gagal menampilkan data

Article

Scrolling Media Sosial Bikin ‘Fokus’ Jadi Pendek? Ini Fakta Tentang Short Attention Span!

Written by Adila Putri Anisya

Pernah merasa susah fokus dalam waktu lama, misalnya saat nonton film tapi baru setengah jam sudah bosan dan sibuk cek HP? Itu bisa jadi tanda short attention span!

Di era serba digital seperti sekarang, gangguan kecil bisa dengan mudah mengambil fokus kita, dan kalau dibiarkan terus, bisa bikin aktivitas sehari-hari jadi berantakan.

Memang sih, bukan hal yang aneh jika pikiran kita melayang ketika seharusnya kita fokus pada sesuatu, seperti sebuah studi tahun 2010, di mana hampir 47 persen waktu terjaga kita untuk memikirkan hal lain selain apa yang sedang kita lakukan.

Tapi kalau berlebihan sampai mengganggu aktivitas, sebaiknya jangan disepelekan. Jadi, yuk kenali apa attention span, penyebabnya, dan cara mengatasinya!

Baca juga: Terbiasa Nonton Tiktok, Begini Cara Meningkatkan Attention Span 

Apa itu Short Attention Span?

Short Attention Span
Sumber foto: Pexels

Short attention span berarti seseorang sulit untuk fokus atau konsentrasi dalam waktu yang cukup lama tanpa terganggu oleh hal-hal di sekitarnya. Karena itu, sering kali kita jadi susah menyelesaikan tugas, mengatur waktu dengan baik, atau menangkap detail penting yang sebenarnya dibutuhkan. 

Kondisi ini bisa berdampak ke banyak hal, mulai dari prestasi di sekolah, pekerjaan, sampai urusan pribadi sehari-hari. Menurut Focus Keeper, rentang perhatian rata-rata manusia memang semakin menurun dari waktu ke waktu. 

Contohnya, studi Microsoft menunjukkan bahwa pada tahun 2000, rata-rata kita bisa fokus selama 12 detik, tapi pada 2013 turun menjadi hanya 8 detik. 

Penurunan ini bikin banyak orang khawatir soal kemampuan kita dalam menjaga konsentrasi pada pekerjaan atau kegiatan yang butuh fokus lama.

Apa Penyebab Short Attention Span?

Short Attention Span
Sumber foto: Pexels

Ternyata, short attention span bisa disebabkan oleh banyak hal, baik secara psikologis maupun fisik. Dilansir dari Healthline dan berbagai sumber lainnya, ada beberapa kondisi yang sering dikaitkan dengan masalah sulit fokus ini. 

Berikut beberapa penyebab umumnya:

1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD adalah gangguan yang umumnya terdeteksi sejak kecil dan bisa berlanjut hingga dewasa. Penderitanya biasanya kesulitan mempertahankan fokus, cenderung impulsif, dan kadang terlalu aktif. 

Tapi perlu diingat, enggak semua penderita ADHD terlihat hiperaktif, lho. Gejalanya bisa berupa sulit mengatur waktu, gampang gelisah, sering lupa, hingga kesulitan menyelesaikan tugas.

2. Depresi

Sulit fokus juga bisa jadi tanda dari depresi. Gangguan suasana hati ini bikin seseorang kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, merasa sedih terus-menerus, dan mengalami kelelahan ekstrem. 

Hal-hal sederhana pun bisa terasa berat, termasuk untuk sekadar berkonsentrasi.

3. Cedera Kepala

Pernah mengalami benturan keras di kepala? Masalah fokus bisa muncul sebagai efek samping dari cedera otak, seperti gegar otak atau trauma kepala lainnya. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, bingung, perubahan emosi, hingga kehilangan memori.

4. Gangguan Belajar

Beberapa orang punya learning disabilities seperti disleksia atau diskalkulia, yang bikin proses belajar jadi lebih menantang. Akibatnya, mereka jadi lebih mudah terdistraksi atau kesulitan mengikuti instruksi.

5. Autisme (ASD)

Autisme bisa memengaruhi kemampuan komunikasi, hubungan sosial, hingga perilaku. Salah satu ciri yang umum adalah kesulitan dalam mempertahankan perhatian, terutama saat berinteraksi atau belajar hal baru.

6. Teknologi

Tanpa disadari, hal yang selalu ada di genggaman kita juga bisa jadi penyebabnya. Penggunaan HP dan internet yang terus aktif membuat kita terbiasa dengan kepuasan instan. 

Notifikasi yang muncul terus-menerus, video TikTok atau YouTube short yang berdurasi singkat, bikin kita gampang teralihkan dari tugas penting. Akibatnya, otak jadi susah diajak fokus dalam waktu lama.

Baca juga: Sering Lupa dan Bingung? Kenali 9 Tanda Brain Fog yang Sering Tak Disadari 

Ciri-Ciri Mengalami Short Attention Span dan Contohnya

Short Attention Span
Sumber foto: Pexels

Gimana sih tanda-tanda kalau seseorang punya short attention span? Enggak semua orang menyadarinya, tapi ada beberapa ciri yang cukup umum dan bisa dikenali dalam aktivitas sehari-hari. 

Menurut The Brain Workshop, berikut beberapa ciri umumnya:

  • Sulit mempertahankan fokus saat mengerjakan satu tugas.
  • Sering melakukan kesalahan kecil karena kurang memperhatikan detail.
  • Enggak tahan membaca tulisan panjang dan mudah bosan di tengah jalan.
  • Terlihat seperti enggak mendengarkan saat orang lain berbicara.
  • Sering memulai banyak tugas tapi jarang menyelesaikannya.
  • Sulit mengatur waktu dan sering menunda pekerjaan.
  • Sering lupa jadwal, janji, atau hal-hal kecil lainnya.
  • Meja kerja atau barang pribadi cenderung berantakan dan enggak terorganisir.

Contoh short attention span dalam kegiatan sehari-hari:

Berikut beberapa contoh perilaku sehari-hari yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami short attention span:

  • Lagi nonton film, tapi baru 20 menit udah sibuk cek HP dan akhirnya ditinggal.
  • Buka laptop niatnya mau kerja, tapi malah ke-distract scrolling media sosial selama berjam-jam.
  • Dengar orang ngobrol, tapi pikirannya melayang ke hal lain dan enggak nangkep apa-apa.
  • Bikin to-do list panjang, tapi yang dikerjain cuma satu-dua dan sisanya lupa.
  • Saat belajar atau baca buku, baru beberapa halaman langsung merasa ngantuk atau bosan.
  • Sering lupa letak barang penting seperti kunci atau HP karena enggak fokus waktu meletakkannya.
  • Sering datang telat atau lupa janji karena enggak memperhatikan jadwal dengan baik.
  • Mengerjakan tugas sambil membuka banyak tab, tapi enggak ada yang benar-benar selesai.

Kalau kamu sering mengalami hal-hal seperti di atas, bisa jadi itu sinyal untuk lebih mengenali dan mengelola pola fokus kamu.

Tips untuk Mengurangi Masalah Short Attention Span

Short Attention Span
Sumber foto: Pexels

Kabar baiknya, short attention span adalah kondisi yang bisa diatasi. Dengan beberapa kebiasaan sederhana, kamu bisa mulai melatih otak agar lebih fokus dan enggak gampang terdistraksi. 

Dilansir dari Focus Keeper dan Healthline, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

1. Coba Meditasi dan Latihan Mindfulness

Meditasi dan mindfulness bisa bantu kamu lebih sadar dengan apa yang sedang dikerjakan, dan melatih otak untuk tetap berada di momen sekarang. Cukup luangkan 5-10 menit sehari, dan lama-lama kamu akan terbiasa untuk fokus lebih lama.

2. Gunakan Teknik Pomodoro

Teknik ini cukup populer, Pomodoro, kerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Metode ini bikin otak enggak cepat lelah dan menjaga ritme kerja tetap stabil. Cocok banget buat kamu yang gampang terdistraksi saat kerja atau belajar.

3. Atur Lingkungan Biar Bebas Gangguan

Meja kerja yang berantakan, notifikasi HP yang terus muncul, atau suara bising bisa mengganggu fokus. Coba atur ruang kerja kamu jadi lebih tenang dan minim distraksi, pakai headphone, rapikan meja, atau aktifkan mode ‘Do Not Disturb’.

4. Jangan Lupa Minum Air Putih

Terdengar sepele, tapi kurang minum bisa bikin otak cepat lelah dan susah mikir. Bahkan dehidrasi ringan selama dua jam saja sudah bisa memengaruhi konsentrasi. Jadi, pastikan tubuh tetap terhidrasi, ya.

5. Kunyah Permen Karet

Beberapa studi menunjukkan bahwa mengunyah permen karet bisa bantu ningkatin fokus dalam waktu singkat. Ini bukan solusi jangka panjang, tapi bisa berguna saat kamu butuh konsentrasi cepat.

6. Aktif Bergerak

Olahraga rutin, seperti jalan cepat 30 menit beberapa kali seminggu, terbukti bisa ningkatin fokus, terutama bagi yang punya ADHD. 

Enggak harus berat kok, asal tubuh aktif, itu udah bantu otak jadi lebih segar.

7. Catat atau Bertanya Saat Meeting

Kalau kamu sering ngelamun pas rapat atau kelas, coba biasakan mencatat atau ajukan pertanyaan. Cara ini bikin otak tetap terlibat aktif dan mencegah pikiran ngelantur ke mana-mana.

8. Pertimbangkan Behavioral Therapy

Untuk kasus yang lebih serius seperti ADHD, terapi perilaku (behavioral therapy) bisa jadi opsi. Terapi ini membantu mengubah kebiasaan yang menghambat konsentrasi, dan biasanya dilakukan dengan pendampingan profesional.

Baca juga: 7 Jenis Terapi Psikologis dan Rekomendasi Tempatnya di Jabodetabek 

Kalau kamu merasa beberapa ciri di atas relate sama kamu, enggak ada salahnya mulai pelan-pelan memperbaiki kebiasaan. Tapi ingat, kalau udah terlalu sering terjadi, lebih baik konsultasi ke ahli daripada menebak-nebak sendiri!

Gabung discord Girls Beyond Circle dan dapatkan fakta menarik lainnya!

Cover: Pexels

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond