
Bukan Lagi ‘YOLO’, Generasi Muda Patut Coba Tren ‘YONO’, Apa Itu?
Pernahkah kamu merasa terjebak dalam kebiasaan membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan? Atau sering tergoda untuk makan lebih banyak meski tahu itu tidak sehat? Kalau iya, coba baca artikel ini!
Berbeda dengan gaya hidup YOLO yang serba nikmati momen. Di tengah dunia yang penuh godaan konsumsi berlebihan, ada konsep yang muncul untuk mengingatkan kita untuk lebih bijak, yakni ‘YONO’, yang singkatan dari ‘You Only Need One.’
Penasaran apa itu YONO dan bagaimana konsep ini bisa membantu kamu hidup lebih sederhana? Yuk, simak beberapa hal penting yang perlu kamu tahu tentang YONO!
Baca juga: Sisi Positif & Negatif Gaya Hidup ‘YOLO’ yang Jadi Tren Anak Muda Sekarang
YONO ‘You Only Need One’ Mulai Disadari Anak Muda untuk Tidak Konsumsi Berlebihan, Ini Awal Mulanya
Beberapa tahun belakangan, kita sering dengar istilah YOLO (You Only Live Once), yang artinya kita hidup sekali, jadi harus nikmati setiap momen dan membeli apa saja yang kita mau.
Tapi, di balik tren ini, ada sebuah perubahan yang mulai muncul, terutama di kalangan anak muda zaman sekarang.
Dikutip dari The Korea Times, semua ini bermula dari kisah seorang wanita muda asal Korea Selatan, Choi Ye Bin, yang dulunya sangat menikmati gaya hidup YOLO.
Sebagai seorang direktur acara berusia 27 tahun, ia seringkali menghabiskan uang tanpa terlalu memikirkan masa depan.
Sampai suatu hari, ia mulai merasa terkejut saat melihat catatan pengeluaran rumah tangganya. Ternyata, ada kesenjangan besar antara jumlah uang yang ia pikirkan akan dikeluarkan dan kenyataannya.
Perasaan yang sama juga mulai dialami oleh banyak anak muda lainnya, bukan hanya di Korea, tapi di berbagai negara.
Mereka mulai merasa bahwa hidup ini tidak hanya tentang membeli barang baru atau menikmati setiap momen tanpa berpikir panjang.
Lama-lama, muncul kesadaran baru tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang lebih bijaksana. Itulah kenapa konsep YONO mulai banyak diadopsi oleh anak muda zaman sekarang.
Jika YOLO menekankan pada kebebasan tanpa batas dalam menghabiskan uang dan waktu demi kebahagiaan sesaat, YONO justru mengajak kita untuk memikirkan kembali apa yang sebenarnya kita butuhkan.
Konsep ini mengajak kita untuk tidak impulsif, dan lebih selektif untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Mungkin terdengar seperti langkah kecil, tapi perubahan pola pikir seperti ini bisa memberi dampak besar, terutama dalam hal keuangan dan keseimbangan hidup.
Di tengah kesibukan dan godaan belanja yang tak ada habisnya, anak muda mulai sadar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari banyaknya barang atau pengalaman mahal. Terkadang, kebahagiaan justru datang dari hal-hal sederhana yang kita pilih dengan lebih bijak.
Baca juga: Impulse Buying adalah Pembelian Spontan: Ini 4 Dampak Psikologisnya
Contoh Gaya Hidup YONO dalam Kehidupan Sehari-hari
Mirip seperti gaya hidup minimalis. Namun biar lebih jelas, coba kita lihat contoh gaya hidup YONO yang sudah banyak diterapkan oleh orang-orang, terutama anak muda zaman sekarang.
1. Memilih Barang yang Berkualitas, Bukan Banyak yang Murah
Bukan rahasia lagi kalau sekarang banyak barang murah yang gampang ditemui. Namun, seringkali barang-barang tersebut tidak tahan lama, dan ujung-ujungnya kita malah mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli yang baru.
Dalam gaya hidup YONO, kamu bisa mulai memilih barang-barang yang kualitasnya oke dan memang dibutuhkan dalam jangka panjang.
Misalnya, daripada beli pakaian baru setiap bulan, lebih baik investasikan uangmu untuk membeli satu tas yang kuat dan tahan lama, yang bisa dipakai dalam berbagai kesempatan.
2. Mengurangi Pengeluaran untuk Makanan yang Kurang Penting
Sering tidak sadar kalau pengeluaran untuk makan di luar cukup besar? Gaya hidup YONO mengajarkan untuk lebih memilih makanan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Misalnya, daripada sering makan di restoran mahal, lebih baik kamu masak di rumah dengan bahan-bahan yang segar dan bergizi. Selain lebih hemat, kamu juga bisa lebih sehat.
3. Batasi ‘Self Reward’ Lakukan Hanya untuk Sesuatu Capaian yang Besar
Batasi kebiasaan memberi hadiah diri sendiri (self reward). Lakukan hanya ketika mencapai tujuan besar, seperti menyelesaikan proyek penting atau pencapaian karier.
Dengan begitu, penghargaan diri terasa lebih bermakna dan tidak berlebihan, sesuai dengan prinsip YONO untuk hidup lebih sederhana dan fokus pada kebutuhan utama.
Baca juga: Kenali Penyebab Doom Spending yang Bikin Gen Z Disebut “Miskin”
Tips Menerapkan Gaya Hidup YONO Agar Efektif
Setelah tahu beberapa contoh gaya hidup YONO, mungkin kamu mulai tertarik untuk mencobanya. Nah, berikut ini ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti supaya gaya hidup ini bisa berjalan efektif dalam kehidupanmu:
1. Bikin Anggaran dan Patuhi
Langkah pertama untuk memulai gaya hidup YONO adalah dengan membuat anggaran bulanan yang jelas.
Pisahkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari dan dana darurat, dan alokasikan sebagian untuk hal-hal yang benar-benar kamu perlukan dan nikmati.
Kamu bisa menggunakan aplikasi catatan keuangan untuk mengontrol dan melihat riwayat ke mana uang kamu belanjakan.
Dengan begitu, kamu bisa mengontrol pengeluaran dan menghindari pembelian impulsif.
2. Tentukan Prioritas dan Kebutuhan
Cobalah untuk mulai menentukan apa yang benar-benar kamu butuhkan dalam hidup.
Setiap kali akan membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar dibutuhkan?” dan “Apakah ini akan memberi manfaat jangka panjang?” Dengan cara ini, kamu bisa lebih selektif dalam mengeluarkan uang.
3. Cobalah untuk Tidak Terburu-buru Ikut Tren
Kadang, godaan untuk membeli barang karena tren itu besar banget. Namun, YONO mengajarkan kita untuk lebih tenang dan tidak terburu-buru.
Ambil waktu untuk berpikir dan pastikan bahwa apa yang kamu beli memang sesuatu yang kamu ingin gunakan dan nikmati dalam jangka panjang.
4. Fokus pada Pengalaman, Bukan Barang
Alih-alih terus-menerus membeli barang baru, coba fokuskan energi dan uangmu untuk pengalaman yang lebih bermakna, seperti mengikuti kelas baru, belajar keterampilan yang baru, atau merencanakan liburan yang bisa menambah wawasanmu.
Pengalaman seperti ini bisa memberikan kebahagiaan yang lebih tahan lama daripada sekadar memiliki barang.
Mengapa Gaya Hidup ‘YONO’ Worth It Diterapkan Saat Ini?
Gaya hidup YONO sedang menjadi tren di kalangan anak muda karena menawarkan banyak manfaat, terutama dalam hal kesederhanaan dan keberlanjutan.
Mengapa gaya hidup ini cocok diterapkan sekarang? Pertama, YONO membantu kita mencapai tujuan finansial, misalnya financial independent atau financial freedom.
Selain finansial, YONO juga berdampak positif pada kesehatan mental. Dengan mengurangi barang-barang yang tidak perlu, ruang hidup menjadi lebih teratur, dan stres pun berkurang.
Gaya hidup ini juga meningkatkan kepuasan diri karena kita tidak lagi tertekan untuk mengikuti tren konsumsi yang ada.
Tak hanya itu, YONO turut berperan dalam kesadaran lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi dan memilih produk yang ramah lingkungan, kita turut mengurangi jejak karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan adanya perubahan kebijakan pajak, seperti kenaikan PPN menjadi 12% di Indonesia mulai 2025, gaya hidup YONO semakin relevan.
Mengelola pengeluaran dengan bijak dan memprioritaskan kebutuhan yang sesungguhnya akan membantu kita tetap mencapai tujuan finansial, meski ada tekanan biaya hidup yang lebih tinggi.
Jadi, YONO bisa jadi pilihan tepat untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, baik dari segi finansial, mental, maupun lingkungan.
Baca juga: Kenali Financial Freedom Vs Financial Independence, Apa Bedanya?
Berani mulai coba gaya hidup YONO di tahun 2025 ini? Jangan ragu, yuk mulai dari sekarang!
—
Dapatkan info tren ter-update lainnya dengan bergabung Girls Beyond Circle!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)