gagal menampilkan data

Article

Sama-sama Gangguan Makan, Ini Perbedaan Anoreksia dan Bulimia

Written by Aurelia Lois

Gangguan makan merupakan kondisi psikologis yang mengubah cara seseorang berhubungan dengan makanan dan tubuh mereka. 

Perubahan ini dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang dan berdampak pada kesehatan mental, fisik, serta sosial mereka.

Terdapat berbagai jenis gangguan makan, namun anoreksia dan bulimia adalah dua di antara gangguan yang paling umum.

Menurut National Eating Disorders Association, gangguan makan merupakan masalah serius dan mengancam jiwa yang mempengaruhi sekitar tujuh puluh juta orang di seluruh dunia. 

Simak lebih lanjut tentang anoreksia dan bulimia berikut ini. 

Baca juga: 4 Cara Menghitung Berat Badan Ideal, Bisa Coba di Kalkulator

Gangguan Makan Anoreksia

Sumber foto: thebridgemarbella.com

Penyebab gangguan makan belum diketahui secara pasti, namun faktor seperti harga diri dan citra tubuh yang buruk, serta tekanan sosial dan teman sebaya, dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini. 

Faktor-faktor ini dapat dialami baik pria maupun wanita, meskipun wanita lebih sering mengalami anoreksia dan bulimia.

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan serius yang ditandai dengan citra tubuh yang terdistorsi dan ketakutan yang intens terhadap kenaikan berat badan. 

Individu dengan anoreksia sering melakukan pembatasan makan yang ekstrem, menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan komplikasi kesehatan. 

Mereka mungkin melihat diri mereka memiliki kelebihan berat badan meskipun berat badan mereka rendah dan memiliki hubungan yang tidak baik dengan makanan.

Namun, tidak semua penderita anoreksia memiliki berat badan rendah. 

Jika tidak diobati, tantangan kesehatan mental ini dapat menyebabkan konsekuensi fisik, emosional, dan psikologis yang parah.

Gangguan Makan Bulimia

Sumber foto:banburylodge.com

Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode berulang dari makan berlebihan (mengonsumsi makanan dalam jumlah besar) diikuti oleh perilaku kompensasi, yang dikenal sebagai purging. 

Siklus makan berlebihan dan usaha untuk “membersihkan” atau menghilangkan kalori ini merusak kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, dan harga diri.

Seseorang dengan bulimia mengalami episode makan berlebihan secara berulang. 

Makan berlebihan adalah pola perilaku di mana seseorang makan dalam jumlah yang jauh lebih banyak dalam dua jam daripada orang rata-rata dalam situasi yang sama dan dalam periode waktu yang sama.

Makan berlebihan ini ditandai dengan hilangnya kontrol atas seberapa banyak atau apa yang dimakan. 

Makan saat tidak merasa lapar secara fisik, makan hingga melebihi rasa kenyang, atau merasakan rasa bersalah atau malu setelah episode juga merupakan bagian dari diagnosis.

Baca juga: 7 Jenis Terapi Psikologis dan Rekomendasi Tempatnya di Jabodetabek

Tanda-Tanda Perilaku Anoreksia

Sumber foto: apexmedicalcenter.com

Selain gejala fisik anoreksia, gangguan ini ditandai oleh berbagai perilaku yang mencerminkan hubungan individu yang terdistorsi dengan makanan, citra tubuh, dan harga diri. Perilaku-perilaku ini sering kali didorong oleh ketakutan yang intens terhadap kenaikan berat badan dan keinginan untuk mengendalikannya.

Untuk mencegah kenaikan berat badan, individu dengan anoreksia menunjukkan perilaku di antaranya:

  • Penghitungan kalori yang obsesif dan pembatasan asupan kalori.
  • Menghindari jenis makanan tertentu.
  • Rutinitas olahraga yang berlebihan.
  • Menimbang badan secara sering.
  • Preokupasi dengan berat badan dan bentuk tubuh.
  • Menghindari situasi sosial yang melibatkan makanan.
  • Memakai pakaian longgar untuk menyembunyikan penurunan berat badan.

Tanda-Tanda Perilaku Bulimia

Sumber foto: Medical News Today

Bulimia nervosa ditandai dengan berbagai perilaku yang berpusat pada siklus binge-purge, yang sering kali didorong oleh perasaan bersalah, malu, dan citra tubuh yang terdistorsi. Perilaku-perilaku ini berusaha mendapatkan kendali atas asupan makanan dan berat badan.

Orang dengan bulimia biasanya menunjukkan perilaku berikut:

  • Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat (binge eating).
  • Muntah yang disengaja.
  • Penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, dan enema.
  • Regimen olahraga yang intens.
  • Berpuasa atau diet ketat.
  • Menyembunyikan kebiasaan makan.

Baca juga: Cara Diet Sehat ala Sabrina Carpenter, Gak Nyiksa dan Masih Bisa Cheating!

Perbedaan Utama Antara Anoreksia dan Bulimia

Sumber foto: promises.com

Meskipun memiliki kesamaan, anoreksia, dan bulimia adalah gangguan makan yang berbeda dengan karakteristik dan perilaku yang berbeda pula. 

Perbedaan utama antara anoreksia nervosa dan bulimia nervosa terletak pada cara perilaku makan dan pola makan yang berbeda yang biasanya terlihat pada setiap gangguan tersebut.

Perbedaan utama lainnya pada dua gangguan makan ini adalah sebagai berikut:

  • Anoreksia melibatkan pembatasan makanan yang ekstrem, sedangkan bulimia mencakup episode makan berlebihan dan perilaku kompensasi.
  • Anoreksia sering kali ditandai dengan aturan diet yang sangat ketat, sedangkan bulimia melibatkan siklus makan berlebihan dan purging.
  • Orang dengan anoreksia cenderung memiliki berat badan yang sangat rendah, sedangkan mereka yang menderita bulimia biasanya memiliki berat badan yang relatif normal.

Baca juga: Cara Membedakan Macam Gula dalam Kemasan Makanan, Jangan Sampai Berlebihan!

Diagnosa Gangguan Makan

Sumber foto: kahmcenter.com

Penting untuk memahami perbedaan antara anoreksia dan bulimia agar bisa memberikan pendekatan pengobatan yang tepat.

Gangguan makan dapat didiagnosis melalui beberapa langkah, yang membantu mengeliminasi kemungkinan kondisi lain dan mengidentifikasi komplikasi terkait. 

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) mencantumkan kriteria untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental, termasuk anoreksia dan bulimia.

  • Langkah pertama: pemeriksaan fisik

Seorang profesional medis akan menimbang untuk menentukan indeks massa tubuh (BMI), meskipun BMI tidak selalu digunakan sebagai alat diagnostik untuk gangguan makan. 

  • Langkah kedua: Dokter melihat riwayat medis

Dokter juga akan melihat riwayat medis pasien untuk menilai apakah berat badan pernah berubah. 

  • Langkah ketiga: Pertanyaan seputar kebiasaan pasien

Ada juga pertanyaan tentang perilaku makan, citra tubuh, dan kebiasaan berolahraga, serta kuesioner kesehatan mental.

  • Langkah keempat: Tes laboratorium

Dokter juga mungkin melakukan tes laboratorium untuk menyingkirkan penyebab lain dari penurunan berat badan. 

  • Langkah kelima: Merujuk ke spesialis

Jika tes tidak mengungkapkan penyebab lain, kemungkinan akan dirujuk ke spesialis gangguan makan.

Itulah penjelasan seputar anoreksia dan bulimia yang dapat kamu ketahui.

Informasi menarik lainnya dapat kamu temukan di komunitas Girls Beyond Circle

Baca juga: Body Type Diet: Solusi Menurunkan Berat Badan dengan Hasil Maksimal?

Sumber foto: addictioncenter.com

Comments

(0 comments)

Sister Sites Spotlight

Explore Girls Beyond