gagal menampilkan data

Article

6 Jenis Obat yang Merusak Ginjal Tanpa Pengawasan Dokter, Ada Obat Asam Lambung?

Written by Adila Putri Anisya

Pernahkah kamu menemui seseorang yang anti-obat karena menurutnya mengonsumsi obat berlebihan bisa merusak ginjal? Memangnya, obat yang merusak ginjal itu seperti apa sih? 

Kita semua tahu bahwa kerusakan fungsi ginjal dapat membuat seseorang gagal ginjal, dan kondisi tersebut membuat mereka harus menjalani rutinitas cuci darah.

Kenapa obat bisa merusak ginjal? Setiap obat yang masuk ke dalam tubuh akan melewati ginjal, beberapa obat memiliki efek toksik pada sel-sel ginjal yang bisa mempengaruhi aliran darah ke ginjal.

Memang benar bahwa ada beberapa obat yang dapat merusak ginjal terutama jika dikonsumsi jangka panjang atau tidak sesuai anjuran dokter, namun tidak semuanya begitu. 

Nah, berbicara tentang obat yang bisa merusak ginjal, apa saja sih jenisnya? Yuk, simak daftar berikut ini!

Baca juga: Ramai Cuci Darah Sejak Muda, Ketahui Penyebabnya Agar Bisa Dicegah!

Obat Pereda Nyeri

obat yang merusak ginjal pereda nyeri
Sumber foto: Alodokter

Obat pereda nyeri atau disebut juga obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sering jadi andalan kita saat merasakan nyeri atau demam. 

Obat ini sangat efektif untuk meredakan peradangan, nyeri haid, hingga radang sendi. Beberapa merek yang mengandung NSAID yang umum di pasaran adalah ibuprofen, naproxen, meloksikam, dan diklofenak.

Namun, meski NSAID sangat membantu, penggunaan dalam jangka panjang bisa mengurangi aliran darah ke ginjal, yang berpotensi merusak ginjal. 

Oleh karena itu, sebaiknya gunakan obat yang merusak ginjal ini sesingkat mungkin dan sesuaikan dosis yang dianjurkan untuk menghindari risiko kerusakan ginjal.

Obat Antibiotik 

obat yang merusak ginjal antibiotik
Sumber foto: WebDokter

Saat kamu sakit, dokter seringkali meresepkan antibiotik dan menekankan pentingnya menghabiskan obat tersebut. 

Pemakaian antibiotik biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari, hingga obat habis, namun peraturan ini bukan tanpa alasan.

Jadi, kalau kamu bertanya, apakah antibiotik bisa merusak ginjal? Jawabannya, ya. Antibiotik seperti aminoglikosida, sefalosporin, amfoterisin B, bacitracin, dan vankomisin memang efektif melawan infeksi, tetapi mereka juga bisa berdampak pada kesehatan ginjal.

Terutama bagi mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis, mengalami dehidrasi, atau telah mengonsumsi antibiotik ini lebih dari 10 hari, risiko cedera ginjal bisa meningkat.

Baca juga: Jadi Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda, Waspada dengan 5 Makanan dan Minuman Ini

ACE Inhibitor

obat yang merusak ginjal ace inhibator
Sumber foto: OkeKlinik

Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) adalah obat yang sering diresepkan untuk mengelola tekanan darah tinggi dan gagal jantung. 

Obat-obatan ini mudah dikenali karena namanya biasanya diakhiri dengan “-pril,” seperti lisinopril, benazepril, enalapril, dan ramipril. Salah satu keunggulan ACE inhibitor adalah kemampuannya melindungi ginjal, terutama pada penderita hipertensi atau gagal jantung.

Meskipun jenis obat yang merusak ginjal ini memberikan ancaman, kamu tidak perlu khawatir, karena menurut GoodRX Health, risiko cedera ginjal akibat ACE inhibitor lebih sering terjadi pada mereka yang sudah memiliki kondisi kesehatan seperti gagal jantung atau penyakit ginjal. 

Risiko ini juga meningkat jika seseorang juga mengonsumsi diuretik atau obat yang menyempitkan pembuluh darah, seperti NSAID. 

Obat Diuretik

obat yang merusak ginjal Obat Diuretik
Sumber foto: Alodokter

Diuretik sering diresepkan bagi mereka yang memiliki kondisi seperti gagal jantung, edema, masalah ginjal, hati, atau tekanan darah tinggi. 

Obat diuretik seperti hidroklorotiazid, furosemid, spironolakton, dan triamterene, bekerja dengan mendorong ginjal untuk melepaskan kelebihan cairan dan garam melalui urine, sehingga menyebabkan frekuensi buang air kecil yang lebih sering.

Meskipun diuretik umumnya aman digunakan sesuai anjuran dokter, tetap ada potensi efek samping, salah satunya adalah cedera ginjal akut. Ini bisa terjadi karena diuretik mengurangi volume darah, yang dapat mengganggu proses penyaringan di ginjal.

Namun, penting untuk diingat bahwa ketika digunakan dalam dosis yang sesuai, diuretik tidak selalu berdampak buruk pada ginjal. Risiko kerusakan ginjal lebih mungkin terjadi jika obat yang merusak ginjal ini digunakan dalam dosis yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan. 

Baca juga: Waspada Penyakit Leptospirosis! Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Obat Proton Pump Inhibitor (PPI)

obat yang merusak ginjal Obat Proton Pump Inhibitor (PPI)
Sumber foto: Alodokter

Bagi kamu yang bertanya-tanya apakah obat asam lambung merusak ginjal, jawabannya bisa iya, terutama jika tidak digunakan dengan benar. 

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Decsa Medika Hertanto, seperti yang dilansir dari laman Kompas, beberapa jenis obat lambung dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal.

Salah satu jenis obat lambung yang perlu diperhatikan adalah Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti Nexium, Prevacid, dan Prilosec. Risiko kerusakan ginjal bisa meningkat jika PPI dikonsumsi tanpa indikasi medis yang jelas atau tanpa pengawasan dokter, terutama jika digunakan dalam jangka waktu yang lama, yakni lebih dari tiga bulan. Namun, risiko ini bisa bervariasi tergantung pada individu dan kondisi kesehatannya. 

Konsumsi Vitamin Berlebihan

obat yang merusak ginjal vitamin berlebihan
Sumber foto: Pexels

Menurut Medanta, beberapa vitamin dalam dosis tinggi bisa berbahaya bagi ginjal, terutama bagi penderita penyakit ginjal. Misalnya, terlalu banyak vitamin D dapat menyebabkan penumpukan kalsium di dalam darah, yang dapat menyebabkan masalah ginjal seperti batu kalsium. 

Vitamin lain yang dapat berbahaya bagi ginjal antara lain vitamin A, E, dan K, yang dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan.

Jadi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi vitamin dalam kadar dosis yang tinggi atau beberapa vitamin dalam sehari, karena dikhawatirkan tidak berdampak baik untuk ginjal.

Itulah beberapa obat yang merusak ginjal. Namun perlu dicatat, selama obat-obatan tersebut masih dalam pengawasan dokter kamu tetap boleh mengonsumsinya. Untuk kondisi tertentu, mungkin dokter akan melakukan pengecekan darah secara berkala agar efek samping obat tidak berimbas ke fungsi ginjal.

Gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan informasi tentang dunia kesehatan lainnya!

Baca juga:  Bagus Dikonsumsi Sejak Muda, Ini 5 Manfaat Vitamin D3 1000 IU

Sumber foto: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond