau terjebak dengan penipuan ini, simak kisah-kisah dan ciri-ciri lowongan kerja Kamboja yang perlu diwaspadai!
Menguak Kisah Kelam Para Korban Lowongan Kerja Kamboja Palsu

Kasus-kasus sindikat penipuan ini bukan lagi rahasia. Pada Rabu, 22 Oktober 2025, misalnya, sempat beredar video yang memperlihatkan ratusan laki-laki WNI berada di suatu penampungan setelah berhasil melarikan diri dari lokasi penahanan. Mereka awalnya dijanjikan bekerja di Malaysia, namun justru diterbangkan ke Vietnam dan akhirnya dikirim ke Kamboja.
Kebanyakan, lowongan palsu ini nantinya akan bekerja di pusat-pusat penipuan daring (online scam) yang kejam, yang umumnya menjalankan praktik judi online, scam investasi palsu, hingga yang paling mengerikan, jual beli organ manusia. Mereka yang gagal mencapai target penipuan yang ditetapkan sering kali dianiaya secara fisik maupun mental.
Kasus lowongan palsu dari Kamboja ini, enggak sekali dua kali. Beberapa tahun terakhir, bahkan semakin sering, di mana WNI terjebak dalam lowongan mengerikan ini. Berikut adalah beberapa kasusnya yang dilansir dari berbagai sumber!
1. Kasus Warga Negara Indonesia
Salah satu penyintas yang diwawancarai oleh Amnesty International adalah Daniel* (bukan nama sebenarnya), asal Indonesia. Daniel, meskipun sempat sadar bahwa ia akan bekerja di industri penipuan, akhirnya turut menjadi korban perdagangan manusia dan perbudakan.
“Tolong…saya enggak bisa tidur,” demikian salah satu pesan yang dikirim Daniel kepada Amnesty pada tahun 2025, memohon bantuan agar bisa keluar dari salah satu kompleks penipuan yang disebut KK01.
Kompleks-kompleks penipuan ini, menurut laporan Amnesty berjudul “I Was Someone Else’s Property” (dilansir pada 26/06), dideskripsikan seperti penjara. Tempat ini dilengkapi kamera pengawas, kawat berduri, dan dijaga oleh petugas keamanan bersenjata. Para penyintas menggambarkan diri mereka terjebak dalam mimpi buruk, dipaksa menjadi bagian dari jaringan kriminal.
Agnes Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International, mengatakan, “Pencari kerja dari Asia dan berbagai belahan dunia ini dijebak dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi, namun justru berakhir di kamp kerja yang mengerikan, dikelola oleh geng-geng terorganisir, di mana mereka dipaksa melakukan penipuan di bawah ancaman kekerasan.”
Kisah Daniel bahkan menunjukkan betapa berbahayanya industri ini, setelah sempat dibebaskan, ia terpaksa kembali untuk bekerja di kompleks lain karena alasan ekonomi. Setelah beberapa bulan, ia malah “dijual” oleh bosnya ke kompleks lain, dikurung, dan ditempatkan pada risiko penyiksaan.
2. Kasus Warga Korea Selatan
Kasus penipuan kerja palsu di Kamboja enggak hanya menargetkan WNI. Sekitar 80 warga Korea Selatan (Korsel) dilaporkan hilang di Kamboja, diduga kuat menjadi korban fake jobs scam. Kasus ini terungkap setelah kematian seorang mahasiswa akibat penyiksaan di markas penipuan.
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, bahkan menyebut kasus ini menyebabkan kerugian signifikan bagi warganya dan membuat banyak keluarga khawatir. Dilansir dari detikcom (Selasa, 14 Okt 2025), Kantor kepresidenan Korsel segera mengirimkan tim tanggap gabungan.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel melaporkan bahwa sejak Januari hingga Agustus tahun yang sama, 330 warganya dilaporkan hilang atau ditahan sewenang-wenang usai memasuki Kamboja. Bahkan, anggota parlemen Yoon Hu Duk menyebut kasus penculikan yang melibatkan warga Korsel telah melonjak lima belas kali lipat sejak tahun 2023.
Ini menunjukkan bahwa pelanggaran di pusat-pusat scam ini terjadi dalam skala massal dan terorganisir, menargetkan siapa pun yang tergiur dengan janji pekerjaan.
Modus Licik yang Digunakan

Sindikat perdagangan manusia ini semakin modern. Mereka memanfaatkan dua celah utama untuk menjerat korban, kemajuan teknologi (media sosial) dan jaringan sosial berbasis kepercayaan.
1. Menjamah Media Sosial dan Iklan Palsu
Media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, WhatsApp, dan Telegram adalah senjata utama para scammer. Mereka:
- Memasang Iklan Profesional: Iklan lowongan kerja dirancang seolah-olah asli, mencantumkan logo perusahaan, foto lingkungan kerja yang nyaman (bahkan terkadang dengan “kolam renang”), dan yang paling menarik, tawaran gaji tinggi (bisa mencapai Rp12-13 juta atau lebih, kata seorang penyintas, dilansir dari BBC).
- Menawarkan Fasilitas Lengkap: Mereka menjanjikan tempat tinggal, tiket perjalanan, dan proses rekrutmen yang mudah tanpa syarat rumit seperti ijazah.
- Memanfaatkan Algoritma: Mereka menargetkan korban melalui grup komunitas pencari kerja, alumni, atau daerah asal tertentu, menjangkau kamu secara lebih personal.
- Komunikasi Intens: Proses komunikasi dilakukan secara intens melalui pesan pribadi, penuh kata-kata meyakinkan dan disertai tenggat waktu agar korban enggak sempat melakukan verifikasi.
Korban biasanya dijanjikan jabatan sebagai customer service atau pemasaran investasi, namun kenyataannya dipaksa menjadi operator penipuan daring seperti love scam atau pig-butchering (penipuan yang membangun kepercayaan sebelum mengeksploitasi finansial).
2. Senjata Kepercayaan: Agen Lokal dan Efek Domino
Strategi paling licik adalah memanfaatkan jaringan sosial berbasis kepercayaan.
- Merekrut dari Komunitas: Sindikat merekrut satu atau dua orang dari desa atau komunitas, lalu mendorong mereka untuk mengajak kenalan lainnya.
- Menjadi ‘Agen’ Informal: Korban pertama yang berhasil diberangkatkan tanpa masalah (atau diberi kesan akan sukses) sering menjadi “agen” informal untuk merekrut korban berikutnya.
- Memanfaatkan Personal Trust: Kamu cenderung lebih percaya pada informasi yang bersumber dari teman, saudara, atau tetangga. Sosiolog Universitas Gadjah Mada menyoroti bahwa kepercayaan personal dalam budaya Indonesia menjadi celah utama yang dimanfaatkan pelaku.
- Aktor Lokal (Calo): Para ‘agen’ atau ‘calo’ lokal ini berasal dari lingkungan yang sama, mengatur proses keberangkatan, sering kali dengan modus wisata untuk menghindari prosedur resmi, namun langsung lepas tangan begitu korban tiba di Kamboja dan menghadapi masalah.
Ciri-Ciri Lowongan Kerja Kamboja Palsu

Modus ini memiliki pola yang sangat khas. Agar kamu enggak menjadi korban berikutnya, ingatlah ciri-ciri lowongan kerja palsu ke Kamboja ini:
1. Iming-iming Gaji yang Enggak Masuk Akal
Kamu harus curiga jika tawaran gaji yang diberikan terkesan fantastis dan sangat tinggi untuk posisi yang sebetulnya enggak membutuhkan keahlian atau pengalaman khusus, misalnya hanya customer service atau marketing biasa. Gaji yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan adalah bendera merah terbesar.
2. Persyaratan dan Proses Rekrutmen yang Super Mudah
Lowongan palsu biasanya memiliki proses rekrutmen yang sangat gampang. enggak ada wawancara mendalam, enggak ada skill test yang relevan, atau enggak memerlukan syarat pendidikan/pengalaman yang ketat. Semua terkesan instan dan cepat agar kamu enggak sempat berpikir dua kali.
3. Jalur Keberangkatan yang Enggak Resmi
Pelaku akan meminta kamu menggunakan jalur keberangkatan enggak resmi, sering kali dengan mengurus visa wisata atau visa kunjungan alih-alih visa kerja yang sah.
Misal enggak melalui prosedur resmi yang melibatkan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) atau agen penyalur terdaftar, segera batalkan!
4. Tekanan untuk Segera Berangkat
Kamu akan terus ditekan untuk segera mengambil keputusan dengan alasan kuota terbatas atau tenggat waktu.
Segala komunikasi dilakukan secara pribadi atau tertutup (misalnya via WhatsApp atau Telegram) tanpa melibatkan badan atau kantor resmi. Tekanan ini dilakukan agar kamu enggak punya waktu untuk memverifikasi kebenaran lowongan.
5. Iklan Hanya Beredar di Media Sosial
Iklan lowongan kerja hanya tersebar masif di platform media sosial seperti Facebook atau Instagram, dan enggak ada tautan ke situs web perusahaan resmi yang kredibel, terdaftar, dan mudah diverifikasi.
6. Janji Pekerjaan di Sektor Daring yang Samar
Pekerjaan yang ditawarkan seringkali samar-samar di sektor teknologi, e-commerce, atau investasi di Kamboja. Ini hanyalah kedok untuk kegiatan penipuan daring seperti love scam atau judi online.
7. Agen Perekrut Enggak Berizin Resmi
Agen atau calo lokal yang merekrut kamu enggak memiliki izin resmi dari pemerintah. Dalam banyak kasus, mereka akan lepas tangan atau menghilang setelah kamu tiba di luar negeri dan menghadapi masalah.
Langkah Pencegahan yang Harus Kamu Ambil

Pemerintah Indonesia dan Kamboja telah sepakat untuk bekerja sama memberantas kejahatan ini, termasuk meningkatkan pertukaran informasi migrasi. Namun, pencegahan terbaik ada di tangan kamu.
- Selalu Lewat Jalur Resmi: Pastikan kamu selalu melalui jalur resmi, yaitu BNP2TKI atau agen penyalur tenaga kerja yang terdaftar dan diawasi oleh pemerintah.
- Verifikasi Iklan: Jangan pernah percaya iklan di media sosial begitu saja. Cek keaslian perusahaan dan lowongan kerja ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau lembaga terkait.
- Edukasi Diri: Pahami modus-modus penipuan baru yang beredar. Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ingat, gaji fantastis tanpa kerja keras yang masuk akal adalah redflag terbesar!
Kisah para korban di lowongan kerja Kamboja adalah pelajaran berharga. Jangan biarkan harapan mencari penghasilan yang lebih baik membuat kamu terperosok ke dalam lubang sindikat perdagangan manusia. Jadilah generasi muda yang cerdas dan kritis. Lindungi diri kamu, keluarga, dan teman-teman dari bahaya ini!
—-
Gabung discord Girls Beyond Circle untuk dapatkan insight ter-update lainnya!
Comments
(0 comments)