Merebak di Cina! Ini Perbandingan HMPV dengan Virus Pernapasan Lainnya
Belakangan ini, China menghadapi lonjakan kasus Human Metapneumovirus (HMPV), sebuah infeksi saluran pernapasan yang mulai mencuri perhatian dunia.
Virus ini menyerang siapa saja, terutama anak-anak di bawah usia 14 tahun dan dapat menular dengan cepat hingga mengganggu banyak rumah sakit di wilayah utara China.
Meski belum ada laporan kasus besar di Indonesia, Kementerian Kesehatan pun sudah mulai memperketat pengawasan di pintu masuk internasional.
Jadi, bagaimana sih HMPV dibandingkan dengan virus pernapasan lain yang sering kita dengar? Yuk, kenali lebih dalam!
Baca juga: Virus HPV Bisa Tembus Kondom, Waspada Kanker Serviks!
Mengenal HMPV: Definisi, Gejala, dan Penyebaran Virusnya
HMPV adalah virus pernapasan yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, yang juga mencakup virus Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Ditemukan pertama kali pada tahun 2001 di Belanda, HMPV kini diakui sebagai penyebab penting penyakit saluran pernapasan, terutama pada anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan yang mirip dengan flu, seperti:
- Batuk
- Demam
- Hidung tersumbat atau berair
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Wheezing (napas berbunyi)
Sebagian besar infeksi yang terjadi bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus yang lebih berat, terutama pada kelompok rentan, infeksi ini dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan yang lebih serius, seperti pneumonia.
Dikutip dari My Cleveland Clinic, sekitar 10% hingga 12% dari penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV, dan 5% hingga 16% di antaranya dapat berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bagian bawah.
HMPV menyebar terutama melalui droplet (percikan pernapasan) yang terlepas saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Selain itu, virus ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi.
HMPV dapat ditemukan di seluruh dunia, namun biasanya paling sering terjadi pada musim dingin hingga awal musim semi. Waktu terpapar untuk HMPV umumnya berlangsung antara tiga hingga lima hari.
Perbandingan HMPV dengan Virus Pernapasan Lainnya (RSV, Influenza, hingga COVID-19)
HMPV adalah salah satu virus pernapasan yang memiliki kesamaan dengan beberapa virus lainnya, seperti RSV, influenza, dan SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19).
Virus-virus ini sering menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, namun masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Dirangkum dari beberapa sumber kesehatan terpercaya, yuk kita bahas perbandingan antara HMPV dan virus-virus ini dari berbagai aspek, seperti penyebab infeksi, gejala, masa inkubasi, serta pencegahan dan pengobatannya!
1. Penyebab Infeksi
- HMPV: Dilansir dari Fronties, virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan lebih banyak menyerang anak-anak, menyebabkan infeksi saluran pernapasan baik pada bagian atas maupun bawah. Kasus berat dari infeksi HMPV sering membutuhkan perawatan di rumah sakit.
- RSV: Juga berasal dari keluarga Paramyxoviridae, RSV adalah penyebab utama bronkitis dan pneumonia pada bayi dan anak-anak. Virus ini sering menyebabkan wabah musiman terutama pada bulan-bulan musim dingin.
- Influenza: Virus influenza (jenis A dan B) adalah penyebab utama flu musiman. Virus ini bisa menginfeksi siapa saja dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius.
- COVID-19: Virus SARS-CoV-2 (coronavirus) adalah penyebab COVID-19 muncul pada akhir 2019 di China dan telah menyebabkan pandemi global.
2. Gejala
- HMPV: Gejalanya biasanya meliputi batuk, demam, sesak napas, dan napas berbunyi (wheezing). Pada kasus yang lebih parah, HMPV bisa menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis.
- RSV: Gejalanya mirip dengan HMPV, namun pada anak-anak, gejala RSV cenderung lebih parah, seperti wheezing yang lebih jelas dan kesulitan bernapas. Kasus berat sering membutuhkan perawatan rumah sakit.
- Influenza: Flu ditandai dengan gejala seperti demam, menggigil, nyeri otot, lelah, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Pada beberapa kasus, gejala pencernaan seperti diare juga bisa muncul, terutama pada anak-anak.
- COVID-19: Gejalanya sangat beragam, mulai dari masalah pernapasan ringan hingga pneumonia parah. Gejala umum termasuk demam, batuk, hilangnya indra penciuman atau perasa, lelah, dan nyeri otot. Kasus berat dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
3. Masa Inkubasi
- HMPV: Masa inkubasi HMPV biasanya berkisar antara 3 hingga 6 hari sebelum gejala muncul.
- RSV: Masa inkubasi RSV sekitar 4 hingga 6 hari.
- Influenza: Influenza memiliki masa inkubasi yang lebih singkat, sekitar 1 hingga 4 hari.
- COVID-19: Masa inkubasi COVID-19 bervariasi antara 2 hingga 14 hari, dengan gejala biasanya muncul dalam 4 hingga 5 hari setelah terpapar.
4. Pencegahan dan Pengobatan
Adapun pencegahan dan pengobatan yang masing-masing dapat dilakukan:
Pencegahan
- Untuk HMPV dan RSV, pencegahan melibatkan kebersihan tangan yang baik, menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Saat ini belum ada vaksin khusus untuk kedua virus ini.
- Influenza memiliki vaksin yang efektif sebagai pencegahan utama. Vaksin flu tahunan sangat disarankan untuk semua usia.
- COVID-19 telah memiliki vaksin yang seharusnya masyarakat telah lakukan. Selain itu, penggunaan masker dan jaga jarak juga sangat dianjurkan.
Pengobatan:
- HMPV dan RSV umumnya ditangani dengan pengobatan suportif, seperti pemberian cairan dan oksigen tambahan jika diperlukan. Kortikosteroid mungkin diperlukan untuk mengurangi peradangan, namun biasanya tidak dianjurkan kecuali ada infeksi bakteri tambahan.
- Influenza dapat diobati dengan obat antivirus yang efektif jika diberikan pada tahap awal penyakit, selain pengobatan suportif.
- COVID-19 pengobatannya tergantung pada tingkat keparahan, dengan kemungkinan penggunaan obat antivirus (seperti remdesivir), antibodi monoklonal, steroid untuk kasus berat, serta perawatan suportif lainnya.
Baca juga: Terjadi Lagi! Ini Fakta Wabah Pneumonia di China, Akankah Sampai ke Indonesia?
Apa Efek Jangka Panjang Virus HMPV?
Meskipun infeksi HMPV umumnya bersifat ringan, ada potensi efek jangka panjang yang dapat terjadi, terutama pada individu yang lebih rentan seperti bayi, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi pernapasan sebelumnya.
Berikut adalah beberapa efek jangka panjang yang mungkin timbul akibat infeksi HMPV:
1. Peradangan Paru yang Berkepanjangan
Studi yang diambil dari PubMed Central pada model hewan, khususnya tikus BALB/c, menunjukkan bahwa infeksi hMPV menginduksi peradangan paru yang bertahan lama.
RNA virus dapat bertahan di paru-paru hingga 154 hari pasca infeksi, berhubungan dengan obstruksi saluran napas dan hiperresponsif. Peradangan kronis ini dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif.
2. Obstruksi Saluran Pernapasan dan Hipersensitivitas
Pada beberapa orang, HMPV dapat menyebabkan obstruksi saluran napas yang parah. Menurut Oxford Academic, hal ini biasanya terlihat pada sekitar lima hari setelah infeksi dan dapat bertahan dalam jangka waktu sekitar 70 hari.
Kondisi ini disertai dengan peningkatan produksi lendir dan kesulitan bernapas. Area saluran napas yang terpengaruh, seperti di sekitar bronkiolus, bisa memperburuk masalah pernapasan dalam jangka panjang.
3. Memperburuk Kondisi Pernapasan yang Sudah Ada
Bagi mereka yang sudah menderita penyakit pernapasan kronis seperti asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), infeksi HMPV bisa memperburuk gejala dan kondisi mereka.
Dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat memicu komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi orang yang lebih tua atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
4. Risiko Infeksi Sekunder
Pada kasus yang parah, infeksi HMPV dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia, yang mungkin memerlukan perawatan rumah sakit.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit pernapasan sebelumnya lebih berisiko mengalami komplikasi sekunder ini.
5. Potensi Masalah Pernapasan Kronis
Sebagian besar orang yang terinfeksi HMPV dapat pulih tanpa mengalami masalah jangka panjang.
Namun, pada kasus yang lebih berat, infeksi ini bisa meninggalkan masalah pernapasan kronis, seperti batuk berkepanjangan, mengi, dan kecenderungan untuk lebih mudah terkena infeksi pernapasan di masa depan.
Baca juga: Sempat Ada Kematian? Ini Sejarah Virus Monkeypox yang sedang Melanda Dunia
Mau tahu tentang info terupdate lainnya? Yuk gabung Girls Beyond Circle sekarang!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)