
Bahaya FOPO ‘Fear of People’s Opinion’, Ini Dampak & Solusi Mengatasinya!
Jika FOMO adalah ketakutan ketinggalan tren, FOPO adalah ketakutan terhadap opini orang lain.
Singkatan dari Fear of People’s Opinions, FOPO menggambarkan rasa takut yang sering muncul saat kita terlalu peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita.
Dalam istilah ilmiah, kondisi ini dikenal sebagai allodoxaphobia, yaitu ketakutan berlebihan terhadap masukan atau kritik dalam bentuk apapun.
Yuk, simak lebih lanjut tentang apa itu FOPO dan bagaimana cara mengatasinya!
Baca juga: Gak Harus Ikuti Tren, Istilah JOMO Disebut Lebih Baik, Mengapa?
Apa itu FOPO?
FOPO artinya apa? Fear of People’s Opinion adalah ketakutan berlebihan terhadap apa yang orang lain pikirkan atau katakan tentang kita.
Fenomena ini bisa sangat mempengaruhi perkembangan diri, seringkali membuat kita mengubah perilaku demi diterima oleh orang lain dan menghindari penolakan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, FOPO sering terlihat dari perilaku seperti berpura-pura menyukai sesuatu hanya agar diterima atau terus memantau media sosial demi mendapatkan validasi.
Secara psikologis, FOPO memang berasal dari naluri manusia yang sejak dulu bergantung pada penerimaan kelompok untuk bertahan hidup
Dikutip dari HUFFPOST, psikolog Michael Gervais menggambarkan fenomena ini sebagai mekanisme kewaspadaan yang berfungsi untuk menghindari penolakan.
Namun dalam kehidupan modern, kecemasan ini lebih banyak berkaitan dengan pencarian validasi sosial lewat media sosial dan interaksi langsung dengan orang lain.
3 Tahapan FOPO
Menurut Gervais, FOPO biasanya dialami dalam tiga fase:
- Fase Antisipasi: Ketika seseorang merasa cemas atau khawatir sebelum melakukan interaksi sosial, muncul pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah mereka akan menyukai saya?” atau “Bagaimana jika saya membuat kesalahan?”
- Fase Pengecekan: Selama berinteraksi, kita cenderung memantau reaksi orang lain dengan seksama, seperti bahasa tubuh atau ekspresi wajah, untuk mencari tanda-tanda apakah mereka menyetujui kita.
- Fase Respon: Untuk menghindari penolakan, seseorang bisa mengubah perilaku mereka, seperti tertawa pada lelucon yang sebenarnya tidak lucu atau menyembunyikan pendapat pribadi.
Baca juga: Cara Mengatasi Work Anxiety: Perasaan Cemas & Takut saat Bekerja
Contoh FOPO dalam Keseharian
Tanpa sadar, FOPO sering muncul dalam banyak aspek kehidupan kita. Ini bisa terlihat dalam berbagai situasi sosial, hubungan, hingga perilaku di media sosial.
Berikut adalah beberapa contoh FOPO dalam keseharian:
1. Dalam Interaksi Sosial
Dalam pertemuan atau diskusi, seseorang mungkin merasa ragu untuk mengungkapkan pendapatnya karena takut dianggap bodoh atau diremehkan oleh orang lain.
Misalnya, seseorang memilih untuk diam daripada menyampaikan ide karena khawatir itu akan mendapatkan penilaian negatif dari rekan-rekannya.
2. Dalam Hubungan Pribadi
FOPO juga sering muncul dalam hubungan dengan teman atau keluarga. Contohnya, seseorang bisa saja sangat memikirkan bagaimana reaksi teman terhadap candaan yang mereka buat, menganalisis ekspresi wajah teman untuk mencari tanda ketidaksetujuan atau penolakan.
3. Perilaku di Media Sosial
Media sosial seringkali memperparah FOPO. Banyak orang merasa perlu mengatur konten yang mereka unggah agar mendapat banyak likes atau komentar positif.
Akibatnya, mereka cenderung menampilkan versi diri yang “sempurna” daripada yang otentik, hanya demi mendapatkan validasi dari orang lain.
4. Keputusan Sehari-hari
Bahkan keputusan kecil, seperti pakaian yang akan dikenakan atau cara bersikap di tempat umum, bisa dipengaruhi oleh FOPO.
Ketakutan akan penilaian negatif membuat seseorang lebih memilih menyesuaikan diri dengan ekspektasi lingkungan daripada menjadi diri sendiri.
Namun, penting untuk diingat bahwa menyesuaikan diri bukan selalu hal yang buruk.
Dalam situasi tertentu, seperti lingkungan profesional, menyesuaikan penampilan dan perilaku sesuai dengan norma yang berlaku adalah bagian dari etika dan kesopanan.
FOPO Berlebihan Dapat Berbahaya, Mengapa?
FOPO, bisa membawa dampak serius pada kesehatan mental dan perkembangan pribadi maupun profesional seseorang.
Ketakutan ini seringkali membuat seseorang terus-menerus memikirkan bagaimana orang lain menilai dirinya.
Akibatnya, energi mental terkuras hanya untuk mencoba menebak pikiran orang lain dan menghindari penilaian negatif.
Hal ini dapat menyebabkan kelelahan mental, mirip seperti aplikasi yang terus berjalan di ponsel, tanpa kita sadari itu dapat menguras energi.
Selain itu, FOPO sering memicu kecemasan berlebih. Orang yang mengalaminya cenderung terlalu banyak berpikir, ragu mengambil keputusan, dan terus mencari validasi dari orang lain.
Dalam jangka panjang, ini dapat menghambat pertumbuhan pribadi. Misalnya, seseorang mungkin menolak promosi di tempat kerja hanya karena takut dengan penilaian rekan kerjanya.
Lebih parah lagi, FOPO juga dapat mengganggu hubungan sosial. Ketergantungan pada opini dari orang lain, terutama melalui media sosial, bisa membuat kamu tidak seperti dirimu sendiri.
Kamu mungkin mengorbankan kebutuhan diri sendiri demi menjaga citra di mata orang lain, sehingga kehilangan hubungan yang tulus dengan orang-orang sekitar.
Baca juga: 6 Sifat yang Disukai Orang Lain Saat Pertama Kali Bertemu
Cara Mengatasi FOPO Menurut Psikolog
Meski bagi sebagian orang sulit untuk mengatasinya, namun penting untuk menghilangkan sikap FOPO demi kesejahteraan hidup.
Menurut Dr. Gervais, seorang psikolog yang dikutip dari bukunya The First Rule of Master: Stop Worrying About What People Think of You, berikut cara mengatasi FOPO:
1. Kurangi Fokus pada Diri Sendiri dengan Membalikan Perspektif
Mungkin kita sering merasa bahwa setiap orang terus menerus berfokus padamu dan menyoroti kesalahan atau kekuranganmu.
Padahal kenyataannya, sebagian besar orang lebih sibuk dengan kehidupan mereka sendiri dan tidak terlalu memikirkan kita.
Dr. Gervais menyarankan untuk membalik perspektif, yaitu dengan membayangkan diri kita sebagai pengamat.
Cobalah berpikir bagaimana orang lain akan melihat kita dari sudut pandang mereka. Dengan cara ini, kita bisa lebih santai dan mengurangi ketakutan terhadap penilaian orang lain.
Contohnya, misalnya kamu sedang presentasi di depan banyak orang dan merasa sangat khawatir orang lain akan menilai kamu buruk.
Cobalah berpikir, “Jika saya di posisi mereka, saya mungkin lebih fokus pada materi yang disampaikan, bukan pada kesalahan kecil yang saya buat.” Ini jauh akan membuatmu lebih tenang.
2. Bangun Filosofi Pribadi
Agar hidupmu lebih sesuai dengan diri sendiri, coba buat filosofi pribadi. Ini bisa berupa kalimat atau prinsip yang menggambarkan nilai-nilai yang paling penting bagi kamu dan menjadi panduan dalam membuat keputusan.
Pikirkan beberapa pertanyaan berikut:
- Apa lima nilai yang paling kamu pegang?
- Apa yang paling kamu inginkan dalam hidup?
- Siapa yang memiliki sifat yang kamu kagumi?
- Bagaimana kamu ingin menjalani hidupmu?
Contohnya, misalnya kamu berpikir bahwa nilai utama dalam hidupmu adalah kejujuran, kebebasan, keluarga, kemandirian, dan keberanian. Berdasarkan nilai-nilai itu, filosofi pribadi kamu bisa seperti ini: “Saya akan selalu berusaha untuk jujur dengan diri sendiri dan orang lain, menjaga kebebasan untuk memilih jalan hidup, menghargai waktu dengan keluarga, dan berani menghadapi tantangan tanpa takut gagal.”
Dengan filosofi seperti itu, kamu akan lebih mudah membuat keputusan yang sesuai dengan apa yang penting bagi dirimu, meskipun ada banyak pendapat dari luar yang mencoba mempengaruhi.
3. Tentukan Siapa yang Berhak Memberikan Pendapat
Memang wajar kalau kamu suka terpengaruh oleh pendapat orang lain, tapi ingat, kamu punya kendali untuk memilih siapa yang pendapatnya benar-benar penting bagimu.
Dalam hal ini, Dr. Gervais menggunakan metafora meja kecil, bayangkan ada enam orang yang kamu pilih untuk duduk bersamamu.
Pilihlah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang bisa memberi masukan yang membangun dan peduli dengan kesejahteraanmu.
Dengan cara ini, kita bisa fokus pada pendapat yang lebih “masuk” dan mengabaikan yang tidak penting. Gimana, setuju?
Baca juga: 5 Respons Sikap Jika Diremehkan Orang ala Stoikisme, Wajib Ditiru!
Jadi sudah tau kan apa itu FOPO? Yuk, gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan insight menarik lainnya!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)