
3 Makanan Populer di Indonesia yang Bisa Berbahaya, Salah Satunya Kangkung!
Kamu mungkin enggak nyangka, beberapa makanan yang sering kamu temui di tempat makan atau bahkan sering kamu makan sehari-hari ternyata berbahaya karena bisa menyerap racun dari lingkungan!
Makhluk hidup yang menjadi bioremediator di tempat tercemar bisa jadi bahaya bagi kesehatan apabila kamu konsumsi, lho.
Baca Juga: Jangan Asal Makan! Yuk, Kenalan Sama Nutrition Facts di Bungkus Makanan
Apa Itu Bioremediator?
Bioremediator adalah makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, atau mikroba yang digunakan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar, misalnya dari logam berat, limbah, atau zat kimia berbahaya.
Sebagai solusi alami untuk mengatasi pencemaran, bioremediator bekerja dengan cara menyerap, mengurai, atau menetralkan zat-zat berbahaya melalui proses biologis yang terjadi.
Makhluk hidup yang berfungsi sebagai bioremediator enggak boleh langsung dikonsumsi, karena mereka bisa mengandung zat beracun atau logam berat yang telah diserap dari lingkungan tercemar.
3 Jenis Bioremediator yang Sering Dijadikan Makanan Sehari-hari
Berdasarkan dari berbagai sumber, berikut adalah tiga jenis bioremediator, atau makanan sehari-hari yang bisa saja berbahaya jika dikonsumsi!
1. Kangkung
Kangkung merupakan jenis tanaman yang dapat berfungsi sebagai bioremediator. Artinya, tanaman kangkung dimanfaatkan untuk membersihkan lingkungan dari zat pencemar, terutama pada air.
Kangkung memiliki kemampuan untuk tumbuh subur di air, bahkan dalam kondisi air yang telah tercemar.
Dilansir dari Jurnal Pendidikan Kimia Unkhair, tanaman kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang bisa menyerap berbagai logam berat yang cukup tinggi yang ada pada air yang tercemar seperti limbah. Logam berat tersebut diantaranya adalah timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd), besi (Fe), dan arsenik (As).
Pertumbuhannya yang cepat menjadikan tanaman kangkung bisa memulihkan area yang terkontaminasi. Karena hal inilah, kangkung menjadi sangat berpotensi digunakan sebagai bioremediator, baik dalam skala kecil maupun besar.
Bagaimana Cara Membedakan Kangkung Bioremediator dan Kangkung yang Aman Dikonsumsi?
Tanaman kangkung berisiko tinggi mengandung zat pencemar, terutama logam berat.
Perlu kamu perhatikan, memakan kangkung yang digunakan sebagai bioremediator ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan dan enggak boleh dikonsumsi, karena berisiko mengandung akumulasi logam berat.
- Secara visual, enggak ada ciri khas yang bisa memastikan apakah kangkung itu aman dikonsumsi atau telah menyerap logam berat, tanpa pemeriksaan asal usul atau pengujian laboratorium.
- Oleh karena itu, disarankan untuk membeli kangkung dari sumber yang terpercaya, seperti petani bersertifikat, supermarket, atau pasar organik.
- Jika kamu membeli kangkung di supermarket, umumnya disertai label atau sertifikat yang menunjukkan bahwa tanaman tersebut ditanam menggunakan air bersih.
- Untuk kangkung yang dibeli di pasar tradisional, biasanya berasal dari petani lokal. Kamu bisa bertanya langsung kepada penjual mengenai sumber air yang digunakan untuk menyiram tanaman kangkung tersebut.
- Selalu hindari mengonsumsi kangkung yang tumbuh liar di area yang enggak terpantau kebersihannya. Jika kamu melihat kangkung tumbuh liar di pinggir selokan, rawa, atau sungai perkotaan, enggak boleh kamu konsumsi, karena kemungkinan besar tanaman tersebut telah menyerap berbagai zat-zat berbahaya sebagai bagian dari proses alami bioremediasi.
- Berdasarkan artikel di laman unair, untuk mengurangi kandungan timbal (Pb) pada kangkung harus diperhatikan proses memasaknya. Kamu bisa merebus kangkung sebelum air mendidih dan diamkan selama lima menit terhitung setelah air mendidih supaya enggak mengurangi gizi yang ada pada kangkung.
2. Genjer
Selain kangkung, makanan yang bisa berbahaya selanjutnya adalah genjer.
Tanaman genjer (Limnocharis flava) juga merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kemampuan sebagai bioremediator dan lazim dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Tanaman ini mampu tumbuh di lingkungan perairan yang terkontaminasi zat kimia, seperti air limbah.
Dilansir dari Jurnal yang ada di Neliti mengungkapkan bahwa genjer dapat menyerap dan mengakumulasi berbagai logam berat dan radionuklida.
Kemampuan tersebut menjadikan genjer potensial untuk dimanfaatkan sebagai bioremediator pada perairan tercemar.
Genjer yang digunakan untuk keperluan bioremediasi enggak layak dikonsumsi, karena kemungkinan besar telah mengandung zat berbahaya, termasuk logam berat yang berasal dari air limbah.
Jika genjer tumbuh di perairan tercemar atau dekat sumber buangan limbah, kamu enggak boleh mengonsumsinya demi menjaga kesehatan.
Bagaimana Cara Membedakan Genjer Bioremediator dan Genjer yang Aman Dikonsumsi?
Sayangnya, enggak ada ciri visual yang dapat memastikan apakah genjer tersebut berasal dari lingkungan bersih atau tercemar. Oleh karena itu, langkah paling aman yang bisa kamu lakukan antara lain:
- Menelusuri asal-usul tanaman, khususnya sumber air dan lokasi penanaman
- Mengonfirmasi langsung kepada penjual, terutama saat membeli di pasar tradisional
- Dan, hindari genjer liar yang tumbuh di area seperti selokan, rawa, atau dekat kawasan industri.
3. Kerang
Makanan yang bisa berbahaya dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yang selanjutnya adalah kerang.
Kerang, khususnya dari kelompok bivalvia, seperti kerang hijau, kerang darah, dan tiram, dikenal memiliki peran penting sebagai bioremediator alami di ekosistem perairan.
Sebagai organisme penyaring (filter feeder), kerang menyerap air untuk memperoleh makanan seperti fitoplankton dan detritus. Dalam proses tersebut, mereka juga menyerap logam berat seperti timbal, kadmium, merkuri, serta mikroplastik, dan zat kimia berbahaya.
Populasi kerang dapat membantu menjaga kejernihan air. Karena kemampuannya mengakumulasi zat kimia berbahaya di dalam tubuh, kerang sering dimanfaatkan sebagai bioindikator untuk mengetahui tingkat pencemaran di daerah pesisir atau tambak.
Kerang yang hidup di perairan tercemar enggak aman untuk dikonsumsi, karena dapat mengandung akumulasi logam berat dan racun lainnya.
Mengonsumsi kerang dari perairan limbah bisa menyebabkan keracunan logam berat atau penyakit serius lainnya.
Bagaimana Cara Membedakan Kerang Bioremediator dan Kerang yang Aman Dikonsumsi?
Enggak ada ciri fisik yang dapat dengan pasti menunjukkan apakah kerang berasal dari lingkungan bersih atau tercemar, karena secara visual kerang bisa saja terlihat segar walaupun telah mengandung zat berbahaya.
Namun, ada beberapa cara untuk memastikan keamanan kerang sebelum dikonsumsi:
- Pastikan asal kerang dari perairan bersih dan terpantau. Kerang yang ditangkap atau dibudidayakan di perairan terbuka, jauh dari pabrik, dan bersertifikasi, biasanya aman untuk kamu konsumsi. Namun, bila kerang ditangkap dekat pelabuhan, sungai kota, industri, atau dibudidayakan di perairan yang tercemar bisa membahayakan kesehatan apabila kamu konsumsi.
- Beli dari sumber terpercaya. Jika membeli kerang di supermarket, perhatikan apakah ada label food grade, sertifikasi BPOM, atau SNI. Di pasar tradisional, tanyakan dari mana kerang berasal dan apakah berasal dari tambak atau hasil tangkapan liar.
- Hindari kerang liar dari perairan tercemar
- Jika ragu, hindari konsumsi mentah dan pastikan dimasak hingga matang
Baca Juga: Jangan Asal Makan! Yuk, Kenalan Sama Nutrition Facts di Bungkus Makanan
Jadi, meskipun makanan seperti kangkung, genjer, atau kerang memang enak dan gampang ditemui, kamu tetap perlu waspada terhadap asal-usulnya.
Hati-hati, jangan sampai kamu secara enggak sadar mengonsumsi bioremediator yang mungkin sudah menyerap racun dari lingkungan tercemar. Pastikan beli dari tempat yang jelas dan terpercaya, tanya dulu asal-usulnya kalau belanja di pasar, dan jangan lupa untuk dimasak sampai matang.
—
Mau mendapat informasi penting lainnya seputar kesehatan? Yuk, segera gabung komunitas Girls Beyond Circle!
Hai, teman-teman! kenalin aku Sasil, penulis artikel ini. Let’s connect on Linkedln!
Cover: Pexels
Comments
(0 comments)