gagal menampilkan data

GB Logo
Article

Viral Kasus Kim Soo Hyun, Ini Bahaya Child Grooming yang Menghantui Korbannya saat Dewasa

Written by Adila Putri Anisya

Belakangan ini, dunia hiburan Korea Selatan digemparkan oleh kabar skandal Kim Soo Hyun yang diduga menjalin hubungan dengan mendiang Kim Sae Ron saat masih di bawah umur. 

Isu ini membuat istilah ‘child grooming‘ kembali ramai dibahas. Kasusnya sendiri masih belum jelas, tetapi banyak netizen menyoroti tindakan sang aktor yang dianggap enggak pantas. 

Bahkan, ada yang menduga hal ini berkontribusi pada depresi yang dialami Kim Sae Ron sebelum kepergiannya. Nah, bicara soal child grooming, sebenarnya apa sih dampaknya bagi korban ketika mereka tumbuh dewasa?

Baca juga: Efek Daddy Issue yang Dirasakan Saat Dewasa, Adakah Padamu?

Mengenal Child Grooming

Mengenal Child Grooming
Sumber foto: Pexels

Child grooming adalah proses manipulatif di mana pelaku mendekati anak, membangun kepercayaan, dan menciptakan rasa aman palsu untuk kepentingan pribadi, sering kali berujung pada pelecehan. 

Para pelaku bisa terlihat ramah, peduli, bahkan dermawan. Mereka menggunakan pujian, hadiah, janji manis, atau ancaman untuk membuat anak menuruti keinginan mereka.

Proses ini terjadi secara bertahap, membuat korban sulit menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi. 

Grooming bisa terjadi secara langsung maupun online, melalui media sosial, game, atau aplikasi pesan. 

Dikutip dari Praesidium, menurut FBI, ada sekitar 750.000 predator online yang aktif, dengan hampir 90% kasus melibatkan grooming di dunia maya.

Siapa pun bisa menjadi pelaku, mulai dari anggota keluarga, guru, hingga orang asing yang berpura-pura sebaya dengan korban. 

Tujuan utamanya adalah mendapatkan kendali atas anak, membuat mereka menurut, dan pada akhirnya mengeksploitasi mereka.

Dampak Psikologi Child Grooming saat Dewasa

Dampak Psikologi Child Grooming saat Dewasa
Sumber foto: Pexels

Seorang anak yang mengalami grooming sewaktu kecil atau sebelum memasuki usia dewasa, biasanya akan mengalami dampak psikologi yang berlanjut hingga dewasa, seperti:

1. Gangguan Kesehatan Mental

Orang dewasa yang pernah mengalami child grooming sering menghadapi berbagai tantangan kesehatan mental. 

Mereka rentan terhadap kecemasan dan depresi, yang bisa membuat mereka merasa enggak berharga dan kehilangan motivasi dalam hidup. 

Menurut Troomi, gangguan stres pascatrauma (PTSD) juga umum terjadi, menyebabkan kilas balik traumatis, mimpi buruk, serta perasaan takut berlebihan. 

Beberapa korban mengalami gangguan makan, baik dengan makan berlebihan maupun menghindari makanan. 

Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, mereka bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri sebagai bentuk pelarian dari rasa sakit emosional yang mendalam.

2. Coping Mechanism yang Tak Sehat

Korban child grooming sering kali mengembangkan coping mechanism, yaitu cara mereka menghadapi stres, kecemasan, atau tekanan akibat trauma yang dialami. 

Sayangnya, banyak dari mereka yang memilih cara yang kurang sehat. Banyak korban child grooming mengembangkan cara bertahan yang merugikan diri sendiri. 

Misalnya, ada yang melampiaskan rasa sakitnya dengan menyalahgunakan alkohol atau narkoba, sementara yang lain terjebak dalam perilaku berisiko seperti hubungan yang enggak sehat atau keputusan impulsif. 

Semua ini terjadi karena mereka berusaha mencari pelarian dari luka emosional yang belum terselesaikan.

3. Gangguan dalam Regulasi Emosi

Grooming dapat menghambat perkembangan emosional korban, membuat mereka kesulitan mengatur perasaan dan merespons situasi dengan baik. 

Banyak yang mengalami harga diri rendah dan merasa enggak cukup baik di berbagai aspek kehidupan. 

Mereka juga sulit mengelola emosi, baik dalam menahan amarah, mengatasi kesedihan, maupun mengekspresikan kebahagiaan. 

Hal ini juga berdampak pada ketidakmampuan mereka dalam membangun kepercayaan dengan orang lain, membuat mereka cenderung menarik diri atau takut menjalin hubungan baru.

Baca juga: Trauma Bisa Turun-temurun, Ini Arti Generational Trauma, Penyebab, dan Tandanya

Pengaruh Child Grooming terhadap Hubungan Asmara saat Dewasa

Pengaruh Child Grooming terhadap Hubungan Asmara saat Dewasa
Sumber foto: Pexels

Korban child grooming sering menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan saat dewasa. 

Menurut Youth Villages, karena trauma yang mereka alami, mereka mungkin kesulitan mempercayai orang lain, takut dikhianati, atau merasa enggak layak dicintai. 

Akibatnya, banyak yang mengalami hubungan yang enggak sehat, entah itu terlalu bergantung pada pasangan atau justru menjauhkan diri dari keintiman.

Selain itu, beberapa korban menunjukkan perilaku agresif, baik secara verbal maupun fisik, sebagai mekanisme pertahanan. 

Mereka juga bisa kesulitan mengendalikan impuls, yang membuat mereka lebih rentan terhadap keputusan berisiko seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba, atau perilaku seksual yang enggak aman. 

Semua ini bukan karena mereka ingin, tapi karena trauma masa lalu yang masih membekas dan memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Baca ciri-ciri dan cara mengatasi child grooming selengkapnya di sini.

Comments

(0 comments)

user
girl-thinking

Yuk, Jadi yang Pertama Berkomentar!

Bagikan pendapatmu!

Sister Sites Spotlight

article

lifestyle

25 Mar

Minggu Terakhir Ramadan, Saatnya Bukber di Spot Hits Blok M!

article

makeup

14 Mar

Ini Alasan Kenapa Wardah Glasting Liquid Lip Menang di FD Best of Beauty Awards!

article

lifestyle

01 Mar

Anti Kusam di Bulan Puasa, Jaga Kelembapan Kulit dengan Rekomendasi Skincare Berikut

article

parenting mommies

04 Mar

Rahasia Rambut Keren si Kecil: Pomade Water Based yang Wajib Dicoba!