Buruknya Manifesting untuk Kesehatan Mental, Kok Bisa? Cek Kata Ahli!
Manifesting menjadi upaya yang banyak diterapkan oleh orang-orang saat ini. Terlepas dari popularitasnya, ternyata buruknya manifesting dapat berefek pada kesehatan mental.
Mungkin kamu pernah melihat orang-orang berbicara tentang bagaimana mereka mencoba untuk manifesting, mengatur pikiran mereka untuk mewujudkan sesuatu dan mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup.
Namun, setelah beberapa lama menerapkan manifesting dan belum terwujud, mereka mengeluh seperti, “Kapan terwujudnya?” atau “Kenapa saya belum juga melihat manfaatnya?”
Hal-hal seperti inilah yang membuat manifesting memiliki sisi buruk bagi beberapa orang. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, kamu bisa baca artikel berikut ini!
Baca juga: 9 Cara Manifestasi yang Tepat Agar Impian Segera Terwujud!
Apa Buruknya Manifesting Menurut Ahli?
Manifesting adalah proses memvisualisasikan dan memfokuskan pikiran pada tujuan atau keinginan tertentu dengan harapan bahwa hal tersebut akan terwujud dalam kehidupan nyata.
Dalam beberapa kasus, manifesting dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuannya dan meraih kebahagiaan. Namun, ketika manifesting tidak berjalan sesuai rencana, hal itu dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Seperti yang dikatakan oleh Dr. Grand, yang dikutip dari Newport Institute, ia menjelaskan bahwa mereka yang percaya bahwa hal itu akan berhasil, tetapi kemudian menemukan bahwa hal itu tidak memberikan hasil yang mereka inginkan, mereka bisa menjadi marah, kesal, mengalami disregulasi emosional, atau ragu-ragu.
Kenyataannya adalah kita tidak selalu mendapatkan semua yang kita inginkan, dan hal buruk bahkan bisa datang suatu hari, yang mungkin berada di luar kendali kita.
Hal ini pun disetujui oleh Psychology Today, buruknya manifesting dapat berdampak negatif dalam beberapa konteks tertentu.
Salah satu pendukung konsep manifesting adalah keturunan filosofis dari gerakan “penyembuhan pikiran” yang menganut gagasan bahwa pikiran dapat menyembuhkan penyakit seseorang.
Keyakinan seperti itu dapat membuat seseorang menghindari pengobatan medis dan membahayakan nyawa mereka.
Dalam kasus manifesting yang berkaitan dengan kekayaan dan keuangan, para pendukung biasanya berpendapat bahwa alasan banyak orang tidak menjadi kaya adalah karena mereka tidak terlalu “menginginkannya.”
Kekayaan akan menjadikan mereka “magnet” yang dapat mempengaruhi alam semesta dan membuat kekayaan menjangkau mereka. Jika itu tidak berhasil, itu hanya karena seseorang tidak berpikir cukup keras untuk memanggilnya.
Padahal, keyakinan sebesar apa pun tidak dapat membantu seseorang mencapai suatu tujuan tanpa tindakan yang sesuai.
Baca juga: Afirmasi Positif Ternyata Bisa Berbahaya, Ini Alasannya!
2 Kesalahan yang Dilakukan saat Manifesting Menurut Psikolog
Dilansir dari Forbes, ada dua kesalahan manifesting dalam psikologi, yaitu:
Tidak Memahami Konsep ‘Locus of Control’
Banyak orang yang salah memahami konsep manifesting, di mana mereka percaya bahwa manifesting adalah upaya pertumbuhan tanpa adanya usaha yang diperlukan.
Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam manifesting biasanya memiliki locus of control eksternal, yang berarti kecenderungan menganggap bahwa keberhasilan atau kegagalan mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal daripada usaha dan keputusan pribadi mereka sendiri.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Organizational Behavior menemukan bahwa individu yang memiliki locus of control internal, yang cenderung merasa memiliki kendali dan pengaruh atas nasib mereka sendiri, cenderung mencapai hasil kerja yang lebih baik.
Hal tersebut lah yang akhirnya membuat pemilik locus of control eksternal, seringkali gagal mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjembatani kesenjangan antara keadaan mereka saat ini dan tujuan yang diinginkan.
TIdak Menetapkan Tujuan secara Spesifik
Buruknya manifesting terjadi ketika seseorang menetapkan tujuan yang tidak realistis.
Saat mencoba menerapkan manifesting, kemungkinan besar mereka akan menetapkan sejumlah tujuan yang berbeda sekaligus, yang pada akhirnya dapat menjadi tidak produktif.
Menurut Psychological Bulletin, penting untuk menetapkan tujuan secara spesifik dan menantang kemampuan diri sendiri untuk meningkatkan peluang mencapai tujuan tersebut.
Ketika tujuan telah ditetapkan dengan jelas dan menantang, seseorang cenderung akan menggunakan banyak energi mental untuk mencoba mencapainya.
Sebagai contoh, jika tujuanmu adalah untuk mencapai kekayaan, cobalah untuk memahami makna sebenarnya dari kekayaan itu dan pertanyakan kepada diri sendiri, seperti “Apa yang dimaksud dengan kekayaan?” “Apa rencana kamu untuk mencapainya?” “Jika kamu telah mencapainya, apa yang akan kamu lakukan dengan kekayaan tersebut?”
Dengan berpikir secara spesifik, nyata, dan relevan, kamu akan memiliki energi yang cukup untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca juga: Viral Tentang Manifesting di Medsos, Memang Apa Artinya?
Kaitan antara Manifesting dengan Masalah Kesehatan Mental
Inilah beberapa kaitan mengapa buruknya manifesting dapat bermasalah ke kesehatan mental:
Toxic Positivity
Salah satu hal yang sering kali terjadi dalam praktik manifesting adalah toxic positivity. Toxic positivity adalah sikap yang mengabaikan atau menolak emosi negatif dan hanya fokus pada pemikiran positif semata.
Hal ini bisa menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan mental seseorang. Ketika seseorang merasa terpaksa untuk selalu berpikir positif dan menekan emosi negatifnya, mereka sebenarnya hanya mengubur masalah yang sebenarnya perlu dipecahkan.
Ini dapat menyebabkan akumulasi emosi negatif yang tidak sehat dan pada akhirnya memicu masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau bahkan gangguan stres post-trauma.
Memperburuk Gejala OCD
OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pemikiran obsesif yang terus-menerus dan tindakan kompulsif yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
Bagi beberapa orang dengan OCD, manifesting dapat menjadi pemicu yang memperburuk gejala mereka.
Ketika seseorang terobsesi dengan pemikiran bahwa mereka harus memvisualisasikan dan memanifestasikan segala hal yang mereka inginkan, hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan ketegangan yang dialami oleh penderita OCD.
Mereka mungkin merasa harus melakukan ritual manifesting tertentu yang tidak rasional dan akhirnya memperburuk gejala OCD mereka.
Berpotensi Menyalahkan Diri Sendiri
Salah satu alasan lain mengapa buruknya manifesting dapat berdampak negatif pada kesehatan mental adalah karena berpotensi menyalahkan diri sendiri.
Ketika seseorang tidak berhasil memanifestasikan sesuatu yang mereka inginkan, mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak cukup berusaha.
Mereka mungkin merasa seperti sebuah kegagalan dan mempertanyakan nilai diri mereka sendiri. Hal ini dapat merusak harga diri dan mengarah pada masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan.
Baca juga: 10 Penyakit Timbul Akibat Stres, yang Terakhir Paling Sering Dialami!
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengganti Manifesting?
Ingatlah, bahwa keyakinan sebesar apapun tidak dapat membuat kamu mencapai suatu tujuan tanpa tindakan yang sesuai.
Meskipun manifesting bisa saja berhasil, penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan efikasi diri, yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuan mereka untuk mencapai tujuan, jauh lebih produktif.
Dengan memiliki efikasi diri yang tinggi, seseorang akan lebih mudah menghadapi tantangan tanpa ragu-ragu karena mereka memiliki keyakinan penuh atas kemampuan diri mereka.
Sebagai contoh, ketika kamu melihat orang lain sukses, kamu juga akan merasa sukses. Ini jauh lebih baik daripada hanya mengandalkan manifesting tanpa melakukan usaha atau tindakan untuk mewujudkannya.
Namun, tidak masalah juga jika kamu ingin menerapkan konsep manifesting. Buruknya manifesting mungkin hanya dirasakan oleh sebagian orang yang “gagal” dalam memahami konsep manifesting.
Bahas lebih banyak soal konsep manifesting dengan diskusi bersama teman-teman di komunitas Girls Beyond Circle!
Baca juga: Toxic Productivity Dapat Berdampak Buruk bagi Pekerja, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya!
Sumber foto: Pexels
Comments
(0 comments)