
Sedentary Lifestyle adalah: Ciri, Bahaya, dan Tips Mengatasinya
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat perubahan pada gaya hidup seseorang. Jika dahulu untuk mendapatkan sesuatu harus bepergian dari satu tempat ke tempat, sekarang semua bisa dicapai dengan menekan tombol di telepon genggam.
Perubahan tersebut mempengaruhi tindakan beberapa orang dalam beraktivitas dan jadi kurang bergerak atau yang bisa disebut sedentary lifestyle. Oleh karena itu, kamu harus memahami makna, dampak serta cara mengatasinya. Let’s scroll!
Baca juga: Fenomena Healing Pengaruhi Kesehatan Mental Gen Z: Bisa Berdampak Buruk?
Apa itu Sedentary Lifestyle?
Sedentary lifestyle adalah gaya hidup yang tidak sehat, di mana seseorang cenderung malas menggerakkan tubuhnya atau melakukan aktivitas fisik. Secara singkat, sedentary lifestyle ini mengacu pada kebiasaan seseorang yang lebih sering menghabiskan waktu dengan duduk atau berbaring seharian dari 6-8 jam perhari.
Walaupun begitu, beberapa kondisi membuat seseorang harus menghabiskan lebih banyak waktunya di depan laptop. Oleh karena itu, untuk menyeimbangi duduk lama di depan laptop, kamu bisa melakukan aktivitas fisik kesukaan kamu.
Ciri-ciri Sedentary Lifestyle
Kurang Aktivitas Fisik
Sedentary lifestyle adalah seseorang yang pada umumnya tidak terlalu suka aktivitas fisik yang memacu tubuh mereka untuk bergerak, karena lebih suka bersantai di atas kasur maupun sofa hingga berjam-jam. Dilansir dari realsimple.com, untuk mengurangi sedentary lifestyle kamu bisa menghitung jam tidur dikurangi 24 jam. Hasil pengurangan tersebut digunakan untuk aktivitas yang membuat tubuh kamu tetap bergerak.
Duduk Terlalu Lama
Duduk terlalu lama adalah ciri-ciri sedentary lifestyle. Umumnya terjadi karena sudah nyaman duduk di suatu tempat berlama-lama seperti duduk di kasur sambil membaca, menulis, dan menonton televisi.
Mengandalkan Transportasi
Ciri-ciri sedentary lifestyle adalah kebiasaan menggunakan transportasi, di mana seseorang lebih memilih menggunakan kendaraan untuk menempuh suatu tempat yang jaraknya dekat daripada harus berjalan kaki.
Gaya hidup yang kurang aktif atau sedentary lifestyle adalah salah satu pemicu munculnya berbagai masalah kesehatan, sehingga kamu harus memperhatikan kesehatan tubuh dengan rajin bergerak dan pahami bahayanya berikut ini!
Baca juga: Vertigo Kambuh? Jangan Panik, Gini Penanganan Pertamanya!
Bahaya Sedentary Lifestyle
Hilangnya Kekuatan Otot dan Tulang
Salah satu bahaya yang cepat terlihat pada sedentary lifestyle adalah berkurangnya kekuatan otot dan tulang. Jika dibiarkan, sedentary lifestyle bisa melemahkan aktivitas sehari-hari seseorang dan menurunkan produktivitas.
Sirkulasi Darah Berkurang
Sedentary lifestyle juga bisa menyebabkan pembuluh darah di kaki kaku dan menyempit, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Aliran darah dari jantung dan kaki berkurang, sehingga memungkinkan resiko pembekuan darah dan varises.
Risiko Diabetes
Sedentary lifestyle berdampak pada risiko diabetes di mana bisa memperlambat enzim lipoprotein lipase, yang bertugas menghancurkan lemak di tubuh. Jika enzim tersebut kurang aktif, kadar gula darah di dalam tubuh dapat meningkat dan menyebabkan obesitas. Dilansir dari eurekalert.org, lebih dari 80.000 orang menghabiskan waktu menonton televisi bisa berisiko diabetes hingga 3,4 persen.
Risiko Penyakit Jantung
Sedentary lifestyle ini membuat otot jadi malas bergerak dan tidak bisa membakar lemak tubuh dengan baik, sehingga bisa meningkatkan asam lemak dan memicu jantung koroner. Dihimpun dari Medicine & Science in Sports & Exercise, kamu bisa mengalami penyakit jantung jika lebih banyak menghabiskan waktu duduk di kursi tanpa ada aktivitas lain maupun saat menonton televisi.
Meningkatnya Risiko Obesitas
Sedentary lifestyle bisa meningkatkan risiko obesitas atau kelebihan berat badan. Ini dikarenakan tubuh yang jarang bergerak tidak bisa mengolah makanan dengan sempurna, sehingga lemak bertumpuk dan menyebabkan obesitas.
Tubuh Jadi Mudah Lelah
Gaya hidup sedentary dapat membuat tubuhmu jadi mudah lelah karena sedikit sinyal yang memungkinkan pemecahan gula dan lemak untuk produksi energi. Duduk terlalu lama juga bisa menghambat aliran darah yang dikirim ke otak, sehingga membatasi kapasitas energi dan menyulitkan kamu bergerak.
Baca juga: Cozy Cardio bagi yang Malas Olahraga, Efektifkah untuk Kebugaran Tubuh?
Tips Atasi Sedentary Lifestyle
Mencari Hobi Baru
Hobi memiliki manfaat selain untuk meningkatkan kreativitas juga bisa mengurangi rasa lelah setelah seharian beraktifitas. Hobi positif bisa bermanfaat untuk tubuh, termasuk mencegah sedentary lifestyle. Langkah kecil yang bisa kamu mulai adalah mengikuti kelas atau workshop yang bisa membantu tubuh dan otak kamu aktif bergerak.
Rajin Olahraga
Tak harus melakukan olahraga berat, kebiasaan sedentary lifestyle bisa dikurangi dengan olahraga rutin dari rumah seperti berjalan kaki, mengelilingi taman atau naik turun tangga. Jika memungkinkan, kamu bisa menghubungi coach untuk jadwal olahraga rutin setidaknya minimal 150 menit per minggu.
Membuat Daftar Rutinitas Harian di Rumah
Tips mengatasi sedentary lifestyle selanjutnya adalah membuat daftar rutinitas harian. Seperti jadwal mencuci baju, mencuci piring, menyapu, hingga menata tanaman. Aktivitas di rumah ini juga berdampak baik untuk kesehatan karena membuat kamu terbiasa untuk bergerak plus bisa menyelesaikan pekerjaan rumah lebih disiplin.
Membatasi Waktu di Depan Layar
Terlalu lama di depan layar akan membuat tubuh jadi malas bergerak dan cepat lelah. Saat di bekerja di kantor, kamu bisa memanfaatkan waktu istirahat dengan melakukan peregangan badan. Sedangkan saat di rumah, kamu bisa menghindari kebiasaan bermain ponsel sebelum tidur.
Baca juga: Support System Adalah: Rahasia Jaga Kesehatan Mental, Ternyata Ini Manfaatnya!
Nah, itu dia pengertian sedentary lifestyle yang perlu kamu pahami supaya tidak menjadi kebiasaan. Cari tahu pembahasan kesehatan lainnya dengan bergabung komunitas Girls Beyond Circle!
Baca juga: 10 Cafe di Sentul Bogor dengan View Bagus, Bisa Sekalian Healing!
Hai, teman-teman! kenalin aku Lynisa Hidayah, penulis artikel ini. Let’s connect on Linkedln!
Sumber foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Comments
(0 comments)
You need login/sign up to post comment
Login / Sign UpYuk, Jadi yang Pertama Berkomentar!
Bagikan pendapatmu!