gagal menampilkan data

Article

Arti Humble Bragging, Contoh, dan Cara Menyikapinya!

Written by Ardellia Rahmadixna

Pernah nggak sih kamu mendengar seseorang curhat soal betapa capeknya mereka karena terlalu sering dipuji atau dikasih hadiah? Atau mungkin ada yang bilang, “Aduh, gak enak deh mobil mewah. Aku terlalu mencolok di parkiran!” 

Nah, kalau pernah, bisa jadi kamu baru aja terkena humble bragging. Fenomena ini adalah cara seseorang untuk pamer, tapi dibungkus dengan keluhan atau kerendahan hati palsu. 

Perilaku ini seringkali bikin orang lain merasa nggak nyaman karena di satu sisi mereka curhat, tapi di sisi lain, mereka juga pamer. Yuk, kupas tuntas apa itu humble bragging, contohnya, dan bagaimana cara menyikapinya dengan bijak!

Baca juga: 12 Ciri Red Flag Pertemanan yang Tidak Sehat, Mulai Pilah-pilih!

Apa itu Humble Bragging?

Sumber foto: Pexels

Humble bragging atau humble brag itu simpel, tapi tricky! Bayangin kamu lagi curhat ke teman, “Aduh, capek banget nih, harus bolak-balik ke luar negeri karena kerjaan.” 

Di satu sisi, kamu kayak ngeluh, tapi di sisi lain, kamu juga pamer kalau kamu sering ke luar negeri. Nah, inilah yang disebut humble bragging—cara pamer yang dibungkus dengan keluhan atau kerendahan hati.

Istilah ini berasal dari bahasa Inggris, “humble” artinya rendah hati, dan “brag” yang artinya menyombong. Jadi, humble bragging artinya menyombongkan diri sambil pura-pura rendah hati. 

Dalam bahasa Indonesia, fenomena ini juga dikenal dengan istilah “merendah untuk meroket.” Gaya ini sering banget kita temui di kehidupan sehari-hari, apalagi di lingkungan pergaulan anak muda zaman sekarang.

Sering banget muncul di media sosial, contohnya orang yang posting tentang capeknya menangani terlalu banyak project atau bingung pilih mobil baru mana yang cocok. Intinya? Mereka tetap pamer, tapi nggak mau terlihat sombong secara terang-terangan.

Fenomena ini makin sering muncul karena orang pengen diakui tanpa dicap sombong. Jadi, hati-hati deh, perilaku bisa bikin orang di sekitar kamu merasa nggak nyaman.

Baca juga: Anti-Kesepian, Ini 10 Cara Menikmati Hidup Tanpa Pacaran

Contoh Humble Bragging

Banyak banget contoh humble bragging yang mungkin pernah kamu dengar dari orang-orang di sekitar, entah itu dari teman, sahabat, atau bahkan keluarga. Yuk, cek beberapa contohnya di bawah ini:

“Aduh, aku gak tahu deh kenapa banyak banget orang yang ngajak kerja sama. Jadi sibuk banget sekarang.”

Di sini, seseorang seolah-olah mengeluh tentang kesibukannya, tapi di balik keluhan tersebut, mereka sebenarnya ingin menunjukkan betapa banyak orang yang menginginkan kemampuan atau kehadiran mereka dalam proyek tertentu. Pesannya jelas: “Aku laris dan sukses.” Meski terdengar seperti keluhan, ini adalah cara halus untuk memamerkan betapa suksesnya mereka.

“Capek banget nih, baru aja turun 10 kg, tapi sekarang malah bingung pakai baju apa yang pas.”

Kalimat ini terkesan sebagai curhatan tentang penurunan berat badan yang justru menimbulkan masalah baru. Namun, di balik kata-kata tersebut, tujuannya adalah untuk menunjukkan pencapaian pribadi, yaitu keberhasilan menurunkan berat badan. Mereka ingin mendapatkan pengakuan dan pujian atas usaha mereka, tapi tidak mau terdengar seperti memamerkan hal itu secara langsung.

“Gak enak ya punya mobil mewah, terlalu mencolok kalau diparkir di tempat umum.”

Kalimat ini menunjukkan kerendahan hati palsu, seolah-olah memiliki mobil mewah menjadi suatu masalah. Padahal, intinya adalah mereka ingin menyampaikan bahwa mereka memiliki sesuatu yang prestisius, yaitu mobil mewah, namun tidak ingin terdengar sombong saat membicarakannya.

“Duh, nggak sangka ya aku bisa menang lomba lagi, padahal persiapannya cuma seadanya.”

Di sini, seseorang ingin menekankan betapa hebatnya mereka bisa memenangkan lomba tanpa usaha yang besar. Meskipun terlihat seperti menyederhanakan pencapaiannya, sebenarnya ini adalah cara untuk memamerkan bakat atau kemampuannya. Pesannya: “Aku hebat, bahkan tanpa usaha maksimal.”

Nah, contoh-contoh di atas sering muncul dalam percakapan sehari-hari maupun di media sosial. Humble brag mungkin terdengar rendah hati di permukaan, tapi kalau dicermati, tujuannya tetap sama—mencari pengakuan dan pujian dari orang lain tanpa terkesan terlalu pamer.

Baca juga: Selain Kekerasan Fisik, Ini 5 Bentuk Kekerasan Dalam Hubungan

Penyebab Humble Bragging

Kenapa sih orang suka banget melakukan humble bragging? Berikut beberapa penyebabnya yang bisa kamu pahami:

Ingin Diakui Tanpa Terlihat Sombong

Salah satu alasan utama terjadi fenomena ini adalah karena orang ingin diakui atau dipuji, tapi mereka nggak mau terlihat sombong. Dengan cara ini, mereka berharap bisa menunjukkan pencapaian atau kelebihan mereka tanpa terlalu “menonjol” atau membuat orang lain merasa nggak nyaman. Jadi, mereka memilih untuk membungkus pamer dengan keluhan atau kerendahan hati palsu.

Butuh Validasi dari Orang Lain

Kadang-kadang, orang melakukan humble brag karena mereka merasa butuh validasi dari orang lain. Misalnya, setelah berhasil melakukan sesuatu yang hebat, mereka mungkin merasa kurang puas jika tidak ada yang mengakui keberhasilan itu. Dengan melakukan humble brag, mereka berharap mendapat pengakuan dan pujian tanpa harus secara langsung mengatakannya.

Ingin Terlihat Sukses dan Populer

Fenomena ini juga bisa muncul dari keinginan untuk menunjukkan betapa sukses atau populer seseorang, terutama di media sosial. Mereka ingin memberi tahu orang lain bahwa hidup mereka penuh dengan pencapaian besar atau pengalaman menarik, tetapi tanpa terkesan terlalu pamer. Ini adalah cara mereka untuk tetap menarik perhatian tanpa harus terlihat terlalu menyombong.

Takut Dikira Meremehkan Pencapaian

Beberapa orang mungkin merasa takut kalau pencapaian mereka dianggap sepele atau gak penting, jadi mereka memilih untuk menyampaikannya dengan cara yang terkesan merendah. Padahal, mereka ingin orang lain menghargai pencapaian tersebut. Ini sering terjadi saat seseorang tidak yakin apakah orang lain akan mengapresiasi keberhasilan mereka sepenuhnya.

Pengaruh Lingkungan Sosial dan Media

Lingkungan sosial dan media sosial seringkali mempengaruhi perilaku humble brag. Orang sering melihat orang lain memamerkan pencapaian mereka secara terbuka, dan merasa bahwa mereka juga harus mengikuti jejak itu. Namun, karena ingin menjaga citra yang tidak sombong, mereka memilih untuk melakukan perilaku merendah untuk meroket yang terkadang terlihat lebih “ramah” di mata orang lain.

Baca juga: Tanda Kamu Punya Hubungan Twin Flame, Benarkah Tak Bisa Berjodoh?

Cara Menyikapi Perilaku Humble Bragging

Sumber foto: Pexels

Jika kamu sering menemui perilaku ini di lingkungan pergaulan, berikut ini ada beberapa cara untuk menyikapinya dengan bijak:

Tetap Tenang dan Tidak Terpancing

Saat seseorang mulai melakukan humble brag, penting untuk tetap tenang dan tidak terbawa suasana. Jangan langsung mengomentari dengan pujian atau ikut membanggakan diri. Dengan menjaga ketenangan, kamu bisa tetap netral dan tidak ikut dalam pola komunikasi yang tidak sehat.

Fokus pada Isi Percakapan

Daripada merespons aspek pamer yang terselubung, fokuslah pada inti keluhan mereka. Misalnya, jika mereka mengeluh tentang capek karena kesuksesan, kamu bisa menunjukkan simpati pada rasa lelah yang mereka alami, tanpa memperkuat bagian pamerannya. Ini bisa membuat percakapan lebih tulus.

Berikan Respons dengan Candaan Ringan

Salah satu cara yang sopan dan efektif adalah merespons dengan candaan ringan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan, “Duh, capek banget nih, gara-gara dapet banyak undangan acara,” kamu bisa menjawab, “Wah, semoga kamu nggak terlalu lelah jadi selebriti!” Candaan ini bisa membantu mencairkan suasana tanpa menyinggung perasaan mereka.

Ajak untuk Lebih Terbuka

Jika perilaku humble brag terjadi cukup sering, cobalah mengajak teman tersebut untuk lebih terbuka. Kamu bisa menanyakan apakah ada sesuatu yang benar-benar mengganggu mereka, tanpa harus mengarahkan pembicaraan ke pencapaian mereka. Ini bisa membuka percakapan yang lebih jujur dan sehat.

Berikan Contoh yang Baik

Cara terbaik untuk menyikapi humble brag adalah dengan menunjukkan cara berkomunikasi yang lebih tulus dan rendah hati. Saat berbicara tentang pencapaianmu sendiri, usahakan untuk tidak menambahkan keluhan palsu atau kerendahan hati yang dibuat-buat. Sikap ini bisa menjadi contoh positif yang diikuti oleh orang lain.

Dengan memahami humble bragging, kamu bisa lebih peka dalam berinteraksi dengan orang di sekitar dan tetap menjaga komunikasi yang sehat dan jujur. Jangan biarkan diri kamu atau orang lain terjebak dalam siklus pamer yang tidak tulus, karena yang lebih penting adalah saling mendukung dan menghargai pencapaian satu sama lain. 

Kalau kamu tertarik untuk terus belajar dan mendapatkan tips seputar kesehatan, karier, dan lifestyle yang inspiratif, gabung ke komunitas Girls Beyond Circle

Di sana, kamu bisa menemukan berbagai informasi yang nggak hanya bermanfaat, tapi juga cocok banget buat gaya hidup anak muda masa kini. Yuk, kunjungi dan temukan inspirasi yang bisa bantu kamu hidup lebih baik dan lebih percaya diri!

Baca juga: Gak Musuhan, Ini Makna Low Maintenance Friendship dan Tips Menjaganya!

Hai, aku Ardellia Rahmadixna, yang nulis artikel ini. Yuk, connect di LinkedIn!

Sumber foto: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond