gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Teori Tend and Befriend: Respons Stres yang Membedakan Perempuan dan Laki-laki

Written by Adila Putri Anisya

Apa yang biasanya kamu lakukan saat mengalami stres? Seringkali, laki-laki memilih untuk melawan atau bahkan menghindar (fight or flight), namun tahukah kamu bahwa perempuan justru lebih membutuhkan dukungan dan keterhubungan? Inilah yang dikenal dengan teori tend and befriend.

Untuk tahu lebih lanjut mengenai teori tersebut, yuk simak ulasannya!

Baca juga: Sering Dirasakan Tapi Tak Dikenal: Macam-macam Emosi yang Perlu Kamu Tahu!

Mengenal Teori Tend and Befriend dan Sejarahnya

tend and befriend
Sumber foto: Pexels

Berikut adalah sejarah dan pengertian apa itu tend & befriend berdasarkan berbagai sumber terpercaya:

Berawal dari Sebuah Penelitian

Teori tend and befriend pertama kali diperkenalkan oleh Shelley Taylor pada tahun 2000 sebagai respons alternatif terhadap stres, khususnya yang lebih sering dialami oleh perempuan. 

Ketika kita menghadapi situasi yang penuh tekanan, tubuh kita secara alami bereaksi untuk melindungi diri. Salah satu cara yang sering kita dengar adalah fight or flight, di mana kita cenderung untuk melawan atau lari dari ancaman. Tapi, ada respons lain yang tidak kalah penting, terutama bagi perempuan, yaitu tend & befriend.

Pengertian Tend and Befriend

Respon tend & befriend ini bisa diartikan sebagai naluri untuk merawat dan mencari dukungan dari orang lain saat kita merasa tertekan

Misalnya, saat seorang ibu menghadapi situasi stres, nalurinya mungkin adalah menjaga anak-anaknya dengan lebih protektif dan mencari bantuan dari teman atau keluarga untuk menghadapi masalah tersebut. 

Ini berbeda dengan fight or flight yang lebih fokus pada tindakan cepat untuk mengatasi atau menghindari bahaya.

Awalnya Belum Ada Peneliti yang Mempelajari Respon Stres pada Perempuan

Teori tend and befriend muncul karena sebelumnya, sebagian besar penelitian tentang respons stres hanya melibatkan laki-laki, yang menyebabkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana perempuan bereaksi terhadap stres. Hingga tahun 1990-an, perempuan seringkali dikecualikan dari uji klinis, sehingga respons mereka terhadap stres jarang diperhatikan. 

Taylor dan timnya menyadari, bahwa perempuan cenderung mengembangkan hubungan sosial yang lebih kuat sebagai mekanisme bertahan dalam situasi stres, sebuah pendekatan yang berbeda dari respons stres yang biasanya diamati pada laki-laki, yakni fight or flight.

Dalam sebuah studi di National Library of Medicine, laki-laki cenderung tidak menunjukkan perasaan, luka, atau keinginan mereka. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh ekspektasi sosial, yang umumnya sejalan dengan perilaku “masculine” dalam beberapa budaya.

Sejak diperkenalkan, teori tend and befriend telah membantu memperluas pemahaman tentang perbedaan gender dalam menghadapi stres, sekaligus menyoroti peran penting hubungan sosial dalam meningkatkan ketahanan emosional dan fisik seseorang.

Baca juga: Intrusive Thoughts adalah: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Contoh Tend and Befriend

tend and befriend
Sumber foto: Pexels

Inilah beberapa contoh tend & befriend yang sering dilakukan oleh perempuan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Mengajak Teman untuk Bertemu Setelah Menghadapi Masalah: Ketika seorang perempuan mengalami masalah atau merasa sedih, dia mungkin akan mengajak teman-temannya untuk berkumpul dan berbicara. Bertukar cerita dan mendengarkan satu sama lain dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.
  • Mengurus Anak Setelah Hari yang Menegangkan: Setelah menghadapi hari yang penuh tekanan di tempat kerja, seorang ibu mungkin merasa lebih tenang dengan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya, seperti membantu mereka dengan pekerjaan rumah atau bermain bersama. Ini tidak hanya mengurangi stresnya sendiri tetapi juga memperkuat hubungan dengan anak-anak.
  • Mencari Dukungan dari Kelompok Sosial: Ketika menghadapi masalah besar, seperti perceraian atau kehilangan pekerjaan, perempuan seringkali mencari dukungan dari dari orang terdekat atau kelompok sosial seperti keluarga, teman, atau komunitas online untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional.
  • Mengirim Pesan atau Telepon untuk Memeriksa Kondisi Teman yang Sedang Bermasalah: Perempuan cenderung untuk menjalin komunikasi dengan teman-teman mereka yang sedang mengalami masa sulit, misalnya dengan mengirim pesan atau menelepon untuk menanyakan kabar dan menawarkan bantuan.
  • Bergabung dengan Grup Dukungan atau Kegiatan Sosial: Perempuan yang menghadapi tantangan hidup, seperti menjadi ibu tunggal atau menghadapi penyakit kronis, seringkali bergabung dengan grup dukungan atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk berbagi pengalaman dan membangun hubungan yang saling mendukung.

Baca juga: 5 Influencer Mental Health di Indonesia yang Sajikan Konten Bermanfaat!

Respons Fight or Flight VS Tend and Befriend

tend and befriend
Sumber foto: Pexels

Ketika kita menghadapi stres atau ancaman, tubuh kita bisa bereaksi dengan dua cara, yaitu: fight or flight (melawan atau melarikan diri) dan tend and befriend (merawat dan berteman). Meskipun keduanya membantu kita mengatasi masalah, mereka bekerja dengan cara yang berbeda:

Fight or Flight:

  • Reaksi Kimia: Ketika kita menghadapi ancaman, tubuh kita melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Ini membuat tubuh siap untuk melawan atau lari dari bahaya.
  • Perubahan Fisik: Darah mengalir lebih banyak ke tangan dan kaki, detak jantung meningkat, dan kita merasa sangat waspada. Kita bisa menjadi lebih cepat dan kuat, tetapi mungkin sulit untuk berpikir jernih.
  • Kondisi: Respons ini cocok untuk situasi darurat yang memerlukan tindakan cepat, seperti menghadapi bahaya langsung.

Tend and Befriend:

  • Reaksi Kimia: Sebagai respons alternatif, tubuh kita mengeluarkan hormon oksitosin, yang mendorong kita untuk mencari dukungan dan merawat orang lain.
  • Perubahan Sosial: Alih-alih melawan atau melarikan diri, kita cenderung menghubungi teman atau keluarga, mencari dukungan, dan membangun hubungan untuk menghadapi stres.
  • Kondisi: Respons ini lebih sering terjadi dalam situasi stres jangka panjang atau ketika menghadapi kesulitan yang tidak bisa dihindari. Ini membantu kita merasa lebih aman dan terhubung.

Kedua respons ini bisa terjadi bersamaan. Misalnya, dalam situasi stres yang berkepanjangan, kita mungkin masih merasa sangat waspada (seperti fight or flight), tetapi juga mencari dukungan sosial untuk merasa lebih baik (seperti tend and befriend).

Namun dalam beberapa situasi, fight or flight muncul ketika dalam bahaya langsung dan mendesak, membuat kita siap untuk bertindak cepat. Sementara itu, tend & befriend cenderung terjadi dalam situasi stres jangka panjang, di mana mencari dukungan sosial dan merawat orang lain menjadi penting.

Baca juga: Mahasiswa Unair Tewas dalam Mobil, Ini 5 Hotline Bunuh Diri yang Penting Diingat!

Kesimpulan

Menghadapi masa-masa sulit, respons tend & befriend bisa jadi cara yang efektif untuk mengatasi stres. Dengan mencari dukungan dari orang-orang terkasih dan membangun ikatan baru, kita bisa mendapatkan perlindungan dan dukungan serta meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan emosional kita. 

Namun, meskipun tend and befriend menawarkan banyak manfaat, ini bukanlah respons yang selalu ideal atau sesuai untuk setiap situasi. Terkadang, kita perlu menghadapi konflik atau ancaman secara langsung terlebih dahulu. 

Selain itu, memberi diri kita waktu untuk menyendiri juga penting untuk mengisi ulang energi. Meskipun demikian, dukungan sosial selalu bisa membuat perbedaan yang besar dalam proses pemulihan, entah kapan kamu memutuskan untuk mencarinya.

Mau tahu informasi menarik lainnya seputar kesehatan mental? Gabung komunitas Girls Beyond Circle!


Baca juga: Stres dan Mudah Cemas? Hilangkan dengan Cara Meditasi yang Benar!

Sumber foto: Pexels