
Ini Bedanya Top Notes, Middle Notes, dan Base Notes yang Bikin Aroma Parfum Bisa Berubah
Pernah enggak sih, kamu merasa aroma parfum yang kamu pakai berubah seiring berjalannya waktu? Yang awalnya kuat dan tajam, lama-lama jadi lebih ringan dan lembut. Itu sebenarnya adalah cara kerja lapisan parfum yang punya karakteristik berbeda.
Nah, dalam dunia parfum, ada tiga lapisan yang mempengaruhi perubahan aroma itu, yaitu top notes, middle notes, dan base notes. Yuk, kita simak lebih lanjut bagaimana ketiganya bekerja dan mengapa aroma parfum berubah!
Baca juga: 5 Rekomendasi Parfum yang Cocok untuk Musim Panas, Bikin Kamu Tetap Segar!
Mengapa Aroma Parfum Bisa Berubah?
Salah satu alasan wangi parfum berubah adalah karena beberapa jenis parfum punya tiga lapisan aroma yang bekerja secara bertahap, top notes, middle notes, dan base notes.
Masing-masing lapisan ini punya tingkat kecepatan menguap yang beda-beda, jadi aroma parfum kamu akan berubah secara alami dari awal disemprot sampai lama dipakai.
Nah, selain faktor bawaan dari parfum itu sendiri, ada beberapa hal lain yang juga memengaruhi perubahan aroma. Yuk, simak!
1. Kimia Tubuh Kamu Sendiri
Tiap orang punya kondisi kulit yang berbeda-beda, dan ini sangat berpengaruh ke cara parfum bereaksi di tubuh kita. Misalnya:
- pH kulit: pH kulit yang sedikit asam atau basa bisa memengaruhi cara parfum “berkembang.” Aroma yang muncul di kulitmu bisa beda dengan di orang lain, meski parfumnya sama.
- Kadar minyak di kulit: Kulit yang cenderung berminyak biasanya bisa “menahan” parfum lebih lama, sementara kulit kering bikin parfum lebih cepat menguap.
- Pola makan & gaya hidup: Makan makanan pedas, konsumsi obat-obatan, bahkan perubahan hormon bisa bikin aroma alami tubuh berubah, dan ini otomatis memengaruhi bagaimana parfum tercium di kulit kamu.
2. Faktor Lingkungan
Cuaca dan kondisi sekitar juga punya peran penting, lho! Berikut beberapa faktornya:
- Suhu udara: Saat cuaca panas, parfum jadi lebih cepat menguap dan aromanya bisa lebih tajam. Tapi kalau lagi dingin, wanginya cenderung lebih kalem dan enggak terlalu “nyegrak.”
- Kelembapan: Udara yang lembab bisa memperkuat aroma parfum, sedangkan udara kering justru bikin wanginya cepat hilang.
- Polusi: Asap dan polusi udara bisa “mengganggu” komposisi aroma parfum, bahkan bikin wanginya agak berubah dari seharusnya.
3. Cara Penyimpanan Parfum
Kamu suka taruh parfum di dekat jendela atau di dashboard mobil? Sebaiknya dihindari! Parfum itu sensitif dengan cahaya, panas, dan udara. Mengapa?
- Cahaya: Sinar matahari bisa merusak molekul wewangian dan bikin aromanya berubah.
- Panas: Suhu tinggi bisa mempercepat kerusakan parfum.
- Udara: Botol yang terlalu sering dibuka dan terpapar udara bisa menyebabkan oksidasi yang bikin parfum berubah aroma.
Jadi, sebaiknya, simpan parfum di tempat sejuk, kering, dan gelap supaya kualitasnya tetap awet.
4. Hidung Kita Mengalami “Kecapean”
Fenomena ini disebut olfactory fatigue atau dalam bahasa mudahnya, “hidung bosen.” Kalau kamu terlalu sering pakai parfum yang sama, lama-lama kamu jadi enggak terlalu “ngeh” sama wanginya.
- Pemakaian rutin: Makin sering kamu pakai satu parfum, makin besar kemungkinan kamu enggak lagi mencium aromanya seperti dulu.
- Parfum yang kuat: Wewangian dengan aroma yang intens bisa bikin hidung cepat “mati rasa.”
Baca juga: 8 Rekomendasi Parfum Wanita Tahan Lama Produk Lokal, Cocok untuk ke Kantor!
Mengenal Lapisan Aroma Parfum
Seperti yang telah disinggung di awal, bahwa parfum memiliki tiga lapisan. Meski demikian, enggak semua jenis parfum memiliki lapisan ini. Nah, kalau kamu penasaran apa yang membedakan ketiganya, berikut penjelasannya!
1. Top Notes (Aroma Pembuka)
Top notes, atau yang sering disebut dengan aroma pembuka, adalah lapisan pertama yang langsung tercium begitu kamu menyemprotkan parfum.
Biasanya, top notes ini memiliki wangi yang ringan dan segar, seperti citrus (jeruk, lemon, bergamot), buah-buahan ringan (jeruk bali, beri), atau rempah-rempah ringan seperti lavender.
Meski mereka yang pertama tercium, top notes ini juga yang paling cepat menguap 5-30 menit.
Walaupun begitu, peran mereka sangat penting karena mereka memberi kesan pertama terhadap parfum tersebut.
Kalau kamu pernah mencoba parfum dan langsung merasa kurang cocok, kemungkinan besar karena top notes-nya kurang menarik.
Oleh karena itu, top notes harus berhasil memikat dan secara halus bertransisi ke lapisan berikutnya.
2. Middle Notes (Aroma Tengah)
Begitu top notes mulai menguap, yang tersisa adalah middle notes, atau yang lebih dikenal dengan aroma tengah.
Lapisan ini dianggap sebagai “jantung” dari parfum karena memiliki peran yang sangat menentukan dalam karakter wangi keseluruhan.
Middle notes ini bertahan lebih lama dibandingkan top notes dan biasanya berupa campuran aroma bunga, buah, atau rempah seperti mawar, geranium, melati, atau kayu manis.
Aroma tengah ini akan membentuk tubuh parfum dan memberi keseimbangan antara aroma yang ringan dan berat.
Biasanya, lapisan ini memberikan kesan yang lebih kompleks dan lebih tahan lama, sehingga menjadi inti dari pengalaman parfum.
3. Base Notes (Aroma Penutup)
Base notes, atau aroma penutup, adalah lapisan terakhir yang muncul setelah top notes menguap.
Inilah yang memberikan kesan terakhir dan bertahan paling lama di kulit, bahkan setelah berjam-jam.
Base notes seringkali terbuat dari bahan yang lebih berat dan kaya, seperti kayu cedar, vanili, amber, patchouli, atau musk.
Meskipun aroma ini tercium setelah beberapa waktu, base notes memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kesan dan bertahan lama dari parfum.
Lapisan ini bekerja sama dengan middle notes untuk menciptakan kesan dan meninggalkan jejak yang kuat di kulit.
Baca juga: Cara Menyimpan Parfum yang Tepat Agar Awet Menurut Ahli
Tips Mengetes Parfum Secara Benar
Sebelum memutuskan untuk membeli parfum, penting untuk mengetesnya dengan cara yang benar agar kamu bisa mendapatkan aroma yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhanmu.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu ikuti untuk memastikan kamu memilih parfum yang tepat!
- Jangan Langsung Cium Aromanya dari Botol: Meskipun rasanya menggoda untuk langsung mencium aroma parfum dari botolnya, ini bukan cara yang tepat. Aroma parfum bisa berubah saat terpapar udara, jadi yang terbaik adalah menyemprotkan parfum ke kulitmu langsung untuk merasakan bagaimana wewangian tersebut berkembang.
- Gunakan Test Strip (Kertas Uji): Jika kamu sedang berada di toko dan ingin mencium beberapa parfum sekaligus, gunakan test strip atau kertas uji. Ini akan menghindari campuran aroma dari parfum satu ke parfum lainnya, sehingga kamu bisa fokus mencium setiap aroma tanpa kebingungan.
- Semprotkan ke Titik Nadi: Titik nadi, seperti pergelangan tangan, belakang telinga, atau leher, adalah tempat yang tepat untuk menyemprotkan parfum. Di area ini, suhu tubuh sedikit lebih tinggi, yang membantu parfum berkembang dan mengeluarkan aroma yang lebih nyata.
- Uji Parfum di Kulit, Bukan di Pakaian: Parfum bisa bereaksi berbeda di kulit dan di pakaian. Untuk hasil yang akurat, pastikan kamu menyemprotkan parfum langsung ke kulit untuk melihat bagaimana parfum tersebut beradaptasi dengan pH tubuhmu.
- Beri Waktu untuk Beradaptasi: Setelah menyemprotkan parfum, berikan waktu beberapa menit hingga beberapa jam untuk melihat bagaimana parfum tersebut berubah. Parfum yang baik akan berkembang sepanjang waktu, jadi jangan buru-buru memutuskan. Cobalah parfum tersebut sepanjang hari jika memungkinkan.
Baca juga: 5 Brand Parfum Drugstore Unisex Terbaik, Mulai Rp24 Ribu!
Itulah perbedaan antara top notes, middle notes, hingga base notes dan mengapa aromanya bisa berubah. Jangan lupa ikuti tips memilih parfum agar kamu bisa menemukan aroma yang tepat!
—
Gabung Girls Beyond Circle dan dapatkan informasi menarik lainnya!
Comments
(0 comments)