
Cerita di Balik Produksi Film My Annoying Brother ‘Remake’, Bikin Semua Crew Menangis?
Siapa yang tak sabar nonton film My Annoying Brother versi Indonesia? Yap, film remake Korea yang dikenal dengan komedi keluarganya ini, akhirnya bakal tayang sebentar lagi!
Dengan deretan bintang seperti Vino G. Bastian dan Angga Yunanda, film ini siap menghiasi bioskop Indonesia mulai 24 Oktober.
Meskipun remake sudah sering kita lihat di Tanah Air, membawa cerita ini ke versi lokal pastinya jadi tantangan tersendiri, terutama bagi para aktor yang harus menghidupkan karakter-karakter yang sudah ada sebelumnya.
Penasaran dengan cerita di balik pembuatan film ini? Yuk, simak selengkapnya!
Baca juga: [TERBARU] 8 Film Indonesia yang Remake dari Luar Negeri
Film My Annoying Brother Sudah Direncanakan Sejak 2019
Ternyata, proyek remake film My Annoying Brother sudah mulai direncanakan sejak 2019, alias lima tahun yang lalu!
Sheila Timothy, yang akrab disapa Lala, penulis sekaligus produser film ini, mengungkapkan bagaimana panjangnya proses pengajuan film tersebut.
Lala berbagi cerita bahwa proses menuju produksi sempat terhambat oleh pandemi COVID-19. “Prosesnya tuh panjang banget. Awalnya kita approach ke CJ duluan. Mereka langsung setuju, tapi saat masih di tahap development, tiba-tiba COVID datang, dan semuanya terhenti,” kata Lala saat berbicara di acara IdeaFest, Sabtu (28/9).
Sempat Alami Kesulitan Melokalkan Film Korea ke Indonesia
Membuat film remake bukanlah tugas yang mudah bagi tim produksi. Ketika sebuah film dari negara lain diadaptasi menjadi film lokal, proses yang dilalui tentu sangat berbeda dengan pembuatan film asli Indonesia.
Meski tema yang diangkat dalam My Annoying Brother bersifat universal, mengenai hubungan kakak dan adik. CJ, agensi perfilman Korea yang terlibat, mendorong tim produksi untuk mengintegrasikan budaya lokal ke dalam cerita, sambil tetap mempertahankan esensi dari film aslinya.
Menghadapi tantangan ini, Lala, sebagai penulis tidak kehabisan akal. Ia mengungkapkan bahwa unsur lokal tersebut dimasukkan melalui pengembangan karakter dan latar belakang mereka.
“Beberapa titik yang kami jaga dalam adaptasi adalah tidak harus sama, tapi harus tetap asli. Yang paling banyak kita masukkan adalah unsur lokal dari pengembangan karakter dan latar belakangnya,” ungkap Lala.
Baca juga: 10 Rekomendasi Film Korea di Netflix Paling Recommended, Dari Aksi hingga Melodrama!
Ada Scene Epik dari Film Asli yang Dibuang karena Tidak Masuk Budaya Indonesia

Dalam proses adaptasi film My Annoying Brother, tim produksi diberikan kebebasan untuk mengubah dan menambah beberapa adegan sesuai kebutuhan.
Namun, CJ, agensi perfilman Korea, sempat terkejut ketika tim produksi menghilangkan sebuah adegan yang mereka anggap epik.
Meskipun begitu, tim produksi dengan tegas memutuskan untuk membuang adegan tersebut karena dinilai tidak relevan dengan budaya Indonesia.
Mereka mengungkapkan bahwa penyesuaian ini bukanlah perkara mudah, terutama dalam elemen komedi, karena seringkali berbenturan dengan kultur, sehingga tim produksi harus melakukan banyak perubahan dan penyesuaian terhadap film My Annoying Brother versi Indonesia.
Ada Penambahan Karakter Baru untuk Memperkaya Cerita
Bagi kamu yang sudah menonton karya sebelumnya, jangan kaget jika menemukan tokoh baru dalam film remake My Annoying Brother.
Karakter baru ini dibuat sebagai penyesuaian yang bertujuan untuk memperkaya jalan cerita dan meng-upgrade karya sebelumnya.
Karakter baru tersebut adalah Fauzan, yang diperankan oleh aktor dan komedian Kristo Immanuel. Fauzan adalah sahabat dari karakter utama, Jaya, yang diperankan oleh Vino G. Bastian.
Baca juga: 15 Rekomendasi Film Romantis Indonesia dari Akhir Bahagia hingga Tragis, Sudah Nonton?
Vino G. Bastian Awalnya Hanya Dimintai Saran untuk Memilih Pemain
Setelah skrip film selesai dibuat, tentu langkah berikutnya adalah memilih pemain, yang merupakan langkah krusial karena kedua tokoh utama harus diperankan dengan baik.
Vino G. Bastian, yang hadir dalam IdeaFest, menceritakan bagaimana ia akhirnya terlibat dalam film remake ini. Awalnya, ia tidak ditawarkan peran, melainkan diminta saran oleh Lala, yang juga merupakan kakak iparnya, saat ia sedang bingung mencari pemain yang tepat.
“Lala bilang, ‘Kira-kira siapa ya yang cocok jadi pemain?’ dan menyuruh saya untuk membaca skripnya,” kenangnya. Begitu membaca, Vino merasa tertarik dan mulai merekomendasikan beberapa kandidat untuk peran tersebut.
Ketika Lala menanyakan kesibukannya, Vino menyatakan bahwa ia memiliki beberapa waktu kosong. “Saya bilang, ada lumayan pekerjaan, tapi kalau mau, ada beberapa waktu kosong sih,” ujar Vino. Dari obrolan tersebut, Vino akhirnya menerima proyek ini dan siap memerankan karakter Jaya dalam film My Annoying Brother.
Vino G. Bastian Merasa Khawatir “Dibanding-bandingkan” dengan Karakter Asli
Meski Vino G. Bastian sudah beberapa kali memerankan karakter dalam film remake, kali ini ia mengaku merasa khawatir akan dibanding-bandingkan dengan karakter aslinya dari film My Annoying Brother.
Vino menyadari bahwa film tersebut sudah dicintai secara luas dan para pemeran aslinya telah meraih banyak penghargaan.
“Kalau saya sih pengen tetap nonton film aslinya, karena bagaimanapun juga si aktor itu punya pencapaian sendiri terhadap karakter yang dimainkan,” ungkap Vino.
Ia juga menambahkan bahwa situasi ini menjadi lebih sulit, terutama karena penonton cenderung membandingkan. “Karakter aslinya sudah jadi superstar di sana (Korea), dengan banyak penggemar,” ujarnya.
Namun, dibalik rasa khawatirnya, Vino juga mengaku ingin dikenal sebagai “Vino” oleh penonton, yang memiliki khas-nya sendiri saat memerankan sebuah film.
Baca juga: [UPDATE 2024] 8 Series Indonesia Terseru, Ada Cerita Romantis, Komedi, hingga Thriller
Angga Yunanda Belajar Judo untuk Perankan Karakter sebagai Kemal
Angga Yunanda, yang berperan sebagai Kemal dalam My Annoying Brother, pastinya melakukan persiapan matang untuk memerankan karakter atlet judo.
Ternyata, Ia belajar langsung ke Solo dan berlatih di klub judo, berinteraksi dengan para atlet judo tunanetra untuk melihat bagaimana mereka berlatih.
Dina, sang sutradara, mendampingi Angga selama proses ini, di mana mereka mempelajari judo dengan kategori low vision.
Menariknya, pada saat melakukan riset tentang judo dan bagaimana atlet judo buta dan low vision berlatih, mereka melihat bahwa latihan atlet tunanetra jauh lebih menantang.
“Ternyata, perjuangan mereka (atlet tunanetra) jauh lebih berat dibandingkan dengan judo biasa,” ujar Lala.
Ada Scene yang Membuat Seluruh Kru Menangis
Di balik layar film My Annoying Brother, terdapat satu scene yang berhasil membuat seluruh kru menangis. Momen emosional ini bahkan membuat Dina, sang sutradara tak kuasa menahan air mata saat mengedit bagian film tersebut.
Menariknya, adegan ini adalah hasil improvisasi yang tidak terdapat dalam skrip awal, namun justru menjadi salah satu momen paling menyentuh dalam film.
Performa Vino G. Bastian dalam adegan tersebut turut memberikan dampak yang luar biasa, menjadikan momen itu begitu epik. “Pada saat itu, beneran semua crew nangis. Wah, momen itu memang paling pas dan itu memang gong banget,” ungkap Dina, sang sutradara.
Baca juga: Tentang ‘Sandwich Generation’, Ini Fakta Film Home Sweet Loan Vs Bukunya
Trailer Film My Annoying Brother 2024
Mau tahu fakta film seru lainnya? Yuk, gabung komunitas Girls Beyond Circle sekarang!
Comments
(0 comments)