gagal menampilkan data

ic-gb
detail-thumb

Bahaya Penyakit Autoimun, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Written by Adila Putri Anisya

Penyakit autoimun adalah kondisi kesehatan yang semakin banyak diperbincangkan karena kompleksitasnya dan dampaknya terhadap kualitas hidup penderitanya. 

Pada dasarnya, penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari infeksi justru menyerang jaringan dan organ sehat dalam tubuh. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan yang berkelanjutan. 

Memahami bagaimana penyakit autoimun bekerja sangat penting agar kita bisa mengenali gejala, mendapatkan diagnosis tepat, dan menjalani pengobatan yang efektif. 

Berikut penjelasan sederhana tentang apa itu autoimun dan bagaimana tubuh bereaksi saat mengalaminya.

Baca juga: 10 Makanan Vitamin D untuk Jaga Sistem Imun sampai Cegah Depresi 

Mengenal Penyakit Autoimun

Mengenal Penyakit Autoimun
Sumber foto: Freepik

Apa itu penyakit autoimun? Bagi kamu yang bingung, Girls Beyond akan menjelaskan secara sederhana agar kamu bisa mencerna dengan baik.

Perlu kamu ketahui bahwa, tubuh manusia punya sistem pertahanan alami yang namanya sistem imun. Tugasnya mirip seperti pasukan penjaga di sebuah kerajaan, yakni melindungi tubuh dari serangan musuh seperti virus dan bakteri. 

Tetapi, ternyata sistem imun ini bisa “lupa diri.” Bukannya menyerang musuh, ia malah menyerang bagian tubuh sendiri yang sehat. Inilah yang disebut penyakit autoimun.

Akibatnya, organ-organ penting bisa terluka dan fungsinya terganggu. Kalau dibiarkan, kerusakannya bisa makin parah bahkan membahayakan nyawa.

Jenis Penyakit Autoimun

Jenis Penyakit Autoimun
Sumber foto: Freepik

Dilansir dari National Institute of Environmental Health Sciences, hingga saat ini, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 80 jenis penyakit autoimun. 

Penyakit-penyakit ini dapat memengaruhi hampir semua jaringan atau organ dalam tubuh, bergantung pada bagian tubuh mana sistem imun kamu enggak berfungsi, termasuk:

  • Sendi 
  • Otot 
  • Kulit 
  • Pembuluh darah 
  • Sistem pencernaan 
  • Sistem endokrin 
  • Sistem saraf 

Beberapa di antaranya cukup sering terdengar, seperti diabetes tipe 1, lupus, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis. Tapi ada juga yang langka dan sulit didiagnosis. Saking sulitnya, enggak sedikit pasien yang butuh waktu bertahun-tahun untuk tahu mereka sebenarnya mengidap penyakit autoimun.

Apa Penyebab Penyakit Autoimun?

Apa Penyebab Penyakit Autoimun?
Sumber foto: Freepik

Hingga kini, para ahli belum bisa memastikan apa yang membuat sistem imun tiba-tiba menyerang tubuh sendiri. 

Tapi, berdasarkan Healthline, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit autoimun. Berikut di antaranya:

  • Jenis kelamin
    Penyakit autoimun lebih sering terjadi pada orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir, terutama di rentang usia 15 sampai 44 tahun. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh hormon.
  • Riwayat keluarga
    Kalau ada anggota keluarga yang pernah mengidap penyakit autoimun, kamu juga punya risiko lebih tinggi. Genetik bisa jadi salah satu penyebab, walau faktor lingkungan juga ikut berperan.
  • Faktor lingkungan
    Paparan terhadap sinar matahari berlebih, asap rokok, merkuri, bahan kimia pertanian, hingga infeksi virus tertentu (seperti COVID-19) bisa memicu reaksi autoimun dalam tubuh.
  • Etnis atau ras
    Beberapa penyakit autoimun lebih umum di kelompok etnis tertentu. Misalnya, lupus lebih sering ditemukan pada orang Afrika-Amerika, Hispanic, atau Latino. Sementara itu, penyakit otot autoimun lebih banyak menyerang orang kulit putih di Eropa atau Amerika.
  • Nutrisi dan pola makan
    Asupan makanan yang enggak seimbang atau kekurangan nutrisi tertentu bisa memengaruhi fungsi sistem imun dan memperparah gejala autoimun.
  • Kondisi kesehatan lain
    Penderita obesitas atau mereka yang sudah punya satu penyakit autoimun, cenderung lebih berisiko mengembangkan penyakit autoimun lainnya.

Dengan kata lain, penyebab penyakit autoimun bukan satu hal saja, melainkan gabungan dari faktor tubuh, genetik, lingkungan, dan gaya hidup. Maka, penting untuk mengenali risikonya sejak dini agar bisa lebih waspada.

Baca juga: Sering Lupa dan Bingung? Kenali 9 Tanda Brain Fog yang Sering Tak Disadari 

Apa Gejala Awal Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai?

Apa Gejala Awal Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai?
Sumber foto: Freepik

Gejala penyakit autoimun bisa sangat beragam karena penyakit ini dapat menyerang hampir semua bagian tubuh, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tapi meskipun jenisnya berbeda-beda, beberapa gejala awal sering muncul dan patut diwaspadai.

Dilansir dari Healthline dan Cleveland Clinic, berikut beberapa gejala umum yang sering jadi tanda awal:

  • Kelelahan berlebihan
    Merasa capek terus-menerus, bahkan setelah cukup istirahat? Ini bisa jadi salah satu sinyal bahwa sistem imun sedang “berkonflik” di dalam tubuh.
  • Pusing atau terasa ringan di kepala
  • Demam ringan yang datang dan pergi tanpa sebab jelas
  • Nyeri otot dan sendi, terkadang disertai bengkak atau terasa kaku saat bangun pagi
  • Sulit berkonsentrasi atau sering merasa “otak nge-blank
  • Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki
  • Rambut rontok berlebihan
  • Ruam atau perubahan pada kulit

Perlu diketahui, pada beberapa jenis autoimun seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis (RA), gejala ini bisa datang dan pergi.

Saat gejala muncul, disebut flare-up. Tapi ada juga masa di mana tubuh terasa baik-baik saja, disebut remisi. Hal ini bisa bikin banyak orang bingung karena merasa sehat padahal tubuh sedang menyimpan masalah.

Setiap penyakit autoimun juga punya gejala khas. Misalnya, pada diabetes tipe 1, bisa muncul rasa haus yang ekstrem dan penurunan berat badan drastis. Pada penyakit radang usus (IBD), kamu mungkin mengalami perut kembung, nyeri, dan diare berkepanjangan.

Intinya, gejala penyakit autoimun bisa terasa samar, datangnya perlahan, dan sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa. 

Maka dari itu, penting untuk mendengarkan tubuh sendiri. Kalau kamu merasa ada yang beda, enggak seperti biasanya, atau merasa “enggak enak badan” terus-menerus tanpa alasan yang jelas, jangan ragu untuk konsultasi ke tenaga medis. Lebih cepat dikenali, lebih cepat juga penanganannya.

Apakah Penyakit Autoimun Bisa Disembuhkan?

Apakah Penyakit Autoimun Bisa Disembuhkan?
Sumber foto: Freepik

Kalau kamu berharap penyakit autoimun bisa sembuh total, sayangnya jawabannya belum. Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, sebagian besar penyakit autoimun belum punya obat yang bisa benar-benar menyembuhkan. Tapi, bukan berarti enggak bisa dikendalikan. Banyak penderita yang tetap bisa menjalani hidup aktif dan produktif dengan pengobatan yang tepat.

Perawatan autoimun biasanya bertujuan untuk menekan sistem imun yang terlalu aktif agar enggak terus menyerang tubuh sendiri. Selain itu, pengobatan juga difokuskan untuk mengurangi peradangan, seperti bengkak, kemerahan, dan nyeri yang sering muncul saat gejala kambuh.

Dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid atau obat lain untuk meredakan gejala. Jenis pengobatannya bisa berbeda-beda, tergantung penyakit autoimun yang kamu alami. Misalnya, penderita lupus bisa jadi butuh obat yang berbeda dengan penderita rheumatoid arthritis atau diabetes tipe 1.

Beberapa orang memang harus menjalani perawatan seumur hidup, tapi kabar baiknya: pengobatan ini bisa membantu tubuh tetap stabil dan mencegah gejala makin parah. Penelitian juga terus berkembang, jadi harapan akan adanya obat yang benar-benar menyembuhkan tetap terbuka di masa depan.

Lantas, Apakah Bisa Dicegah?

Lantas, Apakah Bisa Dicegah?
Sumber foto: Freepik

Sayangnya, sampai saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah autoimun. Para ahli pun masih terus meneliti penyebab pastinya, karena kalau penyebabnya belum jelas, tentu pencegahannya pun belum bisa ditentukan secara akurat.

Tapi bukan berarti kamu enggak bisa melakukan apa-apa. Hidup dengan autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau multiple sclerosis memang bisa rumit, tapi banyak gejala yang bisa dikendalikan. 

Bahkan, ada masa-masa di mana penyakit ini “tenang” alias masuk ke fase remisi. Itu sebabnya penting untuk rutin memantau kondisi tubuh dan menjaga komunikasi dengan tenaga medis, terutama kalau ada perkembangan terbaru dalam pengobatan.

Kalau kamu sudah terdiagnosis, cara merawat diri bisa sangat berbeda untuk tiap orang. Ada yang perlu menyesuaikan pola makan, mengurangi aktivitas fisik tertentu, atau menghindari stres. Intinya, kamu perlu mendengarkan tubuh sendiri dan bekerja sama dengan dokter untuk mencari pola hidup yang paling cocok.

Benarkah Autoimun Bisa Menyebabkan Kematian?

Benarkah Autoimun Bisa Menyebabkan Kematian?
Sumber foto: Freepik

Jawabannya: bisa, tapi sangat tergantung pada jenis penyakit, tingkat keparahannya, dan apakah pasien mendapatkan penanganan yang tepat atau enggak.

Dilansir dari berbagai sumber, beberapa penyakit autoimun bisa berdampak serius hingga menyebabkan kematian, terutama jika menyerang organ vital seperti ginjal, hati, atau jantung.

 Misalnya, lupus bisa memicu gagal ginjal, dan penyakit autoimun tertentu seperti giant cell myocarditis dapat menyebabkan peradangan parah pada jantung yang berisiko fatal bila enggak segera ditangani.

Selain itu, pengobatan yang menekan sistem imun (imunosupresan) bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi berat, seperti TBC atau infeksi jamur yang bisa membahayakan nyawa. Penyakit jantung juga menjadi penyebab kematian yang cukup umum pada pasien autoimun akibat peradangan kronis yang terus berlangsung.

Meski begitu, banyak autoimun yang bisa dikelola dengan baik. Dengan diagnosis dini, perawatan teratur, dan pemantauan medis yang tepat, banyak penderita tetap bisa menjalani hidup panjang dan aktif.

Baca juga: Salma Kyana: Ketika Vitiligo Tidak Menjadi Penghalang untuk Menjadi Puteri Indonesia DKI Jakarta Favorit 2023 

Gabung discord Girls Beyond Circle dan dapatkan informasi menarik lainnya seputar dunia kesehatan!