Ciri-ciri Orang dengan Hoarding Disease, Kebiasaan Menumpuk Barang & Berantakan
Fenomena hoarding disease seringkali ditemukan. Mungkin kamu pernah melihatnya di media sosial atau bahkan menyaksikannya sendiri.
Gangguan kesehatan mental ini umumnya tidak terlihat pada penderitanya, tetapi tindakan mereka, atau ketika kamu melihat kamarnya, kamu akan melihat sesuatu yang menjijikan.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa itu hoarding disorder dan bagaimana ciri-ciri orang yang mengalaminya.
Baca juga: Sering Bohong Berlebihan? Bisa Jadi Penyakit Mythomania, Yuk Kenali Lebih Dalam!
Pengertian Hoarding Disease
Hoarding disease, atau disebut juga gangguan penimbunan, adalah gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya terpicu untuk menyimpan barang dalam jumlah yang berlebihan, menumpuknya hingga tidak teratur dan terkendali. Ini berbeda dengan mengoleksi yang disusun dengan rapi.
Menurut NHS, penimbunan ini menjadi masalah ketika jumlah barang yang menumpuk mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti memenuhi kamar, kamar mandi, atau tempat lainnya.
Orang yang suka menumpuk barang seringkali tidak menganggap penimbunan barang sebagai masalah dan tidak menyadari dampaknya terhadap kehidupan mereka atau orang lain, sehingga sulit untuk diobati.
Baca juga: Anti Malas Beberes Rumah Pakai 5 Tips Termudah, Yuk Coba!
Mengapa Penderita Hoarding Disease Suka Menimbun Barang, Apa Penyebabnya?
Hoarding disease biasanya muncul pada masa remaja dan akan memburuk seiring bertambahnya usia. Gejalanya akan semakin parah jika disertai dengan masalah kesehatan mental lainnya. Ada beberapa alasan mengapa mereka suka menimbun barang.
Menurut Cleveland Clinic, beberapa alasannya adalah:
- Mereka percaya bahwa suatu barang akan berguna dan berharga di masa mendatang.
- Mereka merasa suatu barang memiliki nilai sentimental, unik, dan/atau tak tergantikan.
- Mereka menganggap suatu barang terlalu bagus untuk dibuang.
- Mereka mengira suatu benda akan membantu mereka mengingat orang atau peristiwa penting.
- Mereka tidak dapat memutuskan di mana suatu barang berada, jadi mereka menyimpannya daripada membuangnya.
Sementara itu, penyebab hoarding disease yang pasti belum diketahui, namun ada pemicunya yang berkaitan dengan fungsi kognitif, seperti
- Ketidaktegasan.
- Perfeksionisme.
- Penundaan.
- Disorganisasi.
- Mudah teralihkan.
Dalam banyak kasus, hoarding disorder juga bisa dipicu oleh stres, depresi, dan pengalaman traumatis. Namun, ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, terutama jika ada anggota keluarga sebelumnya yang mengalami hal serupa.
Baca juga: 8 Jenis Gangguan Kecemasan yang Banyak Diderita Anak Muda, Pernah Mengalaminya?
Ciri-ciri Orang dengan Hoarding Disease
Ada hoarding disorder ringan dan ada yang sudah berat, yang biasanya sudah menimbulkan kekacauan hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya. Berikut adalah ciri-ciri orang dengan hoarding disease:
- Kebiasaan menyimpan: Seringkali menyimpan barang-barang yang sebenarnya tidak ada nilai, seperti surat-surat, kardus, bekas makanan, dan barang lainnya yang masih penting maupun sudah tidak penting.
- Sulit mengatur: Mereka mengalami kesulitan dalam mengkategorikan dan merapikan barang-barang yang dimiliki.
- Kesulitan memutuskan: Seringkali bingung saat harus mengambil keputusan, terutama mengenai barang mana yang perlu disimpan atau dibuang.
- Gangguan dalam aktivitas sehari-hari: Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, seperti memasak atau membersihkan, akibat kekacauan yang ada.
- Emosional terikat pada barang: Sangat terikat dengan barang-barang tertentu dan merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang menyentuhnya.
- Hubungan sosial yang terpengaruh: Hubungan dengan keluarga dan teman menjadi sulit karena perilaku mengumpulkan barang ini.
- Kekacauan ruangan: Ruangan dipenuhi dengan barang-barang hingga sulit untuk digunakan secara normal.
- Frustasi saat harus membuang: Merasa perlu untuk menyimpan barang dan merasa kesal ketika harus membuangnya.
- Perfeksionisme yang menghambat: Sering ingin semuanya sempurna dan jadi suka menunda pengambilan keputusan.
- Kesulitan dalam perencanaan: Mengalami masalah dalam merencanakan dan mengatur kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa kasus, seseorang yang suka menimbun barang sering dikaitkan dengan pengabaian diri. Kekacauan penumpukan barang akan semakin terlihat saat mereka hidup sendiri atau belum menikah.
Jika area tempat tinggal tidak berantakan, itu hanya karena adanya campur tangan pihak ketiga misalnya, anggota keluarga, petugas kebersihan, atau pihak berwenang.
Baca juga: Ini Ciri-Ciri Penderita PTSD: Trauma Masa Lalu yang Menyakitkan, Adakah Dalam Dirimu?
Diagnosis Hoarding Disease
Dalam mendiagnosis gangguan penimbunan, dokter biasanya akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait.
Menurut Psychiatry, berikut ini pertanyaannya:
- Apakah kamu kesulitan saat harus membuang barang-barangmu, seperti membuang, mendaur ulang, menjual, atau memberikannya?
- Seberapa sulitkah kamu menggunakan ruangan dan permukaan di rumahmu karena kekacauan atau banyaknya barang?
- Sejauh mana penumpukan, pengumpulan, atau kekacauan barang-barang ini memengaruhi kemampuanmu untuk menjalankan aktivitas sehari-hari?
- Sejauh mana gejala-gejala ini mengganggu sekolah, pekerjaan, atau kehidupan sosial dan keluargamu?
- Seberapa besar penderitaan yang kamu rasakan akibat gejala-gejala ini?
Selain bertanya kepada pasien, dokter mungkin akan bertanya kepada orang sekitarnya, terutama keluarga untuk membantu mendiagnosis tingkat gangguan yang ada.
Beberapa penderita, mungkin menyadari dan mengakui bahwa tindakan mereka adalah sebuah masalah, tetapi ada juga yang tidak menganggapnya sebagai masalah.
Baca juga: 6 Mitos & Fakta Penyakit Skizofrenia yang Tak Banyak Orang Tahu!
Bagaimana Hoarding Disease Ditangani?
Setelah didiagnosis menderita hoarding disease, pasien umumnya akan menjalani dua jenis terapi, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan penggunaan obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
CBT bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan dan mengatur barang, sambil membantu mengurangi kebiasaan untuk menumpuk barang.
Terapis akan mendukung pasien dalam membersihkan kekacauan secara bertahap, tidak langsung membuang barang, tetapi mendorong mereka untuk melakukannya.
Mereka juga membantu dalam mengembangkan strategi untuk membuat keputusan yang lebih baik, sambil mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari perilaku menimbun barang.
Bagi kamu yang memiliki teman, saudara, atau keluarga yang memiliki ciri-ciri hoarding disease, sebaiknya segera bicarakan dan ajak langsung mereka ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat!
Mau tahu tentang jenis gangguan mental lainnya? Dapatkan informasi lebih lengkap dan menarik dengan bergabung ke Girls Beyond Circle.
Baca juga: 5 Jenis Gangguan Bipolar, Kenali Perbedaan dan Penyebabnya!
Sumber foto: Wikipedia