
Jangan Sepelekan! Ini Tanda Gangguan Psikosomatis, Ketika Isi Pikiran Pengaruhi Kondisi Fisik
Pernah merasa tertekan lalu tiba-tiba sakit padahal sebelum itu baik-baik saja? Bisa jadi itu bukan sekadar perasaan, melainkan psikosomatis!
Istilah ini mungkin masih asing di telinga banyak orang. Beberapa bahkan keliru menganggapnya sebagai anxiety, padahal keduanya berbeda.
Nah, kalau kamu penasaran apa itu psikosomatis, bagaimana ciri-cirinya, dan cara mengatasinya, yuk simak selengkapnya di artikel ini!
Baca juga: 8 Jenis Gangguan Kecemasan yang Banyak Diderita Anak Muda, Pernah Mengalaminya?
Apa itu Gangguan Psikosomatis?
Psikosomatis adalah kondisi ketika pikiran yang tertekan atau stres berpengaruh langsung pada tubuh, menyebabkan berbagai keluhan fisik.
Kata “psiko” sendiri berkaitan dengan pikiran, sedangkan “somatik” berhubungan dengan tubuh.
Menurut penelitian di PubMed, gangguan ini terjadi ketika sistem saraf bekerja enggak semestinya akibat tekanan emosional, yang kemudian memicu reaksi kimia dalam tubuh hingga menyebabkan gangguan fisik.
Mengutip dari Britannica, gangguan ini bisa memengaruhi hampir semua bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang organ atau sistem yang bekerja secara otomatis tanpa kita sadari, seperti sistem pencernaan dan kardiovaskular.
Contoh Kasus Psikosomatis dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut beberapa contoh kasus gangguan psikosomatis dalam kehidupan sehari-hari:
1. Sakit Perut Sebelum Presentasi
Seorang mahasiswa yang akan melakukan presentasi merasa sangat cemas. Beberapa menit sebelum naik ke depan kelas, ia mulai merasakan sakit perut, mual, dan bahkan ingin muntah. Setelah presentasi selesai, sakit perutnya perlahan menghilang.
2. Sakit Kepala Karena Stres Kerja
Seorang karyawan yang dikejar banyak deadline sering mengalami sakit kepala setiap sore. Saat akhir pekan tiba dan ia bisa bersantai, sakit kepalanya menghilang tanpa perlu obat.
3. Insomnia Akibat Pikiran yang Tak Tenang
Seorang ibu rumah tangga yang terlalu banyak memikirkan kondisi keuangan keluarganya mengalami kesulitan tidur setiap malam.
Akibatnya, ia merasa lelah dan mudah sakit. Setelah belajar teknik relaksasi, tidurnya mulai membaik.
4. Gatal-gatal Saat Menghadapi Tekanan
Seorang siswa yang menghadapi ujian penting mengalami ruam dan gatal-gatal di tubuhnya tanpa sebab alergi atau penyakit kulit. Setelah ujian berakhir, gatalnya menghilang sendiri.
Penyebab & Gejala Psikosomatis
Gangguan psikosomatis umumnya disebabkan oleh stres, kecemasan, atau depresi. Saat seseorang mengalami tekanan emosional, tubuhnya akan melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang dapat memicu gejala fisik.
Menurut Cleveland Clinic, ada beberapa tanda gangguan fisik yang bisa muncul saat stres menyerang, seperti:
- Nyeri dada atau jantung berdebar kencang
- Mudah lelah atau sulit tidur (insomnia)
- Sakit kepala dan pusing
- Gemetar atau tremor
- Tekanan darah tinggi
- Otot tegang atau kebiasaan mengatupkan rahang
- Gangguan pencernaan, seperti sakit perut atau perubahan nafsu makan
- Gangguan seksual
- Sistem imun melemah, jadi lebih rentan sakit
Tak hanya berdampak fisik, stres juga bisa memengaruhi kondisi emosional dan mental, misalnya:
- Merasa kewalahan dan kehilangan kontrol
- Mudah cemas atau gampang tersinggung
- Depresi atau merasa sedih berkepanjangan
Kalau sering mengalami gejala-gejala di atas, bisa jadi tubuhmu sedang bereaksi terhadap stres yang enggak tersalurkan dengan baik.
Baca juga: Stres dan Mudah Cemas? Hilangkan dengan Cara Meditasi yang Benar!
Apakah Gejala Psikosomatis Berbahaya?
Secara umum, gejala psikosomatis enggak berbahaya. Namun, jika terjadi dalam jangka panjang, dapat menurunkan kualitas hidup, memperburuk masalah kesehatan lain, dan meningkatkan kecemasan atau depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengatasinya dengan serius seperti penyakit medis lainnya.
Ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Patient yang menyebutkan bahwa kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan secara fisik dan memerlukan pendekatan yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial dalam pengobatannya.
Bagaimana Dokter Diagnosis Psikosomatis?
Diagnosa gangguan psikosomatis memang enggak mudah karena enggak ada kriteria khusus yang digunakan oleh dokter.
Kalau kamu mengalami masalah fisik yang bisa dipengaruhi oleh stres, seperti penyakit jantung atau gangguan pencernaan, dokter biasanya akan bertanya tentang tingkat stres yang kamu alami untuk melihat apakah itu berhubungan dengan gejala fisik yang dirasakan.
Karena stres itu bersifat subjektif, hanya kamu yang bisa merasakan seberapa besar stres itu memengaruhi tubuh dan pikiranmu.
Untuk membantu memahami hal ini, dokter bisa saja memberikan kuesioner untuk mengevaluasi tingkat stresmu dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dokter mungkin akan memberi saran tentang cara-cara mengelola stres, seperti teknik relaksasi atau perubahan gaya hidup, untuk membantu mengurangi dampak stres terhadap gejala yang kamu alami.
Cara Menyembuhkan Psikosomatis
Jika dokter telah memastikan bahwa gejala yang kamu alami bersifat psikosomatis, ada beberapa cara untuk mengatasinya. Dikutip dari berbagai sumber kesehatan, berikut cara-caranya:
1. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental – Terapis atau konselor dapat membantu mengidentifikasi penyebab stres dan memberikan strategi untuk mengelolanya, seperti psikoterapi (terapi bicara) atau CBT (cognitive behavioral therapy)
2. Obat-obatan – Dalam beberapa kasus, obat untuk kecemasan atau depresi dapat membantu mengurangi gejala psikosomatis seperti antidepressants atau ansiolitik.
3. Perawatan medis untuk gejala fisik – Jika mengalami nyeri atau gangguan pencernaan akibat stres, penggunaan obat yang sesuai tetap dianjurkan.
4. Perubahan gaya hidup – Beberapa cara untuk mengurangi stres dan mengatasi gejala psikosomatis meliputi:
- Olahraga: Berjalan kaki setiap hari dapat membantu mengurangi stres.
- Journaling: Menulis perasaan dapat membantu melepaskan emosi.
- Meditasi dan latihan pernapasan: Berguna untuk menenangkan sistem saraf.
- Tidur yang cukup: Kurang tidur bisa memperburuk stres dan gejala psikosomatis.
- Mengurangi konsumsi gula dan kafein: Dapat membantu mengurangi kecemasan.
- Self-care: Meluangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan bisa menurunkan stres.
Catatan: Menurut Patient, setiap kondisi atau gejala memiliki pilihan pengobatan tersendiri. Namun, dalam kondisi psikosomatis, penting untuk mempertimbangkan faktor fisik, mental, dan sosial yang berkontribusi terhadap penyakit.
Baca juga: 5 Manfaat Journaling, Bisa Redakan Kecemasan?
Suka bahas tentang masalah kesehatan mental? Yuk, join discord Girls Beyond Circle dan dapatkan info menarik lainnya!
Comments
(0 comments)