Viral ‘No Buy Challenge 2025’ Ini Strategi Cerdas untuk Memulainya!
Pernah dengar tentang ‘No Buy Challenge 2025’? Tren ini lagi ramai di media sosial lho, cocok buat kamu yang merasa sering impulsif atau belanja berlebihan!
Intinya, tantangan ini mengajak kita untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran, apalagi dengan ketidakpastian ekonomi yang diperkirakan bakal terjadi di 2025, ditambah lagi ada kenaikan PPN menjadi 12%.
Awalnya, tren ini ramai beredar berkat beberapa content creator, salah satunya Elysia Berman yang sempat mengajak pengikutnya untuk ikut serta lewat TikTok. Nah, di tahun 2025 ini, dia kembali melanjutkan tantangan ini dengan aturan yang lebih disesuaikan.
Tertarik ikut tantangannya? Yuk, cari tahu lebih lanjut dan strategi untuk memulainya!
Baca juga: Impulse Buying adalah Pembelian Spontan: Ini 4 Dampak Psikologisnya
Apa itu ‘No Buy Challenge’?
No Buy Challenge adalah sebuah tantangan di mana kamu berkomitmen untuk tidak membeli barang-barang yang tidak penting dalam jangka waktu tertentu, biasanya selama setahun.
Tren ini semakin populer, terutama di media sosial seperti TikTok, di mana para influencer mengajak orang-orang untuk berpartisipasi sebagai cara untuk menabung dan mengurangi konsumsi berlebihan.
Awalnya, tantangan ini muncul di komunitas online, khususnya Reddit, sebelum akhirnya kembali viral di TikTok pada tahun 2024.
Tujuan utamanya adalah mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, mempromosikan ‘minimalist lifestyle’, serta meningkatkan kesadaran akan dampak kebiasaan konsumsi terhadap lingkungan.
Bagaimana Cara Kerja ‘No Buy Challenge’?
Sebenarnya, aturan No Buy Challenge tergantung preferensi masing-masing, hanya saja ada beberapa standar yang bisa kamu terapkan, seperti:
1. Durasi Komitmen
Kamu bisa memilih untuk mengikuti tantangan ini dalam berbagai durasi, mulai dari sebulan hingga setahun penuh.
Banyak orang yang memilih komitmen selama setahun untuk merasakan dampak yang lebih besar.
2. Menentukan Kebutuhan vs. Barang Mewah
Salah satu aspek penting dalam tantangan ini adalah membedakan antara barang yang benar-benar diperlukan dan yang hanya berupa keinginan.
Kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan produk kebersihan boleh dibeli, sedangkan barang-barang seperti pakaian baru, produk kecantikan, atau makan di luar biasanya tidak diperbolehkan.
3. Aturan yang Disesuaikan
Setiap orang bisa menyesuaikan aturan-aturan tantangan ini sesuai dengan keadaan pribadi mereka.
Misalnya, kamu bisa membuat daftar barang-barang yang tidak boleh dibeli dan menetapkan pengecualian untuk barang-barang yang benar-benar diperlukan, seperti mengganti barang yang sudah rusak atau berbelanja barang bekas.
Baca juga: Kenali Penyebab Doom Spending yang Bikin Gen Z Disebut “Miskin”
Strategi Cerdas untuk Memulai ‘No Buy Challenge’
Berikut beberapa strategi yang bisa kamu terapkan dalam memulai No Buy Challenge!
1. Pahami bahwa Berbelanja Berlebihan Merusak Alam
Belanja berlebihan dapat merusak lingkungan secara signifikan, terutama melalui peningkatan sampah, polusi, dan pengurangan sumber daya alam.
Fenomena ini, yang sering disebut overconsumption, mendorong orang untuk membeli barang lebih banyak dari yang dibutuhkan seperti pakaian, yang kemudian menimbulkan berbagai dampak buruk bagi ekosistem.
Pahami bahwa pakaian murah dari fast fashion seringkali dibuat dengan cara yang merusak lingkungan.
Sebagai gantinya, cobalah membeli barang bekas atau yang lebih ramah lingkungan, agar tetap bisa tampil stylish tanpa merusak bumi.
2. Tentukan Tujuan yang Jelas
Sebelum memulai tantangan ini, pikirkan dengan jelas mengapa kamu ingin melakukannya. Apakah untuk menghemat uang? Mengurangi tumpukan barang? Atau untuk mengubah kebiasaan belanja impulsif?
Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu kamu tetap fokus dan termotivasi selama tantangan.
Seperti dalam kasus Berman, pertama kali ia bertekad untuk tidak membeli, ia berjuang melawan utang dan kecanduan belanja yang ia derita sendiri.
Sekarang, pada tahun 2025, ia berharap dapat melunasi utangnya sepenuhnya dan kemudian menilai kembali kebiasaan belanjanya pada paruh kedua tahun ini.
3. Buat Daftar Belanja “Ya” dan “Tidak”
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah membuat dua daftar: satu untuk barang yang akan tetap kamu beli (daftar “ya”) dan satu lagi untuk barang yang akan kamu hentikan pembeliannya (daftar “tidak”).
Daftar “ya” berisi barang-barang yang benar-benar memberikan nilai lebih bagi hidupmu, seperti kelas online, kelas pilates, atau buah-buahan segar.
Sedangkan daftar “tidak” berisi barang yang cenderung kamu beli secara impulsif, seperti pakaian baru, kosmetik, atau perhiasan.
Dengan daftar ini, kamu bisa lebih sadar dan bijak dalam memilih apa yang benar-benar dibutuhkan.
4. Tentukan Durasi dan Aturan Tantangan
Tantangan ini bisa dimulai dengan durasi yang fleksibel. Jika kamu ingin merasakannya lebih lama, cobalah jalani selama setahun penuh. Inilah yang dimaksud dengan ‘No Buy Challenge 2025.’
Namun, jika terasa terlalu berat, mulai saja dengan beberapa minggu atau bulan. Kamu juga bisa membuat pengecualian untuk barang bekas atau memberikan “cheat day” agar lebih menyenangkan.
5. Kurangi Godaan Belanja seperti Promo atau Diskon
Untuk menjaga agar tantangan ini berjalan lancar, kamu perlu meminimalkan paparan terhadap iklan dan penawaran belanja.
Unfollow akun-akun di media sosial yang sering memengaruhimu untuk belanja, seperti influencer fashion atau brand pakaian yang kamu sukai.
Selain itu, unsubscribe dari daftar email brand yang sering mengirimkan informasi tentang diskon atau penawaran spesial.
Kamu juga bisa memblokir situs belanja yang sering kamu kunjungi untuk menghindari godaan membeli barang-barang yang tidak diperlukan.
6. Monitor Kemajuan dan Beri Reward pada Diri Sendiri
Selama mengikuti tantangan, penting untuk memonitor kemajuanmu. Catat pengeluaran atau buat jurnal tentang pengalaman yang kamu rasakan selama tantangan ini.
Sebagai bentuk apresiasi, beri diri kamu hadiah kecil saat berhasil melewati satu minggu atau sebulan tanpa membeli barang yang tidak perlu.
Hal ini bisa membuat kamu tetap termotivasi dan merasa puas dengan pencapaianmu.
Baca juga: Apa itu Paylater dan Bahayanya Terhadap Mental Gen Z
Contoh ‘No Buy Year List 2025’
Kalau kamu bingung contoh hal-hal yang sebaiknya tidak perlu dibeli berlebihan adalah:
- Pakaian Fast Fashion: Hindari membeli pakaian baru dari brand fast fashion yang sering mengandalkan produksi massal dengan bahan tidak ramah lingkungan.
- Produk Kecantikan Baru: Fokus pada penggunaan produk kecantikan yang sudah ada di rumah dan hindari pembelian produk baru yang tujuannya hanya untuk menambah koleksi.
- Perhiasan dan Aksesori: Berhenti membeli perhiasan atau aksesoris tambahan, kecuali untuk yang benar-benar dibutuhkan atau sebagai pengganti yang sudah rusak.
- Barang Elektronik: Batasi pembelian gadget atau elektronik baru kecuali ada kebutuhan mendesak dan pastikan barang yang ada masih berfungsi dengan baik.
- Sepatu dan Tas Baru: Stop membeli sepatu dan tas baru, kecuali sudah sangat rusak. Perbaiki yang ada atau gunakan dengan lebih bijak.
- Langganan dan Layanan Berbayar: Pertimbangkan untuk berhenti berlangganan layanan streaming, terutama jika sebelumnya sering membeli lima layanan streaming sekaligus.
- Barang Dekorasi Rumah: Kurangi membeli barang-barang dekorasi rumah yang tidak terlalu dibutuhkan, dan manfaatkan yang sudah ada atau coba untuk mendaur ulang.
- Makanan dan Minuman Instan: Hindari membeli makanan dan minuman siap saji atau instan yang hanya menambah limbah plastik dan pengeluaran tidak perlu.
- Tas dan Sepatu Baru: Cobalah untuk merawat tas dan sepatu yang sudah ada, dan hindari pembelian tambahan kecuali rusak atau sangat dibutuhkan.
- Perlengkapan Liburan: Fokus pada pengalaman liburan yang hemat biaya tanpa tergoda membeli barang baru untuk liburan.
- Mainan atau Barang untuk Anak (Jika Tidak Diperlukan): Batasi pembelian mainan atau barang-barang untuk anak yang tidak benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk kesenangan sesaat.
- Obat atau Suplemen yang Tidak Terbukti Dibutuhkan: Hindari pembelian obat atau suplemen yang belum tentu diperlukan oleh tubuh dan lebih pilih yang sudah terbukti memberikan manfaat kesehatan, seperti sayur dan buah-buahan.
- Barang Viral: Hindari membeli barang-barang viral yang hanya untuk mengikuti tren.
Baca juga: 43% Gen Z Alami Money Dysmorphia, Cek Penyebab & Tanda-tandanya!
So, apakah kamu mulai tertarik mengikuti tren ‘No Buy Challenge 2025’? Yuk, gabung Girls Beyond Circle untuk dapatkan info up-to-date lainnya!
Cover: Pexels